27.1 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Investor Jual 25.000 Bitcoin, Pasar Kripto Terkoreksi

JAKARTA, duniafintech.com – Pasar kripto mayoritas berada di wilayah negatif atau zona merah usai investor dari Grayscale’s Bitcoin Trust (GBTC) jual Bitcoin sekitar 25.000 BTC.

Mengacu pada data dari CoinMarketCap pada Kamis (18/1/2024) pukul 07.05 WIB yang dikutip via CNBCIndonesia.com, pasar kripto didominasi di zona merah. 

Diketahui, usai investor jual Bitcoin, BTC pun turun 0,95% ke US$42.743,09 dan secara mingguan mengalami ambles 8,19%.

Di sisi lain, Ethereum juga berada di zona negatif 2,23% dalam 24 jam terakhir meskipun dalam sepekan mengalami depresiasi 2,03%.

Baca juga: Waktu yang Tepat Beli Bitcoin, Simak Bocoran dari Robert Kiyosaki

Investor Jual 25.000 Bitcoin!

Adapun BNB mengalami pelemahan 1,95% secara harian meskipun secara mingguan menguat 1,36% usai investor jual Bitcoin dalam jumlah besar.

Usai investor jual Bitcoin, Cardano pun ikut tergelincir 1,59% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan anjlok 6,65%.

Diketahui, CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital naik 1,38% ke angka 1.836,17. Open interest terdepresiasi 0,61% di angka US$39,22 miliar.

Pasar di Fase Optimis

Sementara itu, fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 63 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase greed/optimis dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Melangsir coindesk.com, dalam tiga hari perdagangan penuh pada penutupan hari Selasa, arus masuk bersih ke dana yang diperdagangkan di bursa spot bitcoin (ETF bitcoin spot) yang baru disetujui oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) tampaknya berjumlah sekitar 21.000 bitcoin (BTC), atau US$894 juta (setara dengan Rp13,94 triliun dengan asumsi kurs US$1 = Rp15.600) pada harga saat ini di sekitar US$42.600.

Baca juga: Harga Bitcoin Hari Ini Terpuruk di Zona Merah, Simak Harga Kripto Lainnya

Dari uang baru tersebut, iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock memimpin dengan menambahkan 16.362 bitcoin, diikuti oleh Wise Origin Bitcoin Fund (FBTC) milik Fidelity dengan 12.112 bitcoin. Keluarnya cukup besar dari GBTC, yang telah kehilangan sekitar 25.000 bitcoin, menurunkan arus masuk industri secara keseluruhan.

Untuk diketahui, pada 16 Januari 2024, GBTC mentransfer 8.730 bitcoin ke Coinbase Prime, menurut data dari platform analitik blockchain Arkham Intelligence.

Tingginya Biaya Manajemen

Keluarnya dana dari GBTC terjadi akibat tingginya biaya manajemen yakni sebesar 1,5%. Angka ini terpaut cukup jauh sekitar 100 basis poin (bps) jika dibandingkan dengan kompetitornya.

Di samping itu, konversinya ke ETF berarti dana tersebut tidak lagi diperdagangkan dengan diskon terhadap nilai aset bersih (NAV).

Kedua hal itu yang menjadi pendorong pemegang GBTC menjual apa yang dimilikinya. Meski demikian, aliran dana baru yang masuk ke dalam ETF menutupi hal tersebut, sehingga menghasilkan arus masuk bersih ke dalam ETF secara keseluruhan.

Dengan kondisi yang ada saat ini, ETF bitcoin spot dinilai cukup sukses sebagai produk baru oleh dunia. Volume perdagangan ETF bitcoin spot tercatat sebesar lebih dari US$10 miliar untuk dana baru tersebut dalam empat hari pertama. 

Sementara itu, di sepanjang 2023, terdapat 500 peluncuran ETF dan jika digabungkan, volumenya hanya mencapai US$450 juta sepanjang tahun.

Baca juga: Volume Perdagangan ETF Bitcoin Spot pada Hari Pertama Mencapai Rp 71,5 Triliun 

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU