26.7 C
Jakarta
Selasa, 10 Desember, 2024

Hasil Survei, Investor Muda Lebih Paham Kripto Ketimbang Saham

JAKARTA, duniafintech.com – Investor Muda dianggap lebih paham kripto ketimbang saham. Kripto masih lebih menarik dibanding aset investasi saham atau obligasi bagi investor ritel. 

Sebuah survei oleh World Economic Forum (WEF) menunjukkan bahwa investor ritel menganggap pasar saham dan obligasi yang lebih misterius daripada pasar yang “liar” kripto.

Melansir CNBC Indonesia, survei oleh WEF ini menunjukkan 29 persen investor mengatakan mereka tidak memahami pasar kripto. Tapi, jumlah ini lebih sedikit ketimbang investor yang tidak memahami saham atau obligasi, yakni 40 persen. 

Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa 70 persen investor ritel berusia di bawah 45 tahun. 

“Dengan adopsi global dan volume perdagangan kripto yang meningkat secara substansial selama beberapa tahun terakhir, ada banyak desas-desus tentang hal itu, yang kemungkinan mempengaruhi kesadaran produk investor,” kata Meagan Andrews, pemimpin investasi di WEF.

“Kurangnya cakupan produk yang lebih tradisional, seperti saham dan obligasi, mungkin juga memiliki efek sebaliknya pada kesadaran,” tambah dia. 

Baca juga: Airdrop Crypto Adalah: Pengertian dan Cara Mendapatkannya

Berdasarkan usia, investor Kripto didominasi oleh investor muda atau milenial. Menurut survei GOBankingRates, 36 persen menunjukkan bahwa orang usia 18-24 tahun merupakan investor kripto. Sementara usia 25-34 tahun sebesar 40 persennya sudah investasi di kripto dalam dua tahun terakhir.

Nilai pasar kripto menggelembung hingga US$ 3 triliun tahun lalu, menurut platform data CoinMarketCap.com. Namun, saat ini telah kehilangan hampir dua pertiga nilainya di tengah melonjaknya inflasi dan pengetatan kondisi keuangan.

Baca juga: Mudah Banget, Inilah Cara Deposit Indodax Lewat Indomaret

Puncak pasar kripto tetap sangat kecil dibandingkan dengan pasar ekuitas global mencapai US$ 124,4 triliun dan pasar obligasi US$ 126,9 triliun pada 2021, menurut Asosiasi Industri Sekuritas dan Pasar Keuangan.

Survei tersebut dilakukan saat investor ritel menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan saat mereka bersatu di forum media sosial untuk mendorong aksi unjuk rasa GameStop dan menekan dana lindung nilai bearish.

Sebuah jajak pendapat oleh Gallup yang diterbitkan pada Mei menunjukkan 58% masyarakat Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka memiliki saham.

Survei WEF terhadap lebih dari 9.000 individu di sembilan negara juga mengungkapkan bahwa mayoritas invetor ingin membangun kekayaan jangka panjang.

Namun, sekitar 40 persen dari mereka yang disurvei tidak berinvestasi dan mengatakan mereka melakukannya karena mereka tidak tahu cara berinvestasi atau merasa investasi terlalu membingungkan.

Baca juga: Minimal Deposit Indodax Berapa? Ternyata Bisa Mulai dari Rp 10 Ribu, Begini Caranya

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU