DuniaFintech.com – Sektor keuangan menjadi hal yang cukup menggiurkan bagi sebagian orang. Berbagai kisah sukses di dunia keuangan dan perdagangan (trading) kerap diperlihatkan di beberapa medium, mulai dari produk jurnalistik hingga film.
Sebagian orang tergiur terhadap trading, dan beberapa lainnya terobsesi menjadi pialang saham lantaran kerap mempertontonkan berbagai kisah sukses. Salah satunya film fenomenal ‘The Wolf of Wall Street’. Diperankan oleh Leonardo Di Caprio, film tersebut diadaptasi dari buku dengan judul yang sama oleh Jordan Belfort.
Film The Wolf of Wall Street sendiri mengisahkan tentang turun naik kehidupan Belfort sebagai seorang pialang saham di distrik keuangan ternama, yakni Wall Street. Kurang lebih, film ini bercerita tentang kesalahan dirinya yang melakukan penipuan hingga akhirnya termotivasi dari apa yang telah dilaluinya.
Film The Wolf of Wall Street bisa dijadikan sebagai medium untuk mengenali berbagai seluk beluk pasar perdagangan saham (stock market). Terdapat berbagai dialog yang memuat berbagai istilah yang ada dalam kegiatan perdagangan pasar saham. Apa saja itu? simak berikut ini.
Baca juga:
- Amazon Rekrut Ratusan Ribu Karyawan di Tengah Pandemi
- Upaya Optimalkan Kinerja Perusahaan, Startup Ini Rombak Jajaran Direksi
- Dana Talangan Untuk Lembaga Pendidikan Temukan Disini
Istilah di Film The Wolf of Wall Street
Penny Stocks
Istilah ini memiliki beberapa nama lain di Amerika Serikat, yakni pink sheet stocks dan juga over-the-counter stocks dikarenakan pembelian dan transaksi perdagangan saham terjadi langsung antara pembeli dan broker saham tanpa adanya profil lengkap saham yang hendak diinvestasikan.
Sementara, di Indonesia istilah penny stocks bisa disebut juga ‘saham gorengan’. Deskripsi umum tentang penny stocks sendiri yakni daftar saham perusahaan yang tidak terdata dalam bursa resmi, seperti Bursa Efek Indonesia atau NYSE.
Selain itu, dikarenakan statusnya yang tidak terdaftar dalam bursa resmi membuat volume transaksi dan nilainya menjadi fluktuatif atau tidak menentu. Deskripsi umum lainnya meliputi nilai saham yang hanya bernilai USD 5 per lembarnya.
Blue Chip
Istilah ini merupakan kebalikan dari penny stocks. Blue Chip sendiri merupakan sebuah golongan dalam pasar saham. Saham berada di belakang perusahaan terkemuka.
Saham blue chip menawarkan catatan pembayaran dividen yang signifikan dan memiliki reputasi manajemen fiskal yang baik. Istilah tersebut diperkirakan berasal dari arena perjudian kasino. Chip koin berwarna biru disebut memiliki nilai tertinggi.
DuniaFintech/Fauzan