JAKARTA, duniafintech.com โ Untuk menjawab tantangan bisnis pada tahun depan atau 2022, Bank Negara Indonesia (BNI) mengaku siap untuk ekspansi kredit. Hal itu setelah pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 hingga 5,2%, sejalan dengan berlanjutnya reformasi struktural, deregulasi, dan debirokratisasi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, beberapa waktu lalu menyatakan bahwa tahun 2022 menjadi momentum yang tepat untuk kembali menorehkan kinerja ekonomi terbaik pasca-pandemi.
โDengan penanganan yang komprehensif seperti yang diarahkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, kami optimistis pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh di atas 5% atau sesuai APBN 5,2%,โ katanya pada acara Market Outlook 2022.
Seiring dengan target itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) pun optimistis bahwa kinerja fungsi intermediasi pada tahun depan bakal lebih agresif.
Target itu ditopang suku bunga kredit serta transformasi digital perseroan yang semakin meningkatkan dana murah untuk percetakan laba lebih baik.
โBNI telah siap untuk menjawab tantangan bisnis di tahun 2022. Kami yakin, 2022 akan menjadi tahun yang lebih baik karena masyarakat telah berangsur-angsur beradaptasi dengan kondisi new normal,โ ucap Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini, seperti dikutip dari Detikcom, Senin (13/12).
Disampaikannya, kinerja bisnis BNI pada tahun 2021 cukup memuaskan sebab hingga Q3-2021, laba bersih perusahaan tumbuh 96,7 persen secara year on year. Ia menerangkan, pencapaian ini didukung oleh percetakan fee based income dan interest margin yang masing-masing terdongkrak naik sebesar 17,7% dan 16,8% YoY.
Lebih jauh diungkapkannya, sebagai persiapan ekspansi, perseroan saat ini mengantongi modal yang sangat cukup untuk menjaga akselerasi pengembangan bisnis tahun depan. Apalagi, BNI sudah melakukan penerbitan surat utang yang memperkuat modal inti tier 2 dan modal inti tier 1 sehingga mendorong CAR ke posisi 19,9%.
Adapu percetakan laba tahun ini pun bakal memperkuat modal inti BNI secara organik. Sementara itu, kualitas kredit pun menunjukkan pola perbaikan yang signifikan sehingga membuat persepsi risiko BNI lebih baik untuk melanjutkan ekspansi fungsi intermediasi. Untuk diketahui, NPL BNI pada kuartal ketiga ini telah berada di posisi 3,8% dari periode yang sama pada tahun lalu 4,3%.
Perseroan pun, lanjutnya, sanggup untuk meningkatkan daya saing suku bunga kredit berkat penghimpunan dana murah yang agresif pada tahun ini sehingga cost of fund terpangkas sampai 1,6%.
โHal-hal ini untuk dapat membantu ekspansi kredit kami ke depan. Kami juga secara aktif melakukan transformasi layanan dan memperkuat layanan pelayanan. Kami juga telah meresmikan BNI sekuritas di Singapura mengoptimalkan segmen korporasi dan Xpora untuk mendukung debitur segmen UMKM Go Global,โ urainya.
Perkuat Transformasi Digital
Sepanjang pandemi, ulas Novita, BNI memperkuat transformasi digital guna meningkatkan kapabilitas transactional banking, termasuk berkolaborasi dengan fintech dan e-commerce. Realisasi dari penguatan ini adalah melalui digitalisasi platform bisnis perusahaan, pengembangan produk-produk digital, dan memperkuat ekosistem digital dengan API Open Banking.
โSaat ini, BNI adalah bank yang unggul dalam pengembangan API Open Banking dengan 283 jenis layanan dan sudah digunakan oleh 4.000 clients,โ ungkapnya.
Sampai September 2021, BNI diketahui punya 2.263 outlet dalam negeri, yang tersebar di 34 provinsi dan 420 kabupaten/kota, serta 8 outlet luar negeri yang tersebar di berbagai negara. Bukan itu saja, BNI pun memiliki 23 Commercial Business Center (SBK), 27 SME Business Center (SBE), serta 12 Consumer Loan Center (SKK). Di samping itu, salah satu member Himbara ini pun punya jaringan Agen46 (Branchless Banking) di 149.041 lokasi.
BNI, kata dia lagi, sekarang memiliki 16.392 ATM yang tersebar di 34 provinsi dan 521 kabupaten/kota, termasuk 6 ATM di luar negeri, dengan rincian 4 ATM di Hong Kong dan 2 ATM di Singapura. Jaringan ATM ini pun dapat melayani transaksi kartu debit berlogo GPN, Link, ATM Bersama, dan Prima.
Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra