27.3 C
Jakarta
Kamis, 2 Mei, 2024

Jelang Idul Fitri, IKAPPI Ingatkan Pemerintah Terkait Lonjakan Harga Pangan

JAKARTA, duniafintech.com – Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) mengingatkan akan ada tahapan kenaikan permintaan yang berimbas pada lonjakan harga bahan pokok dalam waktu dekat menjelang hari raya Idul Fitri.

Wasekjen Bidang Pembinaan & Pendidikan Pedagang Pasar DPP IKAPPI Choirul Furqon menjelaskan bahwa kita bersyukur fase pertama Ramadan telah terlewati, sebab fase pertama tersebut lonjakan pangan cenderung tak terkendali.

“Kita harus bersyukur bahwa kemarin kita telah melewati fase pertama bulan Ramadhan. Dalam fase ini terlihat jelas bahwa kenaikan harga pangan pokok sangat terlihat dan hampir tidak terkendali,” katanya dalam keterangannya, Kamis (14/4).

Dia menjelaskan bahwa saat ini kita sedang menjalani fase kedua sampai tiga hari menjelang Idul Fitri. Menurutnya, pada waktu transisi fase pertama dan kedua, terjadi penurunan permintaan di waktu pertengahan Ramadan. 

Namun, harga pangan akan mengalami lonjakan tinggi di penghujung Ramadan menuju Hari Raya Idul Fitri. Oleh sebab itu, pemerintah dinilai perlu mengantisipasi lonjakan permintaan.

Sebab, jangan dilupakan bahwa menjelang Idul Fitri masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan bahwa pedagang dan masyarakat mempersiapkan beragam macam hidangan yang membuat permintaan melonjak tinggi.

“Kita harus sadar bahwa saat ini sedang memasuki fase dingin harga komoditas pangan. Namun menjelang Idul Fitri masyarakat memiliki kecenderungan, pedagang dan masyarakat, mempersiapkan beragam macam hidangan, hal ini menjadikan munculnya permintaan yang tinggi dan lonjakan harga akan terjadi,” ucapnya.

Alumni Universitas Brawijaya ini juga mengingatkan bahwa fluktuasi harga ini wajar, namun harus tetap diwaspadai. Fluktuasi harga ini karena berkaitan dengan proses supply and demand. 

Namun pemerintah menurutnya juga harus sadar, fase setiap tahun ini harus selalu diwaspadai. Maka pemerintah harus mempersiapkan ketersediaan bahan pangan yang saat ini stoknya minim. 

“Jangan sampai nanti terlupakan dan menjadikan adanya kelangkaan barang, itu akan membuat harga terbang,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Furqon juga memberikan sorotan terhadap data pangan di Indonesia. Saat ini data pangan nasional dapat dikatakan masih semrawut atau tidak satu pintu. Padahal, ketahanan pangan ini adalah isu prioritas nasional, apabila data masih belum terpusat tentu akan kesusahan untuk pengambilan kebijakan.

DPP IKAPPI berharap data tidak tumpang tindih dan terpusat kepada satu lembaga. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi overlapping data antar lembaga, jika ini dapat dilakukan tentu akan sangat mempermudah kinerja pemerintah.

Dia pun berharap agar Badan Pangan Nasional (BPN) menjadi satu-satunya lembaga yang menghimpun data ketersediaan pangan nasional.

“Kami berharap Badan Pangan Nasional (BPN) sebagai lembaga baru yang berkoordinasi dengan Presiden secara langsung menjadi sebuah badan rujukan data ketersediaan pangan nasional. Apabila ini terjadi tentu pemerintah sebagai decision maker akan lebih mudah dalam merumuskan kebijakan,” pungkasnya.

Penulis: Nanda Aria

Admin: Panji A Syuhada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE