29.4 C
Jakarta
Senin, 29 April, 2024

Wajib Tahu! Ternyata Inilah 8 Jenis Pekerjaan yang Anti AI

JAKARTA, duniafintech.com – Jenis pekerjaan yang anti AI (Artificial Intelligence) penting diketahui di tengah gegap gempitanya perkembangan teknologi AI.

Kecerdasan buatan (AI) mengalami perkembangan pesat dan telah mengubah banyak aspek bisnis dan industri. Meskipun begitu, masih ada sejumlah pekerjaan yang sulit digantikan oleh teknologi. Pekerjaan-pekerjaan ini tetap membutuhkan kehadiran manusia, kemampuan kecerdasan emosional, dan daya kreasi manusia.

AI, yang merujuk pada program komputer yang dirancang untuk meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan, logika, dan karakteristik kecerdasan lainnya, pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan komputer Professor John McCarthy pada tahun 1956.

Meskipun aplikasi AI seperti mesin pencari dan asisten virtual seperti Siri, Google Assistant, dan Cortana sudah umum digunakan, kecerdasan buatan juga telah mencapai prestasi mengesankan dalam pengembangan kendaraan otonom (self-drive), memungkinkan kendaraan untuk beroperasi tanpa campur tangan manusia. Selain itu, potensi besar AI untuk memajukan berbagai bidang lainnya juga terus dijelajahi.

Baca juga: Apa Itu Artificial Intelligence? Kenali Manfaat hingga Contoh Penerapannya

Jenis Pekerjaan yang Anti AI

Belakangan ini, masyarakat semakin merasa cemas dengan kemajuan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang terus berkembang. Kekhawatiran ini muncul karena potensi AI yang dianggap dapat menggantikan pekerjaan manusia di masa mendatang. 

Namun, patut diingat bahwa masih ada beberapa jenis pekerjaan yang disebut-sebut ‘kebal’ terhadap pengaruh AI, di mana pekerjaan-pekerjaan ini dianggap sangat sulit dan hampir tidak mungkin diotomatisasi.

1. Jenis Pekerjaan yang Anti AI: Pedagang Terampil

Meskipun teknologi AI generatif menunjukkan kemajuan yang mengesankan, tetapi kemampuannya belum dapat meniru keterampilan khas manusia seperti tukang ledeng atau tukang listrik. Pekerjaan ini mengharuskan adanya pengetahuan mendalam, keahlian praktis, dan kemampuan pemecahan masalah, yang saat ini masih di luar jangkauan AI.

2. Jenis Pekerjaan yang Anti AI: Konstruksi

Walaupun beberapa pekerjaan terkait dengan perancangan dan rekayasa bangunan mungkin akan didukung oleh perangkat lunak AI, industri konstruksi masih sangat bergantung pada kehadiran pekerja manusia, terutama dalam tugas-tugas seperti memaku dan memasang batu bata.

Meskipun tren konstruksi modular semakin berkembang, di mana komponen-komponen dibuat di pabrik dengan teknologi seperti printer 3D dan peralatan lainnya, laporan McKinsey memperkirakan bahwa hanya sekitar 15-20% dari konstruksi baru pada tahun 2030 yang akan bersifat modular.

“Meskipun beberapa aktivitas akan beralih ke proses modular di pabrik, kemungkinannya kecil bahwa sebuah perusahaan akan menggantikan seorang tukang kayu dengan robot terbaru untuk melaksanakan semua tugas tukang kayu tersebut. Sebaliknya, mesin akan mengambil alih tugas-tugas tertentu dalam suatu pekerjaan. Ini berarti pekerja harus belajar untuk bekerja bersama mesin atau mengadopsi peran hibrida,” tambah laporan tersebut.

3. Jenis Pekerjaan yang Anti AI: Persiapan dan Penyajian Makanan

Menurut laporan Goldman Sachs, setidaknya separuh dari tugas-tugas yang terkait dengan memasak dan menyajikan makanan sulit untuk digantikan oleh AI atau robot. Ini menjadi perbandingan dengan sektor hukum, di mana laporan tersebut mencatat bahwa 40% dari pekerjaan dapat sepenuhnya digantikan oleh AI dan 60% setidaknya dapat ditingkatkan dengan bantuan mesin.

Meskipun demikian, ini tidak berarti bahwa otomatisasi tidak dapat sukses dalam industri makanan. Beberapa jaringan restoran cepat saji, seperti White Castle, sudah menggunakan robot di beberapa lokasi untuk membalik burger dan memasak kentang goreng.

4. Jenis Pekerjaan yang Anti AI: Psikologi dan Konseling

Walaupun saat ini terdapat banyak aplikasi AI yang ditujukan untuk bidang konseling dan kesehatan mental, bahkan dengan perkiraan bahwa chatbot AI percakapan akan memiliki pasar senilai US$1,25 miliar pada tahun 2025, aplikasi chatbot AI ini tidak dapat menggantikan peran terapis manusia. 

Mereka dirancang untuk memberikan bantuan dasar dalam konseling kesehatan mental dan dapat memandu pengguna melalui latihan seperti terapi perilaku kognitif, namun tidak untuk menggantikan peran terapis manusia.

Pekerjaan di sektor perawatan kesehatan yang melibatkan interaksi manusia secara langsung, seperti perawat dan dokter, kemungkinan besar tetap memerlukan kehadiran manusia dan tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh AI.

5. Guru Sekolah Dasar

Pendidikan saat ini telah melibatkan teknologi dengan inovasi menarik seperti pembelajaran online dan aplikasi bimbingan belajar yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI), yang dapat menyesuaikan pembelajaran untuk setiap siswa.

Namun, terdapat keterbatasan dalam hal apa yang dapat dicapai oleh AI di dalam kelas, terutama dalam konteks mengajar anak-anak. Ahli pendidikan menyoroti kebutuhan kuat akan interaksi antar manusia di tingkat prasekolah dan sekolah dasar yang masih sulit digantikan oleh AI.

6. Atlet dan Pelatih Profesional

Kehebatan fisik dan mental atlet profesional saat ini masih menjadi kemampuan yang sulit ditiru oleh mesin. Meskipun begitu, atlet dan pelatih telah mendapatkan manfaat dari perkembangan AI.

Ada aplikasi yang dapat melacak pergerakan akurat setiap pemain, memberikan rekomendasi untuk meningkatkan performa, dan mengurangi risiko cedera. Ke depan, pelatih akan semakin memanfaatkan AI untuk mengidentifikasi rekrutan potensial, menganalisis strategi pertahanan lawan, dan menyusun rekomendasi pelatihan yang disesuaikan untuk masing-masing pemain. Meskipun demikian, dalam peran sebagai pelatih yang baik, faktor manusia masih memegang peranan yang tak tergantikan.

7. Pengemudi

Meskipun teknologi mobil tanpa pengemudi telah ada, penerapannya secara luas masih dianggap jauh dari kenyataan. Ahli menyatakan bahwa tantangan dalam mengemudi di dunia nyata, yang penuh ketidakpastian, bersamaan dengan tingginya tanggung jawab pada perusahaan mobil tanpa pengemudi, menjadi hambatan utama.

Baca juga: Teknologi Artificial Intelligence Mulai Sambangi Industri Kesehatan

Jenis Pekerjaan yang Anti AI

 

8. Pemikir Kreatif (Creative Thinkers)

Sejumlah pekerjaan seperti pengusaha, penemu, penulis, dan aktor diyakini akan memanfaatkan AI generatif sebagai alat bantu. Meskipun demikian, ChatGPT, seperti yang didefinisikan, memiliki keterbatasan dalam berpikir di luar pola tertentu.

Pakar berpendapat bahwa pekerjaan yang benar-benar mengandalkan tingkat kreativitas tetap menjadi pekerjaan yang sulit digantikan oleh AI. Terutama untuk kegiatan yang menghasilkan karya manusia, terutama yang bersifat tingkat tinggi, masih sangat diminati.

Dengan demikian, meskipun AI dapat menghasilkan laporan pendapatan bisnis atau hasil pemilihan umum, menganalisis makna di baliknya atau memberikan sudut pandang, setidaknya untuk saat ini, masih memerlukan kehadiran penulis manusia.

Jenis Pekerjaan yang Akan Memanfaatkan AI

  1. Pendidikan

Dalam era mendatang, kecerdasan buatan (AI) diharapkan dapat menjadi mitra pembelajaran yang membantu siswa dalam memonitor dan mengatur pembelajaran pribadi mereka. AI yang semakin cerdas di masa depan diantisipasi dapat menyediakan pengalaman pembelajaran yang lebih disesuaikan, mempertimbangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, serta melibatkan evaluasi terhadap perilaku dan kebiasaan sehari-hari mereka.

  1. Kesehatan

Penerapan AI di bidang kesehatan dapat mempercepat waktu pelayanan, memperluas jangkauan layanan medis, dan mengurangi biaya perawatan kesehatan. Pasien dapat mendapatkan layanan medis dengan lebih efisien tanpa harus secara fisik mengunjungi dokter atau pusat kesehatan.

  1. Ketahanan Pangan

AI memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan pangan dengan menggunakan citra satelit untuk mengidentifikasi area yang sudah atau belum terjangkau listrik. Selain itu, AI dapat digunakan untuk mengenali jenis tanaman yang tumbuh di suatu wilayah dan memprediksi hasil panen dari masing-masing tanaman tersebut.

  1. Reformasi Birokrasi

Pemanfaatan AI dalam pengembangan ChatBot memungkinkan terciptanya layanan komunikasi dua arah yang akurat dengan masyarakat selama 24 jam. Ini dapat meningkatkan efisiensi dalam birokrasi dan memudahkan akses masyarakat terhadap informasi atau layanan publik.

Baca juga: Bagaimana Asia Tenggara Dapat Membuat Lompatan Artificial Intelligence ?

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE