29 C
Jakarta
Kamis, 18 April, 2024

Rangkuman Kabar Startup Jelang Kuartal 2 Tahun 2020

DuniaFintech.com – Memasuki penghujung kuartal 2 tahun 2020, industri usaha rintisan (startup) mengalami gejolak, beberapa di antaranya harus menghentikan sementara aktivitasnya, bahkan beberapa disebut ‘gulung tikar’. Namun, disatu sisi, beberapa startup justru memberikan performa terbaik dan mendapatkan dukungan untuk terus bertumbuh.

Wabah COVID-19 menghadirkan masalah kepada berbagai industri, tak terkecuali startup yang ditantang untuk terus bertahan dalam situasi ini. Ada pun DuniaFintech merangkum redaksi khusus industri rintisan pada penghujung kuartal 2 di tahun 2020.

Startup dengan Tren Positif di Kuartal 2 2020

  • INDODAX

Startup teknologi trading mata uang dan aset kripto terbesar di Asia Tenggara ini telah mencapai 2 juta member pada awal April lalu. Capaian ini menambah deretan prestasi INDODAX selama tahun 2020, dimana sebelumnya mendapatkan Award dan Pendaftaran perizinan dari Badan Pengawas Perdagangan Bursa Berjangka (BAPPEBTI) serta berbagai agensi lainnya.

Lansiran coindesk yang memprediksi nilai bitcoin (BTC) akan menyentuh USD10 Ribu terus berlanjut di momen halving day. Hal ini melengkapi sentimen positif INDODAX melewati kuartal 2 di tengah pandemi.

  • KoinWorks

Layanan keuangan berbasis teknologi (fintech) KoinWorks juga mendapatkan sentimen positif setelah mendapatkan pendanaan dari Lendable, institusi keuangan Britania Raya untuk pendanaan di negara berkembang. Hal ini menambah deretan badan keuangan dunia ternama yang menjadikan KoinWorks sebagai lini terdepan untuk mendukung industri Usaha Kecil Menengah (UKM).

  • Qoala

Fintech klaster asuransi digital (insurtech) ini mendapatkan pendanaan seri A senilai USD13,5 Juta pada April lalu. Sebagai startup insurtech yang berdiri selama setahun, Qoala mampu meyakinkan pemodal ventura untuk memilih layanan asuransi sebagai target pendanaan di tengah wabah COVID-19.

Baca juga:

Rangkuman Startup Kuartal 2 2020

Startup dengan Tren Negatif di Kuartal 2 Tahun 2020

  • Airy Rooms

Sebagai startup yang bergerak di bidang perjalanan dan pariwisata, Airy Rooms dinyatakan menutup permanen bisnisnya di akhir Mei 2020. Meski menjalin kemitraan dengan salah satu unicorn Indonesia, Traveloka, dampak nyata COVID-19 memaksa industri pariwisata berhenti melakukan hiruk pikuk bisnisnya.

  • Stoqo

Sebagai startup penyedia bahan baku produk kuliner, Stoqo terpaksa harus menghentikan aktivitas bisnisnya pada akhir April lalu. Aswin Andrinson selaku Co-Founder Stoqo mengatakan pihaknya sempat mendapatkan omset 7 kali lipat di tahun lalu untuk wilayah layanan Jabodetabek.

  • Fore Coffee

Usaha rintisan di bidang kopi ini terpaksa menutup 20 kedai selama masa pembatasan aktivitas (PSBB). Wabah COVID-19 memukul keras hiruk pikuk industri penganan dan bistro, lantaran adanya pengurangan interaksi manusia.

Tawar menawar tenggat batas pembayaran sewa lahan, pengurangan biaya pemasaran dan operasional menjadi langkah yang diambil kedai kopi modern tersebut. Elisa Sutedja selaku CEO mengaku harus mencari alternatif strategi untuk bisnisnya tetap bertahan menghadapi pandemi.

DuniaFintech/FauzanPerdana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE