26.3 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Waduh! Korea Selatan Denda Pencipta Terra Do Kwon Rp 1,1 Triliun Diduga karena Hindari Pajak

JAKARTA, duniafintech.com – Layanan Pajak Nasional Korea Selatan (Korsel) dilaporkan telah memerintahkan Terraform Labs, salah satu pendirinya Do Kwon, dan eksekutif lainnya untuk membayar denda 100 miliar won (USD 78 juta) atau sekitar Rp 1,1 triliun untuk denda penghindaran pajak.

Dilansir dari Cryptopotato, Sabtu (21/5/2022), menurut laporan lokal, agen pajak pertama kali meluncurkan penyelidikan ke Terraform Labs dan anak perusahaannya pada Juni tahun lalu atas dugaan penggelapan pajak perusahaan dan pendapatan.

Investigasi menemukan dua anak perusahaan perusahaan terdaftar di luar negeri di Kepulauan Virgin dan Singapura. Meskipun entitas memiliki pendaftaran asing, tempat manajemen sebenarnya dari perusahaan tersebut berada di Korea Selatan.

Di negara tersebut, undang-undang perpajakan perusahaan memperlakukan perusahaan asing yang terdaftar sebagai entitas domestik jika manajemen dan operasi perusahaan dilakukan di negara tersebut. 

Baca jugaMengenal Bos Terra LUNA, Kripto yang Harganya Anjlok 98 Persen

Oleh karena itu, anak perusahaan Terraform Labs diwajibkan oleh hukum untuk memenuhi kewajiban pajak kepada pemerintah Korea.

Pada Oktober 2021, otoritas pajak memerintahkan anak perusahaan Terra di Kepulauan Virgin untuk membayar denda sebesar USD 34,7 juta dalam pajak perusahaan dan USD 3,6 juta untuk pajak penghasilan.

Baca jugaBerapa Penghasilan YouTuber? Simak di Sini Cara Menghitungnya

Sesuai laporan, Do Kwon menjadi tidak puas dengan peraturan pajak Korea Selatan pada Desember tahun lalu. Dia kemudian mencoba melikuidasi kantor pusat domestik perusahaan dan mengambil tempat tinggal di luar negeri tepat sebelum bencana Terra LUNA jatuh awal bulan ini.

Do Kwon dan Kripto yang anjlok hampir 100 persen

Belakangan ini, nama kriptp Terra LUNA mendadak banyak dibicarakan orang sejak nilainya anjlok 98 persen dalam sepekan terakhir menjadi di bawah US$1 per koin. 

Baca juga: Sepuluh Tahun ke Depan, Satu Miliar Penduduk Bumi Diprediksi Bakal Gunakan Mata Uang Kripto

Begitu pula nama Do Kwon, pendiri alias bos yang mengaku sedang menyiapkan langkah penyelamatan Terra.

Dilansir dari CNBC Indonesia, pada 2016 lalu mungkin Do Kwon tak pernah membayangkan jadi salah satu orang cukup berpengaruh dan kontroversi di sektor cryptocurrency. 

Saat itu dia hanya pendiri startup kurang dikenal dengan ambisi menghadirkan internet gratis bagi semua dan penelitiannya mengenai jaringan terdistribusi memunculkan hal mengenai Bitcoin dan Ethereum.

Nyatanya Terra menjadi Blockchain terbesar kedua yang digunakan dalam keuangan terdesentralisasi (DeFi). Dengan janji merekayasa cryptocurrency agar nilainya tepat satu koin sama dengan US$1, tidak lebih dan tidak kurang.

Stablecoin bernilai US$1 sangat penting untuk tujuan akhir Terra menciptakan uang digital peer-to-peer yang bisa menghapus peran bank, pemerintah, dan semua biaya serta peraturannya.

Stablecoin adalah uang kripto yang dikaitkan dengan uang resmi yang diterbitkan bank sentral. Jumlah stablecoin yang beredar di blockchain akan sama dengan jumlah uang resmi yang dipegang oleh perusahaan. Ini menciptakan harga kriptonya stabil.

Do Kwon tidak menjalankan prinsip ini. Dia menggunakan Kripto Terra LUNA untuk menstabilkan harga TerraUSD, stablecoin yang dikaitkan dengan dolar AS. Dia juga menggunakan Bitcoin sebagai cadangan dari aset kripto tersebut. Ia membeli Bitcoin senilai US$1,5 miliar untuk menopang Terra. Bahkan nilai ini akan meningkat menjadi US$10 miliar.

“Saat ini, peran saya dalam industri kripto sedikit terpolarisasi,” ujar Do Kwon yang pernah kuliah di Stanford University itu dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg

“Karena, Anda tahu, kami telah membuat banyak langkah besar. Dan itu mengacak-acak beberapa tatanan yang ada,” tambahnya. 

Do Kwon dan Terra dengan cepat mendapatkan banyak penggemar. Termasuk salah satunya dari miliarder kripto dan bos Galaxy Digital, Michael Novogratz.

“Saya mungkin satu-satunya pria di dunia yang memiliki tato Bitcoin dan tato Luna,” ujarnya pada konferensi Bitcoin 2022 di Miami 6 April lalu, merujuk pada serigala yang melolong di Bulan di lengan kirinya.

Sementara itu ada juga sejumlah kritikus, termasuk dalam sektor kripto yang menyebut Do Kwon ditakdirkan untuk gagal. Bahkan menyebut bunga 20% terlalu bagus jadi kenyataan pada program peminjaman Terra. Mereka menyamakannya dengan satu skema Ponzi yang akhirnya akan runtuh karena bobotnya sendiri.

Beberapa orang lainnya memperingatkan hal tersebut dapat menjatuhkan seluruh dunia cryptocurrency. Namun pendapat itu belum ada banyak bukti, dikutip dari Yahoo, Kamis (12/5/2022).

 

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU