31.1 C
Jakarta
Selasa, 8 Oktober, 2024

Kredit Bank Diprediksi Melonjak 10,79% pada 2024

JAKARTA – Permintaan kredit di sektor perbankan diperkirakan akan mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 10,79% hingga akhir tahun 2024. Proyeksi ini disampaikan oleh Permata Institute for Economic Research (PIER) meskipun kondisi likuiditas saat ini sedang diperketat.

Kredit Bank Diprediksi Melonjak 10,79% pada 2024

Pertumbuhan kredit tahunan (year-on-year/yoy) ini diprediksi akan lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada akhir 2023 yang hanya mencapai 9,15%.

Menurut Josua Pardede, Chief Economist PIER, beberapa faktor akan menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yang kuat ini. Di antaranya adalah membaiknya kondisi makroekonomi domestik, peningkatan kinerja korporasi, dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia.

Josua juga menyoroti bahwa likuiditas perbankan yang ketat saat ini tidak akan menjadi penghalang signifikan bagi pertumbuhan kredit. Pasalnya, bank-bank memiliki ruang yang cukup untuk menyalurkan kredit, terutama dengan adanya peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diproyeksikan akan tumbuh sekitar 7% hingga akhir tahun.

“Kami melihat bahwa pertumbuhan kredit akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Ini didorong oleh membaiknya kondisi makroekonomi dan kinerja korporasi,” ujar Josua dalam Media Briefing Triwulanan PIER, Senin (7/8).

Selain itu, Josua juga memperkirakan bahwa suku bunga acuan Bank Indonesia akan mengalami penurunan pada kuartal IV-2024. Hal ini akan memberikan stimulus tambahan bagi pertumbuhan kredit, terutama di sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti properti dan otomotif.

Meskipun demikian, Josua mengingatkan bahwa risiko-risiko global seperti perlambatan ekonomi Tiongkok dan kenaikan suku bunga The Fed tetap perlu diwaspadai. Risiko-risiko ini dapat mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia dan berdampak pada pertumbuhan kredit secara keseluruhan.

Secara keseluruhan, proyeksi pertumbuhan kredit sebesar 10,79% pada 2024 memberikan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia. Pertumbuhan kredit yang kuat akan mendorong aktivitas investasi dan konsumsi, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU