JAKARTA, duniafintech.com – PT Bank Central Asia Tbk (IDX: BBCA) dan entitas anak menutup tahun 2021 dengan pertumbuhan total kredit sebesar 8,2% secara tahunan (yoy) atau senilai Rp637 triliun. Nilai ini lebih tinggi dari target perseroan yang sebesar 6%.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, pertumbuhan kredit perseroan ini terjadi seiring dengan pemulihan perekonomian nasional akibat pandemi Covid-19.
“Kami mengapresiasi upaya pemerintah dan otoritas dalam mengendalikan pandemi serta memberikan paket stimulus, sebagai upaya menuju pemulihan perekonomian nasional. BCA turut mendukung momentum pemulihan dengan menyalurkan kredit ke berbagai sektor,” katanya dalam Paparan Virtual Kinerja BCA 2021, Kamis (27/1).Â
Dia menjelaskan, pertumbuhan kredit terjadi hampir di semua segmen, terutama ditopang oleh segmen korporasi dan KPR.
Penyaluran kredit baru di segmen korporasi tumbuh dua kali lipat dibandingkan level pra-pandemi, sementara untuk segmen UKM dan KPR juga mampu melebihi capaian di tahun 2019.Â
Sejalan dengan pencapaian itu, kredit korporasi naik 12,3% (yoy) mencapai Rp286,5 triliun di Desember 2021, menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA. KPR, yang menjadi kontributor tertinggi kedua, tumbuh 8,2% (yoy) menjadi Rp97,5 triliun.Â
Sedangkan, kredit komersial dan UKM juga naik 4,8% (yoy) menjadi Rp195,8 triliun. Sementara itu, KKB terkoreksi 2,4% (yoy) menjadi Rp36,0 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2% (yoy) menjadi Rp11,8 triliun.Â
Total portofolio kredit konsumer naik 5,1% (yoy) menjadi Rp148,4 triliun.Â
Di samping itu, pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal.Â
Rasio loan at risk (LAR) turun ke 14,6% di tahun 2021, dibandingkan dengan 18,8% di tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,2% didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.Â
Di sisi pendanaan, CASA tumbuh 19,1% (yoy) mencapai Rp767,0 triliun, berkontribusi hingga 78,6% dari total dana pihak ketiga. Deposito juga tumbuh 6,1% (yoy) menjadi Rp208,9 triliun.Â
Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga naik 16,1% (yoy) menjadi Rp975,9 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 14,2% (yoy) mencapai Rp1.228,3 triliun.Â
“Solidnya pendanaan CASA ditopang oleh kepercayaan nasabah, serta kemudahan dan keandalan bertransaksi,” ujarnya.
Sementara itu, dalam mengembangkan platform perbankan, BCA memperkuat ekspansi ekosistem digital melalui kolaborasi dengan mitra strategis serta melakukan berbagai inovasi layanan digital.Â
Pada tahun 2021, total volume transaksi naik 42% (yoy), terutama didukung oleh transaksi pada mobile banking yang tumbuh sebesar 60% (yoy).Â
Hal ini selaras dengan kenaikan jumlah rekening nasabah BCA sebesar 16% (yoy) mencapai 29 juta di akhir tahun 2021, yang sebagian besar berasal dari layanan pembukaan rekening secara online.Â
Adapun, pertumbuhan kredit dan kinerja perseroan ini secara keseluruhan telah membawa BCA dan entitas anak membukukan laba bersih sebesar Rp31,4 triliun di tahun 2021, atau tumbuh 15,8% (yoy).
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra