duniafintech.com – Dua minggu setelah memanasnya konflik yang terjadi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar akhir Agustus lalu, donasi dari masyarakat Indonesia yang bersimpati terhadap etnik Muslim Rohingya ke berbagai organisasi penyalur bantuan meningkat signifikan.
Meski begitu, akuntabilitas menjadi hal penting bagi masyarakat yang ingin berdonasi untuk pengungsi Rohingya.
Meningkatnya donasi yang mengucur ke berbagai lembaga kemanusiaan, misalnya, dapat dilihat dari donasi yang terkumpul di bawah naungan Nahdlatul Ulama, LPBI NU.
Di atas Rp200 juta dalam seminggu saja. Kalau dua minggu pasti lebih karena makin banyak yang donor,โ ujar Ketua LPBI NU Ali Yusuf.
Berbagai platform crowdfunding juga menunjukkan data serupa. Melalui Kitabisa.com, contohnya, dana yang terkumpul telah mencapai Rp 2,5 miliar lebih hanya sampai awal September ini.
Menurut CEO Kitabisa.com Alfatih Timur, sebagai platform penggalangan dana, Kitabisa.com terus mendukung berbagai pihak untuk memberikan bantuan penduduk Rohingya yang menjadi korban dalam krisis kemanusiaan tersebut.
Kami memfasilitasi niat baik tiap orang untuk memberikan bantuan bagi korban krisis di Rohingya. Kami menyadari, krisis ini perlu disikapi dengan penuh empati oleh semua pihak. Lebih dari sekedar menuntut terciptanya keadilan, namun dengan memberikan bantuan yang berdampak kepada korban,โ kata Alfatih.
Alfatih menambahkan, Kitabisa.com terus berupaya untuk memudahkan proses penggalangan dana. Sementara itu, Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) adalah mitra penyaluran dari dana yang telah terkumpul.
Mitra penyaluran kami, ACT, akan memastikan dana tersalurkan dengan tepat kepada korban yang membutuhkan. Mohon doa agar niat baik yang kami miliki bisa terus mendapatkan dukungan publik serta amanah dalam membantu para korban,โ kata Alfatih.
Saat ini, publik yang ingin membantu masyarakat Rohingya lewat Kitabisa.com masih bisa mengirimkan donasi ke page Kitabisa.com/banturohingya, sesuai dengan nominal yang diinginkan. Kemudian, Kitabisa.com akan menyiapkan langkah pembayaran sesuai dengan bank yang telah dipilih oleh donatur.
Tak ketinggalan, penyanyi Syahrini juga menggelar penggalangan dana untuk pengungsi Rohingya. Dia menargetkan bisa menggalang dana untuk Rohingya hingga Rp 500 juta. Nantinya hasil tersebut disalurkan langsung melalui ACT.
Ali Yusuf, yang juga merupakan Ketua Pelaksana Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) mengatakan, pentingnya akuntabilitas dalam bantuan kemanusiaan. Di sisi lain, saat ini banyak lembaga, baik yang resmi maupun tidak resmi, membuka donasi, namun akuntabilitasnya dipertanyakan.
Jadi, pihak donatur dan pelaksana bantuan kemanusiaan harus saling terbuka. Ini yang menjadi problem atau pekerjaan rumah kita semua, banyak sekali yang membuka iklan atau membuka tempat untuk donasi kemanusiaan publik di Indonesia,โ ujar Ali.
Senada dengan Ali, Direktur Program PKPU Tomy Hendrajati menegaskan, akuntabilitas menjadi hal yang mutlak bagi penyelenggara bantuan kemanusiaan untuk mengurus perizinan dari pemerintah lokal.
“Tanpa perizinan resmi, kadang-kidang kita alami kesulitan untuk mengirimkan bantuan,โ ujarnya.
Selain itu, akuntabilitas juga perlu sebagai pertanggungjawaban terhadap masyarakat atas donasi yang sudah mereka berikan kepada semua pihak, baik komunitas Buddha maupun Muslim Rohingya pihak yang terdampak konflik.
-Sebastian Atmodjo-