32.5 C
Jakarta
Kamis, 25 April, 2024

LABA ALFAMART ANJLOK? KENAPA?

duniafintech.com – Laba Alfamart digadang-gadang mengalami penurunan hingga 50 persen jika dibandingkan dengan laba 2016. Penurunan kinerja yang sangat signifikan ini tercatat sepanjang tahun 2017.

Baca juga : BTPN MERAMBAH KE RANAH FINTECH

Berdasarkan laporan keuangan keuangan perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI), laba Alfamart hanya sebesar Rp 300,27 miliar sepanjang 2017. Penurunan laba Alfamart ini pun cukup signifikan mengingat pada 2016 perusahaan mencatat laba hingga Rp 601,58 miliar.

Baca juga : BISNIS PALING DIMINATI ERA DIGITAL

Hans Prawira selaku CEO Sumber Alfaria Trijaya Tbk mengatakan, penurunan laba Alfamart beserta kinerja hingga 50 persen tersebut terjadi karena industri ritel tidak berjalan dengan baik dan tidak hanya terjadi pada Alfamart.

Baca juga : APA IMBAS BLOCKCHAIN TERHADAP 5 INDUSTRI INI?

Penurunan laba Alfamart yang terjadi, menurut pengakuan Hans bahwa tahun lalu merupakan tahun yang cukup berat untuk industri ritel karena, hal ini terjadi di hampir semua pelaku ritel karena ekspektasi kenaikan yang tidak tercapai dan sementara biaya naik secara signifikan.

Perusahaan sebenarnya mencatat peningkatan pendapatan atas penjualan alias omzet dari Rp 56,1 triliun di 2016 menjadi Rp 61,4 triliun di 2017. Sayangnya, beban pokok penjualan mengalami peningkatan dari Rp 45,23 triliun di 2016 menjadi Rp 49,46 triliun di 2017. Selain itu, ada juga peningkatan beban utang jangka pendek dari Rp 11,42 triliun di 2016 menjadi Rp 13,05 triliun di 2017.

Hans juga menambahkan, komponen paling besar yang membuat penurunan kinerja mencapai 50 persen berasal dari biaya personel. Hal ini  tidak bisa dihentikan begitu saja mengingat kenaikan upah pekerja setiap tahun selalu terjadi.

Personel kami enggak bisa rem karena sudah pasti UMK naik setiap tahun, itu hampir 50 persen dari biaya kami, yang lain rental dan utility itu kan sudah fixed sifatnya. Jadi, ekspektasi kenaikan sales kami tahun lalu memang tidak tercapai dan itu menyebabkan profit kami turun sangat signifikan dari Rp 600 miliar ke Rp 300 miliar,” ungkap Hans yang dilansir dari Kompas.

Written by : Dinda Luvita
Picture by : Pixabay.com

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE