duniafintech.com – Bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., berencana melebarkan sayap dengan membuka kantor perwakilan di Taiwan. Dengan adanya para Tenaga Kerja Indonesia di Taiwan, hal tersebut tentunya menjadi potensi pasar yang besar untuk pengiriman uang atau remittance.
Potensi pasar  Taiwan diperkirakan lebih besar dari Hong Kong. Suparjanto memaparkan jumlah TKI di Taiwan mencapai 254 ribu orang dengan tiap bulannya bertambah sekitar dua ribu orang. Sementara jumlah TKI Hong Kong sebayak 150 ribu. Sebelumnya, BRI sudah memiliki kantor perwakilan di Hong Kong yang melayani para nasabah buruh migran
Selain itu, gaji TKI di Taiwan lebih besar dibanding negara-negara lain di Asia. Kelebihan lainnya, rata-rata TKI yang bekerja di negara tersebut merupakan buruh yang memiliki keterampilan (skill labour) dan lebih tertata rapi. Pemerintah setempat pun memberikan perlindungan TKI yang lebih baik dibanding di negara lainnya.
Bahkan, saya ingin potensi yang kami garap tidak hanya remittance tapi juga pinjaman. Mereka kan juga butuh Kredit Pemilikan Rumah (KPR), usaha saudara di Indonesia untuk beli tanah atau sawah. Arahnya ke situ,” ujarnya.
Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Suprajarto mengatakan kemungkinan mewujudkan rencana ekspansi tersebut dirasa akan mangalami kesulitan. Sebab, hingga kini pemerintah tak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan.
Saya inginnya (ekspansi) ke Taiwan kalau dibolehkan regulator, tapi kita tidak punya hubungan diplomatik (dengan Taiwan),” kata Suprajarto di Balroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Jumat malam (7/7).
Oleh karena itu, pihaknya mengatakan akan mengkonsultasikan rencana tersebut lebih lanjut dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bank Indonesia (BI).
Selain di Taiwan, Suprajarto mengatakan, pihaknya juga mengkaji pembukaan unit kerja di kawasan ASEAN seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina.
BRI memang cukup ekspansif menyasar pangsa pasar  jasa pengiriman uang dari nasabah TKI. Lewat divisi bisnis internasional,  BRI memiliki layanan BRIfast Remittance untuk mempermudah transaksi keuangan para buruh migran yang tersebar di  Malaysia, Uni Emirat Arab, Hong Kong, Korea Selatan, Taiwan dan Saudi Arabia.
Meskipun demikian, Suprajarto mengklaim, pihaknya masih perlu melakukan kajian yang lebih mendalam untuk melakukan ekspansi bisnisnya, terutama pembukaan kantor perwakilan di luar negeri. Alasannya, untuk membuka bisnis di luar negeri akan menghabiskan biaya yang sangat besar.
Jadi kalaupun (ekspansi ke luar negeri) dilakukan tahun ini, barangkali baru sekedar representatif,” ujarnya
Sebelumnya BRI meraup laba sebesar Rp 6,47 triliun pada kuartal I 2017 yang meningkat 5,5 persen dibanding perolehan laba di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,1 triliun. Capaian tersebut ditopang oleh meningkatnya penyaluran kredit, khususnya kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta kenaikan fee based income.
Selama periode Januari-April 2017,  BRI mencatat terdapat 5,16 juta transaksi remittance dengan nilai total Rp 783 triliun (US $ 58,86 miliar) yang memberikan kontribusi fee based income sebesar Rp 100 miliar.
Source : katadata.co.id
Written by : Andriani Supri