JAKARTA, duniafintech.com – Menteri Perdagangan (Mendag) bersama Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) bergandengan guna menangkal acaman resesi ekonomi global.
Mendag Zulkifli Hasan meminta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk mendukung upaya pemerintah memulihkan ekonomi nasional sekaligus memperkuat pemerintah dalam menghadapi tantangan resesi ekonomi global.
Zulkifli menjelaskan dunia saat ini sedang menghadapi perlambatan ekonomi, dan adanya ancaman resesi ekonomi, sehingga diharapkan dengan mengajak HIPMI dapat memperkuat dalam menghadapi hal tersebut.
Bahkan IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,2 persen pada 2022 dan akan melambat menjadi 2,9 persen pada 2023. Namun Indonesia cukup beruntung, pada kuartal II tahun 2022 mengalami pertumbuhan 5,44 persen.
Baca juga: Resesi Ekonomi Global Menghantui, Pemerintah Siapkan Strategi
Mendag: Kerjasama Pelaku Usaha (HIPMI) Penting Demi Kesuksesan Ekonomi Indonesia dalam Menghadapi Resesi dan Perlambatan Ekonomi
Untuk itu, Mendag menilai perlu ada kerjasama pelaku usaha seperti HIPMI dengan semua pihak harus terus dilakukan dan harus bekerja sungguh-sungguh, sepenuh hati agar sukses karena pelaku kesuksesan pelaku usaha merupakan kesuksesan Indonesia, sekaligus menangkal resesi ekonomi global.
“Kerjasama itu penting. Pemerintah, pelaku usaha dan semua pihak harus bekerjasama untuk mendukung visi Indonesia maju. HIPMI merupakan masa depan Indonesia. Tanpa pengusaha, Indonesia tidak bisa maju dan berkembang. Oleh karena itu, kita mendukung HIPMI agar bisa optimal apalagi menghadapi perlambatan ekonomi dunia,” kata Zulkifli.
Baca juga: Tips Hadapi Resesi Ekonomi yang Mengancam di Tahun 2023
Oleh karena itu, Indonesia harus mencari terobosan baru untuk menghadapi perlambatan dan resesi ekonomi ini, salah satunya arahan Mendag ajak HIPMI tersebut.
Menurutnya dengan membuka pasar non tradisional seperti Afrik, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa Timur hingga Amerika Selatan melalui perjanjian kerjasama dagang dan diikuti dengan kegiatan misi dagang.
Hal itu terbukti, Zulkifli mengungkapkan saat Kementerian Perdagangan telah menyelenggarakan Trade Expo Indonesia ke-37 secara hibrida. Acara tersebut secara luring telah ditutup pada Minggu lalu dan secara daring dilaksanakan hingga 19 Desember 2022.
Kegiatan tersebut diiringi dengan penyelenggaraan Jakarta Muslim Fashion Week 2023.
Selama lima hari penyelenggaran, TEI ke-37 telah menghasilkan kontak hampir US$3 miliar dan terus bertambah. Sementara untuk JMFW selama tiga hari pelaksanaan dapat menghasilkan transaksi sekitar Rp300 miliar.
“Kesuksesan ini merupakan hasil kerja sama semua pihak. Selain itu didukung perwakilan dagang Indonesia di luar negeri yang memfasilitasi buyer untuk hadir di TEI 2022,” kata Zulkifli.
Baca juga:Â Hadapi Resesi Ekonomi Global, Pemerintah Pastikan Tak Jadi Pasien IMF
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com