26.1 C
Jakarta
Senin, 2 Desember, 2024

Mengenal Karafuru, NFT Anak Bangsa yang Laris Manis di Pasaran OpenSea

JAKARTA, duniafintech.com – Setelah mencuatnya non-fungible token (NFT) milik Ghozaly, kini pasar OpenSea kembali dihebohkan dengan NFT asal Indonesia, Karafuru. 

NFT Karafuru besutan anak bangsa itu bahkan harga satuannya mampu tembus hingga 4 ETH atau Rp 160 juta.

Karafuru sendiri merupakan garapan dari Museum of Toys, Urban Sneaker Society Dyang Menjaka yang berkolaborasi dengan seniman lokal Indonesia bernama Willy WD.

Diketahui NFT Karafuru buatan Indonesia ini sudah memiliki sekitar 5.600 koleksi NFT, jika dipantau melalui akun Instagram @karafurunft, terlihat sebagian besar dari koleksinya menampilkan gambar unik 2D yang terdiri dari 12 karakter mulai dari animasi wajah hingga gambar binatang.

Dilansir dari Tribunnews.com, sejak peluncurannya pada 17 Januari 2022 kemarin, terpantau dari The Bizin koleksi NFT Karafuru yang telah ludes terjual hingga saat ini mencapai 5.555 unit. 

Dengan pencapaian ini membuat Karafuru tembus berada di urutan ke-9 dari 10 besar akun yang trending di platform OpenSea.

“We’re sold out, Furus! Thank you for your support from the very beginning,” jelas cuitan pada laman akun Instagram Karafuru, yang dikutip Rabu (20/4/2022). 

Selanjutnya, nantinya para pembuat NFT ini berencana mengembangkan proyek Karafuru menjadi karya gambar 3D sehingga bisa merambah pasaran di dunia virtual metaverse.

Tak hanya di OpenSea saja, popularitas Karafuru juga menarik minat beberapa selebritas tanah air, bahkan Chef Arnold terlihat turut memamerkan NFT Karafuru miliknya di akun instagramnya.

Dengan hadirnya NFT Karafuru membuktikan bahwa karya-karya dari anak bangsa dapat bersaing menembus pasaran Internasional. Terutama di dunia yang serba digital seperti saat ini.

Peluang kembangkan ekonomi kreatif RI

Perkembangan non-fungible token (NFT) bisa menjadi peluang dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia, kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo di Jakarta.

Menurut dia, NFT menjadi peluang besar, walaupun tentunya ada resiko dan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum terjun ke dunia NET.

“Ini adalah sebuah peluang yang perlu kita perhatikan, walau masih banyak risiko dan hal yang diperhatikan, biarlah ini menjadi diskusi yang transparan,” kata Angela saat meresmikan Art Jakarta Gardens 2022, belum lama ini.

Pameran yang diadakan di Hutan Kota by Plataran, Jakarta bisa membuat pencinta seni bisa hadir secara fisik untuk mengapresiasi karya seni rupa secara langsung. Namun, dia mengingatkan digitalisasi tetap tidak boleh diabaikan.

“Kita harus bisa mengembangkan konsep-konsep kombinasi experience offline dan online karena ada konsumen muda yang harus kita garap, di mana mereka sangat dekat dengan digitalisasi,” ujar dia.

Kemenparekraf, ujar Angela, terus berkomitmen untuk mendukung perkembangan seni rupa di Indonesia, termasuk dalam berinovasi di masa pandemi dan dalam menghadapi perkembangan teknologi.

 

 

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU