25.6 C
Jakarta
Jumat, 26 April, 2024

Meski Terjadi Penurunan Aliran Dana StartUp, Transaksi Fintech Terbesar di Negara G20

JAKARTA, duniafintech.com – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G.Plate menyatakan telah terjadi penurunan aliran pendanaan startup digital di wilayah Asia mencapai 60 persen year on year (yoy) dan 33 persen quarter pada triwulan III tahun 2022. 

Johnny mengatakan meski terjadi penurunan aliran pendanaan di Asia, nilai transaksi sektor fintech di Indonesia dengan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 39 persen, tertinggi di antara negara-negara G20.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: RUU P2SK Jadi Legitimasi Fintech

“Performa unggul ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu menyikapi masa pandemi Covid-19 secara progresif sebagai momentum akselerasi digitalisasi sektor jasa keuangan di Indonesia,” kata Johnny. 

Menurutnya dengan CAGR 15 persen tahun 2022 hingga 2027 prognosisnya, nilai transaksi sektor fintech global diperkirakan mencapai US$28 triliun pada 2027. Dia menambahkan kondisi optimistik turut dialami atau diproyeksikan oleh sektor fintech Indonesia.

Nilai transaksi kotor/gross transaction value fintech sektor digital payment berada di kisaran US$266 miliar dan diproyeksikan akan mencapai sekitar US$431 miliar pada 2025 dengan CAGR 17 persen. 

“Fintech is here to stay with a bright future, terlepas dari tech winter,” kata Johnny. 

Johnny menghimbau untuk merealisasikan potensi tersebut, pelaku sektor fintech perlu terus berinovasi seiring dengan perkembangan teknologi digital Menurutnya adopsi teknologi pun membutuhkan kolaborasi multipihak dari sektor industri, pemerintah, serta pemangku kepentingan terkait demi memastikan terwujudnya ekonomi digital nasional yang aman, diadopsi oleh SDM yang cakap.

“Memberikan dampak sosial ekonomi yang tepat sasaran,eksponensial serta berkelanjutan menuju Indonesia terkoneksi makin digital, makin maju,” kata Johnny. 

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengapresiasi kepada regulator, asosiasi terkait, dan industri terhadap implementasi berbagai inisiatif Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 yang begitu cepat mendigitalkan ekonomi Indonesia. Atas hal tersebut, dalam Presidensi G20 2022, dunia telah mengakui transformasi digital Indonesia.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Ini Alasan Fintech Aktif Gandeng BPRS

Dalam Presidensi tersebut, terdapat kesepakatan cross border payment, sehingga diperkirakan enam tahun ke depan pembayaran antar negara akan semakin erat, cepat, murah dan aman. Selain itu, telah disepakati desain konseptual untuk Central Bank Digital Currency (CDBC) untuk mendorong transaksi cross border serta inklusi keuangan yang mendukung UMKM, kaum muda dan perempuan.

“Hal yang terpenting dalam digitalisasi adalah aktivitas, risiko, dan regulasi serta supervisi. Let’s digitalize Indonesia for beer future,” kata Gubernur Perry.

Perry mengungkapkan terdapat lima langkah penting untuk mendigitalisasi Indonesia yaitu pertama Satu bahasa layanan pembayaran dan jasa keuangan melalui QRIS yang telah mencapai 30 juta pengguna, Standar Nasional Open API (SNAP) dengan 87 jenis servis yang akan terus diperluas, dan pengaturan data yang mencakup data publik, data kontraktual, dan data privat.

Kedua, satu bangsa melalui pengaturan konsolidasi industri jasa pembayaran yang berbasis klaster sehingga terbangun kolaborasi dalam ekosistem pembayaran bank dan non bank untuk berkompetisi secara global. Ketiga, Satu nusa melalui 3i yaitu interkoneksi, interoperabilitas dan integrasi antara lain pada pasar uang dan operasi moneter, BI-FAST dengan RTGS dan GPN. 

Keempat, Pembentukan market conduct dan pricing policy untuk persaingan industri sehat. Kelima, Digital rupiah yang akan mencakup penerbitan, pemusnahan dan transfer antar bank. Saat ini BI tengah menjajaki teknologi yang digunakan untuk Rupiah Digital. Ke depan Rupiah Digital dapat diimplementasikan pada Operasi Moneter (OM) dan Pasar Uang.

“Tidak menutup kemungkinan pelaku sistem pembayaran kritikal akan menjadi wholesaler untuk Rupiah Digital ini,” kata Perry. 

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Ini Antisipasi dan Upaya AFPI Jaga Kualitas Pembiayaan Fintech Lending

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE