27.8 C
Jakarta
Jumat, 22 November, 2024

Pengertian Metode Penilaian Investasi dan 7 Jenisnya yang Wajib Dipahami

Metode penilaian investasi adalah metode khusus yang dapat memberikan penilaian secara konkret terkait layak atau tidaknya sebuah investasi.

Sebagai seorang investor, pengetahuan mengenai berbagai metode penilaian investasi menjadi suatu keharusan. Hal ini penting agar dapat dengan lebih mudah merancang estimasi potensi keuntungan dari investasi yang akan dijalankan.

Tujuan dari metode penilaian investasi pada dasarnya sederhana, yakni untuk menilai kelayakan investasi secara menyeluruh. Dengan demikian, hasil penilaian dapat memberikan panduan dalam membuat keputusan, apakah untuk melanjutkan investasi atau memilih produk lain yang dianggap lebih menguntungkan.ย 

Penting untuk diingat bahwa setiap metode penilaian investasi memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing yang perlu diperhatikan dengan cermat. Berikut ini ulasan selengkapnya yang penting untuk diketahui terkait metode penilaian investasi, seperti dinukil dari Qoala.

Pengertian Metode Penilaian Investasi

Metode penilaian investasi adalah suatu pendekatan atau teknik yang digunakan untuk mengevaluasi keberlanjutan suatu investasi melalui pertimbangan berbagai faktor krusial, seperti modal, arus kas, profitabilitas jangka panjang, dan periode investasi. Fungsi utama dari metode penilaian investasi adalah untuk mengurangi risiko yang harus dihadapi oleh para investor, dan hasil analisis dari metode penilaian investasi ini dijadikan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Metode penilaian investasi bertindak sebagai alat “penjaga” untuk mengamankan modal yang ditanamkan oleh investor.

Baca juga: Cara Memulai Investasi Properti dengan Modal Kecil

Metode Penilaian Investasi

Penilaian investasi membantu memperoleh informasi tentang investasi yang layak atau berpotensi menghasilkan keuntungan. Dengan menggunakan rumus-rumus yang telah dikembangkan, investor dapat membuat keputusan investasi dengan lebih efisien dan cepat. Namun, perlu diingat bahwa hasil dari metode penilaian investasi tidak selalu dapat diandalkan sepenuhnya. Aspek-aspek lain yang mendukung kelayakan investasi juga perlu dipertimbangkan. Penggunaan beberapa indikator tambahan dapat meningkatkan akurasi hasil analisis metode penilaian investasi.

Dengan informasi yang telah dijelaskan, jelas bahwa metode penilaian investasi sangat penting. Hal ini memungkinkan investor dan trader untuk menilai apakah instrumen investasi saham yang dipilih mampu menghasilkan keuntungan yang signifikan atau tidak. Selain itu, metode penilaian investasi membantu melihat sejauh mana keuntungan yang dapat diperoleh, baik itu besar atau kecil. Seluruh perhitungan yang melibatkan empat faktor utama yang telah disebutkan sebelumnya memainkan peran kunci dalam memberikan hasil yang akurat.

Jenis-jenis Metode Penilaian Investasi

Adapun beberapa metode penilaian investasi dan contohnya yang bisa kamu pilih dan terapkan agar bisa menghasilkan strategi investasi yang tepat, antara lain yaitu:

1. Net Present Value

NPV, atau Nilai Waktu Uang Bersih (Net Present Value), merupakan metode penilaian investasi yang mengukur perbedaan antara nilai investasi saat ini (present value) dari arus kas yang diterima dengan nilai arus kas yang dikeluarkan selama periode tertentu di masa mendatang. Dengan kata lain, NPV melakukan perhitungan keuntungan dari suatu investasi dengan mempertimbangkan nilai uang saat ini.

Konsep NPV erat kaitannya dengan nilai waktu uang (time value of money) karena menilai perbedaan nilai uang pada berbagai periode waktu. Dalam perhitungan NPV, dua faktor utama yang diperhatikan adalah estimasi arus kas dan penetapan tingkat bunga yang relevan. Ketika nilai NPV positif, itu menandakan bahwa investasi tersebut dapat diterima atau dianggap layak.

Sebuah nilai NPV yang positif menunjukkan bahwa selisih nilai investasi lebih besar daripada arus kas keluar, sehingga pendapatan melebihi nilai yang diinvestasikan. Sebaliknya, nilai NPV yang negatif menandakan bahwa pendapatan dari investasi lebih kecil daripada pengeluaran. Dalam teori, nilai NPV yang sama dengan nol (NPV = 0) mungkin terjadi, menunjukkan bahwa tidak ada keuntungan atau kerugian bersih, hanya pengembalian modal awal.

Rumus NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + โ€ฆ + (Ct/1+r)t) โ€“ C0

NPV = Net Present Value

Ct = Nilai arus kas per tahun untuk periode t

C0 = Nilai investasi awal di tahun ke-0

R = Suku bunga dalam persentase

Contoh:

Perusahaan ABC memiliki rencana menjalani proyek dengan jumlah investasi awal sebesar Rp400.000.000. Investasi tersebut diprediksi akan menghasilkan arus kas sebesar Rp500.000.000 pada tahun depan, dengan asumsi tingkat pengembaliannya yaitu 10%. Berapa nilai NPV-nya?

NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + โ€ฆ + (Ct/1+r)t) โ€“ C0

NPV = [500.000.000/ (1+0.1) ^1] โ€“ 400.000.000

NPV = Rp54.545.454

Maka dari hasil NPV tersebut, dapat dinilai bahwa investasi akan menghasilkan keuntungan, sehingga layak untuk dilanjutkan.

2. Payback Periode

Metode penilaian payback period digunakan untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan investor untuk mendapatkan kembali modal yang diinvestasikan. Pada dasarnya, semakin pendek periode pengembalian modal, semakin baik dan layak dianggap investasi tersebut untuk dilanjutkan.

Adapun rumus metode penilaian investasi PP, yaitu:

PP = Nilai investasi : Kas masuk bersih

Berikut contoh perhitungannya.

  1. Abadi Jaya ingin membeli mesin produksi agar bisa meningkatkan jumlah penghasilan barangnya. Diperkirakan harga mesinnya adalah Rp200.000.000, dan pemasukan keuntungan arus kas bersih di perusahaan sebesar Rp50.000.000 per tahunnya. Maka berapa lama rencana investasi untuk membeli mesin produksi tersebut dapat terlaksana?

PP = Nilai Investasi : Kas Masuk Bersih

PP = Rp200.000.000 : Rp50.000.000

PP = 4

Maka dari itu, payback period dari investasi mesin produksi tersebut diperkirakan adalah selama 4 tahun.

3. Average Rate of Return

Dengan nama yang mencerminkan, metode Average Rate of Return (ARR) digunakan untuk menghitung rata-rata keuntungan bersih tahunan dari suatu investasi. ARR menyajikan persentase laba bersih yang diperoleh terhadap total modal investasi awal.

Untuk contoh rumus dan perhitungan metode ARR adalah:

Rumus ARR = (Rata-Rata Laba Setelah Pajak : Rata-Rata Investasi) x 100%

Sementara itu, penilaiannya adalah jika nilai ARR semakin tinggi, maka dapat dilihat bahwa investasi akan menguntungkan. Misalnya, perusahaan BCD menyediakan fasilitas dengan membeli kendaraan bagi para karyawan. Biaya transportasi $300.000 dan dihargai $600.000 pada akhir lima tahun. Bagaimana perhitungan pengembalian investasi kendaraan perusahaan BCD?

ARR = (Rata-Rata Laba Setelah Pajak : Rata-Rata Investasi) x 100%

Rata-rata laba setelah pajak = ($600.000 โ€“ $300.000) / 5 = $60.000

ARR = ($60.000/$300.000) x 100 = 20%

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pengembalian investasi kendaraan tersebut bisa menguntungkan.

4. Internal Rate of Return

Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode yang digunakan untuk mengestimasi profitabilitas suatu investasi. Nilai IRR diperoleh melalui percobaan dengan menyesuaikan tingkat diskon hingga nilai Nilai Present Value (NPV) dari semua arus kas menjadi nol. Semakin tinggi nilai IRR, semakin direkomendasikan investasi tersebut.

Contoh metode penilaian IRR dan rumusnya adalah:

IRR = i1 + NPV1 NPV1 โ€“ NPV2 i2 โ€“ i1

IRR = Internal Rate of Return

I1 = Tingkat diskonto untuk NPV positif

I2 = Tingkat diskonto untuk NPV negatif

NPV 1 = Net Present Value positif

NPV 2 = Net Present Value negatif

Suatu pabrik merencanakan nilai investasi sebesar Rp150.000.000 dengan penghasilan arus kas per tahun sejumlah Rp25.000.000, selama 5 tahun. Sementara itu, asumsi rate of return-nya adalah 15%.

Maka dari itu, perhitungan diskonto-nya adalah:

NPV 1 = Rp7.756.000 dengan diskonto sekitar 13%

NPV 2 = Rp745.000 dengan diskonto sekitar 10%.

Selisih bunga diskonto-nya adalah sekitar 2% atau sejumlah Rp8.501.000.

Dengan menggunakan rumus di atas, maka perhitungan IRR-nya yaitu:

IRR = i1 + NPV1 NPV1 โ€“ NPV2 i2 โ€“ i1

IRR = 10% + (745.000 : 8.501.000) x 2%

IRR = 10,175%

Dapat disimpulkan, karena asumsi rate of return sebelumnya adalah 15%, sementara hasil perhitungannya lebih kecil dari nilai tersebut, maka investasi kurang menguntungkan dan sebaiknya tidak dilanjutkan.

5. Return of Investment

Metode penilaian ini menghitung keuntungan dengan membagi hasil pendapatan dari penanaman modal. Melalui perhitungan Return on Investment (ROI), efisiensi dan evaluasi dari kegiatan investasi dapat diketahui dengan lebih jelas.

Berikut adalah rumus metode penilaian investasi ROI.

ROI = Nilai saat ini โ€“ Nilai asli nilai x 100%

Kamu juga dapat menggunakan rumus yang lebih sederhana berikut:

ROI = Net profit nilai asli x 100%

Contoh metode penilaian investasi adalah melalui perhitungan berikut ini:

Kamu membeli 25 lot saham yang dijual sebesar Rp10.000.000 oleh Perusahaan XYZ di tahun 2021. Pada tahun 2022, kamu melepas kepemilikan saham tersebut senilai Rp12.500.000, maka berapa keuntungannya?

ROI = Nilai saat ini โ€“ Nilai asli nilai x 100%

ROI = 12.500.000 โ€“ 10.000.000 x 100%

ROI = 50%

Maka dapat disimpulkan, keuntungan yang diperoleh dalam waktu satu tahun adalah sebesar 50%.

6. Discounted Payback Periode

Metode perhitungan discounted payback period dilakukan dengan menambahkan present value aliran kas masuk setiap tahunnya hingga mencapai jumlah yang sama dengan investasi awal. Lama periode yang tertera dalam tahun diperoleh dari perhitungan discounted payback period, menunjukkan waktu yang diharapkan untuk mendapatkan kembali biaya investasi suatu proyek dari discounted net cash flows. Adanya anggapan bahwa semakin cepat modal dapat kembali, investasi dianggap semakin baik.

Discounted payback period mirip dengan payback period, tetapi berbeda dalam mempertimbangkan cost of capital sebagai nilai diskon. Metode ini cenderung menghasilkan periode yang lebih panjang dibandingkan payback period, karena nilai uang yang dikurangkan seiring waktu.

Meskipun discounted payback period mempertimbangkan cost of capital, metode ini memiliki kekurangan, seperti mengabaikan arus kas setelah periode pengembalian, kurang memberikan informasi tentang value tambahan dan return project dalam bentuk persentase. Walaupun tidak optimal, metode ini memiliki kelebihan dalam mempertimbangkan risiko dari arus kas masa mendatang yang dapat digunakan untuk pengembalian modal investasi.

Baca juga: Cara Beli Emas yang Aman untuk Pemula dalam Investasi Emas

Metode Penilaian Investasi

7. Index Profitability

Profitability Index adalah metode penilaian investasi yang membandingkan nilai arus kas masa mendatang dengan nilai pengeluaran investasi saat ini. Dalam istilah lain, PI merupakan perbandingan present value (PV) kas masuk dengan PV kas keluar.

Rumus perhitungan metode penilaian PI dan contohnya adalah:

PI = Nilai Arus Kas Bersih : Nilai Investasi

Jika berniat untuk memulai investasi, maka kamu perlu melakukan analisis terlebih dahulu terhadap perusahaan yang akan menjadi tempat menanamkan modal.

Diketahui, perusahaan tersebut memiliki kas bersih sekitar Rp80 juta kurang lebih selama satu tahun, serta nilai kas investasinya adalah Rp59 juta, bagaimana perbandingan PI-nya?

PI = Nilai Arus Kas Bersih : Nilai Investasi

PI = Rp80.000.000 : Rp50.000.000

PI = Rp1,6

Perbandingan nilai kas masa kini dengan yang akan datang dari perusahaan adalah benar selama satu tahun, maka investasi layak dilakukan.

Faktor-faktor Penilaian Investasi

Metode penilaian pada investasi umumnya melibatkan pertimbangan terhadap faktor-faktor berikut:

  1. Lancarnya arus kas

Evaluasi investasi pada suatu bisnis sering kali berkaitan dengan kelancaran arus kas perusahaan. Keberlanjutan arus kas menunjukkan kestabilan keuangan perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa kesulitan. Bisnis dengan arus kas yang lancar cenderung memiliki kondisi keuangan yang solid.

  1. Biaya investasi

Aspek penting lainnya dalam penilaian investasi adalah biaya investasi, yang mencakup biaya administrasi dan operasional di luar modal. Besarnya biaya investasi dapat mempengaruhi tingkat pengembalian investasi di masa depan. Jika biaya investasi signifikan, potensi keuntungan bersih akan berkurang. Penting untuk memahami bahwa biaya investasi dibayarkan dan tidak akan mengalami pengembalian, sementara modal investasi merupakan sumber pengembalian investasi.

  1. Tujuan melakukan investasi

Menetapkan tujuan berinvestasi menjadi faktor kunci yang mempengaruhi keberhasilan investasi. Setiap investor memiliki tujuan yang berbeda, dan hal ini memungkinkan adanya variasi dalam pilihan investasi. Dengan merinci tujuan investasi, kamu dapat memilih jenis investasi yang sejalan dengan targetmu, memastikan bahwa investasi tersebut sesuai dengan kebutuhan dan harapanmu.

  1. Lamanya waktu untuk berinvestasi

Waktu memiliki peran penting dalam dunia investasi. Saat berinvestasi, kamu pasti menginginkan hasil yang dapat diakses pada suatu titik waktu tertentu. Setiap investasi memiliki batas waktu yang ditetapkan. Investasi yang optimal adalah yang mampu mencapai pengembalian sesuai dengan waktu yang diantisipasi. Sebagai contoh, jika hasil perhitungan menunjukkan periode pengembalian selama 3 tahun, maka di dunia nyata, bisnis tersebut diharapkan mampu memberikan keuntungan dalam waktu tersebut.

  1. Manfaat terhadap proyek usaha

Penggunaan modal yang disetorkan oleh pemilik usaha menjadi faktor krusial dalam pertimbangan investasi. Penting untuk memastikan bahwa pemilik usaha memiliki komitmen untuk mengelola investasi dengan optimal. Hal ini dapat dievaluasi melalui rencana penggunaan investasi yang telah disusun oleh pemilik usaha. Umumnya, pemilik usaha akan menyusun rencana ini untuk menarik minat investor.

  1. Risiko berinvestasi

Sebelum melakukan investasi dalam suatu usaha, memahami dan mengidentifikasi risiko yang mungkin timbul menjadi langkah penting. Pertanyaan kritis perlu diajukan terkait strategi yang akan diimplementasikan oleh pelaku usaha untuk menghadapi risiko tersebut. Sebagai contoh, penawaran asuransi sebagai bentuk perlindungan jika usaha mengalami kerugian merupakan salah satu langkah yang perlu dipertimbangkan.

Tujuan Penilaian Investasi

Tujuan dari penilaian investasi umumnya adalah untuk menilai potensi investasi, namun terdapat pula tujuan lain yang penting, seperti berikut:

  1. Menilai kelayakan suatu investasi

Investasi memiliki tingkat risiko yang signifikan, sehingga para investor cermat dalam memilih investasi yang dapat memberikan hasil yang layak. Investasi yang dianggap layak adalah pada bisnis yang secara rutin memperoleh laba bersih. Investor cenderung enggan menanamkan dana pada bisnis yang terus mengalami kerugian, karena hal tersebut dianggap terlalu berisiko. Oleh karena itu, bisnis perlu memperbaiki kinerjanya terlebih dahulu sebelum mendapatkan dukungan dana dari investor. Investor tidak ingin kehilangan modalnya sambil menunggu perusahaan memulihkan bisnisnya.

  1. Mendukung sebuah usaha untuk maju

Penilaian investasi juga dilakukan untuk mendukung kemajuan suatu usaha di masa depan. Nilai uang yang diinvestasikan pada usaha tersebut dihitung secara cermat agar sesuai dengan kebutuhan modalnya. Investasi ini dapat berpengaruh positif pada perkembangan jangka panjang usaha. Penting untuk dicatat bahwa banyak usaha yang berkembang berkat dukungan finansial dari para investor, selain dari hasil penjualan yang sukses.

Metode Penilaian Investasi

Demikianlah ulasan terkait metode penilaian investasi yang penting untuk diketahui. Semoga informasi ini bermanfaat.

Baca juga: Investasi Masa Depan Bitcoin: Peluang dan Tantangan di Tahun 2024

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU