Platform digital berbasis pinjaman, Modal Rakyat, berhasil menjaga tingkat kredit macet atau non performing loan (NPL) di level yang sangat rendah yaitu sebesar 0,03%.
CEO Modal Rakyat Hendoko Kwik menjelaskan, tingkat NPL sebesar 0,03% tersebut berasal dari total kredit yang telah disalurkan oleh Modal Rakyat hingga saat ini, yakni sebesar Rp2,24 triliun.ย
“Pencapaian kita, puji tuhan kredit macet kita hanya di 0,03% dari total pinjaman kredit yang disalurkan sebesar Rp 2,24 triliun,” katanya dalam webinar ‘Mengenal Alternatif Sumber Pembiayaanโ, Selasa (28/9).
Kredit Bermasalah Kebanyakan di Sektor Mikro
Hendoko menjelaskan, kredit macet tersebut umumnya terjadi di sektor usaha mikro. Hal ini biasa terjadi, karena tidak semua pelaku usaha di level ini memiliki edukasi yang baik perihal keuangan digital.
Menurutnya, pelaku usaha mikro membutuhkan waktu yang lebih lama untuk beradaptasi dengan sistem pembiayaan, baik itu pembiayaan konvensional maupun digital. Pasalnya, sektor usaha mikro ini umumnya belum pernah mendapatkan pembiayaan apapun, misalnya dari perbankan karena tidak bankable.ย
Sedangkan, yang dapat menjangkau mereka hanya platform financial technology (fintech) berbasis pinjaman atau peer to peer (P2P) lending dengan pemanfaatan teknologi yang mungkin baru bagi mereka, sehingga butuh waktu untuk beradaptasi.
“Biasanya itu terjadi di usaha mikro yang size (bisnis)-nya di bawah Rp5 juta, karena usaha mikro memang butuh edukasi dan butuh adaptasi juga di sistem pembiayaan, dan mereka belum paham,” ujarnya.
Menggeser Peran Lintah Darat
Hendoko menjelaskan, usaha mikro membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan sistem keuangan digital, karena selama ini mereka tak tersentuh bank, lebih banyak memperoleh pembiayaan untuk modal usaha dari lintah darat.
Padahal, lintah darat menetapkan bunga selangit dan fluktuatif, sehingga dapat menjerat penggunanya dalam lingkaran utang.
“Kalau di kalangan masyarakat kita lebih maju lintah darat mungkin ya, gadai motor kena bunga 5% per bulan, kadang-kadang ada yang 3% per minggu,” ucapnya.
Untuk itu, lanjutnya, kehadiran fintech P2P lending yang terdaftar dibutuhkan agar dapat menggeser peran lintah darat dalam memenuhi pembiayaan usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sehingga inklusi keuangan di masyarakat dapat tercipta.
“Kita mempertemukan orang yang mau memberi pinjaman dengan yang membutuhkan dana dengan bunga tetap. Pada dasarnya tujuan P2P itu inklusi keuangan,” ucapnya.
Memberikan Kemudahan Bagi Lender dan Borrowerย
Financial technology secara umum, atau Modal Rakyat secara khusus, membidik pasar yang tak mampu dilayani oleh sistem keuangan konvensional seperti perbankan.ย
Dari data Bank Indonesia (BI) misalnya, total kebutuhan pembiayaan secara nasional mencapai Rp1.649 triliun, sedangkan yang mampu dipenuhi perbankan hanya Rp989 triliun. Artinya, masih ada ceruk Rp660 triliun yang bisa ditarget oleh industri keuangan digital.ย
Apalagi, penetrasi produk perbankan di tengah masyarakat hanya sebesar 30% di mana untuk produk kredit hanya 3%. Sementara, di dalam negeri masih terdapat 50 juta penduduk yang tak bisa dilayani oleh perbankan atau unbankable. Inilah yang menjadi pasar dari fintech lending.
Hendoko mengatakan, kenapa bank tidak bisa menjangkau 50 juta penduduk yang unbankable itu, karena bank tidak mampu mengeluarkan skor kredit terhadap calon nasabah tersebut, sehingga tidak dapat menilai kemampuannya dalam mengambil kredit.
Apalagi, untuk menyalurkan kredit bank butuh agunan, sementara si usaha mikro atau pihak yang unbankable ini tidak memiliki aset yang dapat diagunkan.ย
“Ini yang membuat mereka (usaha mikro) lebih suka meminjam ke lintah darat,” tuturnya.
Untuk itu, sambungnya, Modal Rakyat menjembatani kebutuhan peminjam (borrower) dengan yang meminjamkan modal (lender) melalui proses yang cepat, dengan mengeluarkan skor kredit dari usaha mikro tersebut.
Dia menjelang, di Modal Kerja lender dapat memilih siapa saja yang akan diberikannya pinjaman, jumlah dananya, waktu pinjaman, dengan melihat kemampuan peminjam untuk melunasi. Karena semua data tersebut tersedia di platform Modal Rakyat.
“Jadi kaya beli laptop di market place, tinggal klik di sana ada semua keterangannya, termasuk skor kreditnya. Sudah ada summary-nya,” ucap Hendoko
Bahkan, dia mengatakan tak sedikit perbankan yang berpartner dengan Modal Rakyat untuk menyalurkan kredit ke masyarakat. Karena, platform digital ini menyediakan skor kredit yang dapat dimanfaatkan oleh perbankan untuk menilai profil risiko calon peminjam.
Sebagai informasi, saat ini Modal Rakyat telah memiliki lender ritel sebanyak 12.600 user dan lender berbentuk perusahaan terbuka (PT) sebanyak 22 entitas perusahaan. Lender ini telah berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp2,24 triliun kepada 93.500 peminjam.
Reporter : Nanda Aria
Editor : Gemal A.N. Panggabean