31.7 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

NILAI BISNIS FINTECH INDONESIA DIESTIMASI CAPAI Rp 1 KUADRILIUN

Liputan6.com, Bandung – Pengguna layanan financial technology (fintech) di Indonesia diprediksi mencapai 17 juta, dengan nilai bisnis mencapai Rp 1 kuadriliun per tahun. Hal ini diungkapย Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, Dimitri Mahayana dalam paparan surveinya.

“Merujuk data ini, jika pengguna internet di Indonesia mencapai 130 juta, asumsinya sekitar 10-15 persen sudah memakai layanan fintech. Hitungan kami, jumlah pengguna fintech berkisar 13-17 juta,” ujar Dimitriย ditemui Tekno Liputan6.comย di Bandung beberapa waktu lalu.

Fintech atau teknologi finansial adalah suatu inovasi di mana sektor finansial telah mengadopsi teknologi modern pada layanannya.

BACA JUGA

Dimitri melanjutkan, pengetahuan masyarakat terhadap fintech semakin berkembang.ย Hal ini ditunjang dengan kehadiran
layanan yang cepat mengimbangi industri perbankan dan keuangan yang sudah mapan puluhan tahun lamanya.

Survei menunjukkan, responden puas terhadap fintech karena layanannya mudah digunakan dan sangat cepat. Fintech sudah mampu memberikan layanan sekali klik, dengan waktu proses antara 1-5 detik, bahkan ada yang mampu 0,1 detik.

“Selain mudah, mereka jugaย tak perlu pergi ke bank. Banyak Usaha Kecil Menengah (UKM) senang dengan ini. Mereka memuji layanan e-moneyย karena bisa sambil jualan, dan keuangan beres. Kalau masih harus datang ke bank, dagangannya harus ditinggal,” sambungnya.

Situasi ini bisa mendongkrak perputaran nilai bisnis fintech di Indonesia mencapai Rp1 kuadraliun per tahun. Saat ini saja, nilai bisnisnya diperkirakan baru mencapai 25 persen dari total tersebut, baik untuk jenis pembayaran (payment) maupun pinjaman (loan).

Salah satu gambaran sukses adopsi fintech adalah penjualan berbasis pesanan ojek onlineย dari Martabak Andir, Bandung, bisa mencapai Rp 4 juta per hari atau sekitarย Rp 120 juta perebulan.

Demikian pula dengan ibu rumah tangga yang berbisnis sampingan di rumah mengandalkan jasa kurir. Dimitri mencontohkan tetangganya sendiri yang mampu menjual hingga 1.000 selimut per bulan dengan bertumpu pada pembayaran online.

“Dari semuanya itu, yang perlu diwaspadai adalah sistem keamanannya. Risikonya adalah adanya serangan ke sistem keamanan. Ini sudah terjadi pada sebuah web ticketing yang dibobol miliaran rupiah,” pungkasnya.

(Msu/Cas)

Sumber:ย http://tekno.liputan6.com/read/2917273/nilai-bisnis-fintech-indonesia-diestimasi-capai-rp-1-kuadriliun

Picture:ย www.pexels.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU