JAKARTA, duniafintech.com – OECD revisi pertumbuhan ekonomi RI pada tahun 2024 ini. Adapun langkah OECD revisi pertumbuhan ekonomi RI diketahui dilakukan ke bawah.
Sebelumnya, Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau OECD ini dalam kegiatan OECD Economic Outlook edisi November 2023 pertumbuhan ekonomi RI mereka perkirakan bisa mencapai 5,2%.
Akan tetapi, dalam OECD Economic Outlook Interim Report February 2024, OECD revisi pertumbuhan ekonomi RI sehingga angkanya menjadi hanya 5,1%. Meski demikian, terkait OECD revisi pertumbuhan ekonomi RI, organisasi ini tidak mengungkapkan penjelasan rinci soal revisi tersebut.
Baca juga: Penting! Simak Ramalan Ekonomi Indonesia 2024 dari IMF, Bank Dunia, dan OECD
Terkait OECD revisi pertumbuhan ekonomi RI, lembaga ini memang memperkirakan, laju pertumbuhan ekonomi berbagai negara di dunia pada tahun ini akan tidak merata. Pertumbuhan ekonomi global bahkan mereka revisi ke atas dari 2,7 menjadi 2,9%.
Ditopang penguatan pertumbuhan ekonomi AS dari sebelumnya diperkirakan tumbuh 1,5% menjadi 2,1%. Sementara itu, zona Eropa hanya 0,6% turun 0,3% poin dari perkiraan semula, Jepang tetap diperkirakan tumbuh 1%, dan China 4,7%. India naik menjadi 6,2% dari perkiraan sebelumnya 6,1%.
OECD pun mengungkapkan sejumlah tantangan yang akan dihadapi dunia pada 2024. Ketegangan geopolitik masih menjadi sumber utama ketidakpastian dan semakin meningkat akibat dari berkembangnya konflik di Timur Tengah.
Ancaman terhadap pelayaran di Laut Merah telah meningkatkan biaya pengiriman dan memperpanjang waktu pengiriman pemasok. Jika terjadi peningkatan, faktor-faktor ini dapat mengakibatkan tekanan harga baru di sektor barang.
Perkiraan OECD menunjukkan bahwa ganggang di Laut Merah akan menyebabkan kenaikan biaya pengiriman sebesar dua kali lipat, jika terus berlanjut, akan menambah 0,4 poin persentase terhadap inflasi harga konsumen dalam jangka waktu satu tahun.
“Secara paralel, kami perlu bekerja sama untuk menghidupkan kembali perdagangan, meningkatkan ketahanan rantai pasokan, dan mengatasi tantangan bersama, khususnya perubahan iklim,” ucap OECD Secretary-General Mathias Cormann dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (6/2/2024), via CNBCIndonesia.com.
Baca juga: Rilis Laporan Terbaru, Ini Beberapa Saran OECD untuk Ekonomi Indonesia
OECD pun merekomendasikan supaya kebijakan moneter harus dibuat dengan hati-hati, meskipun bank sentral dapat mulai menurunkan suku bunga tahun ini, asalkan inflasi terus mereda.
Kebijakan fiskal juga mereka anggap harus diarahkan untuk kembali membangun ruang fiskal yang memadai, melalui upaya yang lebih kuat untuk menahan pertumbuhan belanja.
“Pendekatan jangka panjang diperlukan untuk memperkuat fondasi perekonomian yang lebih berkelanjutan dan sejahtera,” kata Kepala Ekonom OECD Clare Lombardelli.
“Para pembuat kebijakan perlu mengambil tindakan saat ini untuk memastikan keuangan publik yang sehat sambil mempertahankan dan mendorong langkah-langkah untuk meningkatkan produktivitas dan membekali perekonomian untuk masa depan,” tegas Clare.
Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Revisi ke Atas, Inilah Proyeksi Ekonomi RI Terbaru dari ADB dan OECD
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com