29.9 C
Jakarta
Kamis, 19 Desember, 2024

Misi Keren OJK! Kejar Target 90% Rekening Simpanan Pelajar, Ajak Nabung Sejak Dini

JAKARTA, 16 Oktober 2024 – Kalangan santri dan pelajar jadi target Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam membuka simpanan pelajar bagi 90% siswa di Indonesia. Salah satu sasaran sosialisasinya pun dilakukan ke santri di Pondok Pesantren.

Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Frederica Widyasari Dewi.

Menurut Frederica, pihaknya menargetkan kalangan pelajar dari tingkat SD, SMP hingga SMA sederajat harus memiliki rekening.

“Kita khusus untuk siswa kita punya simpanan pelajar,” harapnya.

Tahun ini kata Frederica, menargetkan 90% pelajar telah memiliki simpanan pelajar.

Telah Capai 53 Juta Rekening Simpanan Pelajarย 

Frederica mengungkapkan, saat ini, OJK mencatat rekening simpanan pelajar di Indonesia sudah mencapai 53 juta. Adapun nilai simpanannya mencapai Rp83 triliun.

Diketahui, pelajar merupakan salah satu segmen yang memiliki indeks literasi keuangan syariah yang rendah, yaitu 30,17%. Capaian ini berada di bawah indeks literasi Keuangan Syariah secara nasional sebesar 39,11%.

Untuk meningkatkan inklusivitas ini, OJK pun mengadakan program Peluncuran Program Ekosistem Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS).

Program ini perdana di luncurkan di Pondok Karya Pembangunan Jakarta.

“Di sini kita membukakan rekening untuk 252 siswa (nominal tabungan (Rp282,04 juta). Sebagaimana tadi kita ketahui bahwa disini ada sekitar 2000-an santri ya, secara keseluruhan,” jelasnya.

Selain pembukaan rekening bagi pelajar, OJK juga menggandeng Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) lain untuk membuka rekening tabungan umum bagi 310 guru/staf Yayasan PKP dan 56 rekening pedagang/UMKM dengan total Rp1,36 miliar.

Selain itu, OJK juga mendorong penyaluran kredit pembiayaan syariah dengan penyaluran plafon pembiayaan sebesar Rp1,5 miliar untuk 920 rekening LKMS bagi pelaku usaha di Yayasan PKP.

Perlu diketahui, berdasarkan hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan tahun 2022 OJK, indeks literasi keuangan dan indeks inklusi keuangan semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Indeks Literasi Keuangan Capai 85,10 Persen

Menurut catatan OJK, pada tahun 2022 lalu, indeks literasi keuangan mencapai angka 49,68% dan indeks inklusi keuangan mencapai angka 85,10%.

Sementara untuk tahun 2023, indeks literasi keuangan ditargetkan meningkat menjadi 53% dan inklusi keuangan sebesar 88%.

Kurangi Ketimpangan Sosial

Selain itu juga memberikan daya ungkit bagi pertumbuhan ekonomi nasional serta mengurangi ketimpangan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK), indeks literasi keuangan nasional tahun 2023 berada di angka 65,43 persen.

โ€Maka dari itu kami optimistis gelaran Jifest (Jatim Inclusion) Festival (JiFest) 2024 mampu memberikan dampak ekonomi bahkan meningkatkan literasi,” paparnya.

Untuk itu, pihaknya terus gencar melakukan edukasi dan inklusi keuangan di kalangan masyarakat.

Pihaknya menargetkan pada tahun 2025 nanti, sebanyak 90 persen pelajar Indonesia sudah memiliki tabungan.

Kemudian jumlah rekening Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMUDA) mampu mencapai 2,5 juta, penggunaan produk keuangan oleh 30 persen penyandang disabilitas, dan KPMR bisa menjangkau 1,6 juta debitur.

โ€œKami sangat berharap indeks inklusi keuangan nasional bisa mencapai 98 persen pada perayaan Indonesia emas 2045,โ€ pungkasnya.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU