30 C
Jakarta
Sabtu, 23 November, 2024

Pasar Saham Loyo: Harga Bitcoin Bangkit, Kripto Jajaran Teratas Bergairah

JAKARTA, duniafintech.com – Harga mayoritas kripto utama kembali bergairah pada perdagangan Senin 28 Maret 2022 pagi waktu Indonesia, meski di pasar saham global cenderung terkoreksi. Yang naik, salah satunya harga Bitcoin (BTC).

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) naik 4,90 persen dalam 24 jam terakhir dan 12,84 persen dalam sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 46,935,70 per koin atau setara Rp 673,7 juta (asumsi kurs Rp 14.357 per dolar AS).

Kemudian Ethereum (ETH) juga berhasil menguat kembali. Dalam 24 jam terakhir, ETH naik 4,32 persen dan 14,17 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 3.276,30 per koin.

Kripto selanjutnnya, Binance coin (BNB) pagi ini masih menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB menguat 3,19 persen dan 9,32 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 428,57 per koin.

Kemudian Cardano (ADA) masih kokoh menguat. Dalam satu hari terakhir ADA naik 2,81 persen dan 33,37 persen dalam sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 1,17 per koin.

Sedangkan, Solana (SOL) juga masih menguat selama satu hari terakhir 3,33 persen dan 18,23 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 102,53 per koin.

Lalu XRP juga terlihat masih kokoh di zona hijau. Dalam satu hari terakhir, XRP naik 2,54 persen dan 5,94 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,8531 per koin.

Terra (LUNA) juga turut menguat setelahi sempat terkoreksi beberapa hari lalu. Terra naik 1,72 persen, tetapi masih menguat 2,24 persen dalam sepekan. Saat ini LUNA dihargai USD 92,93 per koin.

Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), keduanya alami pergerakan harga yang berbeda. USDT menguat. 0,01 persen yang membuat harganya saat ini berada di level USD 1,00.

Sedangkan, USDC turun 0,01 persen dalam satu hari terakhir yang membuat harganya masih turun ke level USD 0,9999.

Harga Bitcoin makin bergairah

Sementara itu, Bitcoin (BTC) cenderung bertahan di atas kisaran level US$ 42.000, sedangkan kripto utama lainnya juga cenderung kembali cerah pada hari ini. Sentimen bullish kembali menghampiri pasar kripto, setelah pada awal tahun dihadapi oleh sentimen bearish.

Di lain sisi, kinerja cryptocurrency alternatif (altcoin) yang semakin baik menandakan bahwa selera risiko investor kripto makin pulih.

Beberapa analis memperkirakan harga kripto utama akan tetap tinggi dalam jangka pendek, menandakan bahwa reli bantuan cenderung akan terjadi dalam jangka pendek.

“Akan ada batas atas harga aset berisiko, tergantung pada seberapa besar kenaikan suku bunga [Federal Reserve],” kata Justin Chuh, trader di Wave Financial, dikutip dari CoinDesk.

Chuh juga menyebutkan bahwa beberapa trader belum memposisikan di harga terendah. Sebaliknya, trader telah melepaskan aset lindung nilai dan menjual kontrak volatilitas karena harga kripto sudah relatif lebih stabil.

Harga kripto yang kembali cerah terjadi di tengah melonjaknya kembali harga minyak mentah dunia pada perdagangan Rabu kemarin hingga hari ini.

Dilansir dari CNBC, ada perdagangan pagi hari waktu Asia, harga minyak jenis Brent melonjak 1,36% ke level US$ 123,25 per barel, sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) melesat 1,08% ke level US$ 116,17 per barel.

Harga minyak telah bergejolak selama berminggu-minggu sejak agresi militer Rusia ke Ukraina karena investor menilai adanya dampak perang terhadap pasokan minyak dunia, apalagi dengan adanya sanksi ekonomi dari Barat terhadap Rusia.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky meminta negara-negara lain untuk memberi tekanan terhadap Rusia dengan mengklaim konflik telah berada di jalan buntu. Dengan situasi demikian, investor aktivis terkenal, Carl Icahn memperkirakan ada potensi resesi ekonomi di AS.

Di lain sisi, cerahnya pasar kripto juga terjadi di tengah masih menguatnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) bertenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar.

Pada penutupan perdagangan kemarin, yield Treasury tenor 10 tahun melonjak mencapai level 2,41%, yang menjadi level tertinggi sejak Mei 2019.

Kenaikan terjadi sejak bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 0,25-0,5%. Hal itu merupakan kenaikan suku bunga acuan untuk pertama kali.

The Fed membuka peluang kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 bp dan mengindikasikan kenaikan enam kali di tahun ini. Pada Senin lalu, Ketua The Fed Jerome Powell kembali menyatakan bahwa akan mengambil tindakan agresif terhadap inflasi.

 

 

 

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU