JAKARTA, duniafintech.com – Dalam sebuah laporan terungkap, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan pemerintahannya berusaha keras untuk memastikan Rusia menerima dampak invasi ke Ukraina.
Terlepas dari larangan SWIFT dan pemblokiran uang Rusia, mereka sekarang melihat ke kelas aset digital dan bagaimana AS dapat menggunakannya untuk menegakkan sanksi pada Rusia. Hal itu terungkap dari laporan Bloomberg, yang dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (8/3/2022).
Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dan Departemen Keuangan telah mengeluarkan perintah ke beberapa bursa kripto terbesar. Pertukaran ini telah diminta untuk memastikan Rusia tidak menggunakan kripto sebagai pelarian.
Negara itu baru-baru ini memberlakukan sanksi berat terhadap Federasi Rusia dan ingin memastikan mereka merasakan hal yang sama (dampak invasi).
“Cryptocurrency bukan pengganti dolar AS yang banyak digunakan di Rusia, tetapi otoritas Amerika secara agresif terus memerangi penyalahgunaan aset digital untuk menghindari sanksi,โ kata seorang pejabat gedung putih, dilansir dari Liputan6.com.
Beberapa pertukaran kripto yang tampaknya sedang dalam pembicaraan dengan Gedung Putih adalah Binance, Coinbase, dan FTX.
Meskipun Binance dan Coinbase baru-baru ini menyatakan, mereka tidak akan memblokir akun kripto Rusia, tetapi tidak menutup kemungkinan mereka akan melakukan perubahan.
Sesuai laporan Bloomberg, kedua bursa hanya ingin mengambil tindakan pada akun yang terkena sanksi. Hanya alamat yang diidentifikasi oleh Kantor Perbendaharaan yang ditandai dan diblokir untuk melakukan transaksi.
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada