31.6 C
Jakarta
Senin, 17 Juni, 2024

Makin Bergairah, Pendanaan Fintech Capai Rp49,6 Triliun Per September 2021

Aliran uang yang masuk ke sektor teknologi keuangan (fintech) di ASEAN mengalami kenaikan signifikan di 2021. Dalam sembilan bulan, pendanaan di sektor ini telah mencapai US$3,5 miliar atau setara dengan Rp49,6 triliun (kurs Rp14.189 per US$).

Menurut laporan Fintech in ASEAN 2021 oleh UOB, PwC Singapore dan Singapore FinTech Association (SFA), rebound dalam pendanaan fintech didorong oleh 167 kesepakatan termasuk 13 putaran besar, yang menyumbang US$2 miliar dari total pendanaan.  

Head of Group Channels and Digitalisation, UOB, Janet Young mengatakan,  sebagian besar investor menunjukkan minat yang kuat terhadap perusahaan fintech tahap akhir dan berkomitmen mendukung 10 dari 13 mega rounds atau putaran besar tahun ini. 

Tren ini menandakan adanya pergeseran strategi investor di beberapa negara di ASEAN karena mereka mengambil pendekatan yang lebih berhati-hati dan menghindari risiko dalam mendukung perusahaan yang sudah mapan dan dipandang memiliki peluang lebih besar untuk bangkit dan menjadi lebih kuat dari pandemi. 

“Dengan meningkatnya pemanfaatan pembayaran digital di ASEAN, investor menaruh kepercayaan mereka pada fintech tahap akhir dari sektor pembayaran dan juga menyuntikkan dana dalam jumlah tertinggi kepada perusahaan-perusahaan fintech tersebut,” katanya, Senin (15/11).

Saling Menguntungkan Jadi Kunci Investasi Fintech

Janet Young melanjutkan, bergairahnya kembali investasi di industri fintech di ASEAN telah mendorong pendanaan yang signifikan pada tahun ini. 

Rebound yang kuat, serta peluang untuk menjalin kemitraan yang bersifat saling menguntungkan antara industri perbankan, fintech, dan ekosistem digital, juga perluasan di seluruh kawasan akan berperan dalam mendorong pertumbuhan perusahaan fintech ASEAN yang berkelanjutan.  

“Di UOB, kami telah lama berkolaborasi dengan mitra FinTech dalam mendorong pertumbuhan mereka berkat pemahaman kami yang mendalam akan nuansa budaya, bisnis, dan peraturan di ASEAN dan dengan menghubungkan mereka ke ekosistem regional kami,” ujarnya.

Menurutnya, kolaborasi erat ini juga memungkinkan pihaknya memanfaatkan kekuatan dan kemampuan unik satu sama lain demi menciptakan solusi keuangan yang progresif.

“Juga pengalaman digital tanpa batas yang bermanfaat bagi nasabah kami di dunia maya yang semakin meningkat,” ucapnya.

Singapura Jadi Pengepul Terbesar, Indonesia Kedua

Adapun, berdasarkan laporan yang sama tercatat bahwa Singapura mempertahankan posisi teratas sebagai pengepul pendanaan fintech terbesar dengan menarik enam dari 13 mega rounds pendanaan.

Perusahaan-perusahaan fintech yang berbasis di Singapura terus menarik pendanaan terkuat di ASEAN dan menguasai hampir setengah, yaitu 49% dari total 167 kesepakatan senilai US$1,6 miliar dalam pendanaan. 

Hal ini termasuk enam putaran besar atau mega rounds senilai total US$972 juta. 

Sedangkan Indonesia mempertahankan posisi kedua dengan memperoleh pendanaan sebesar US$904 juta atau 26% dari total pendanaan, diikuti Vietnam yang melonjak tajam menjadi US$375 juta atau 11% dalam pendanaan, sebagai hasil dari dua putaran besar. 

Perusahaan fintech di Singapura dan Indonesia menerima pendanaan di hampir setiap kategori, sebuah indikasi industri yang dinamis dan berkembang dengan adegan investasi yang aktif.

Singapura Jadi Surga Investasi Fintech

Pada kesempatan yang sama, Presiden SFA Mr Shadab Taiyabi menyatakan, pihaknya senang karena fintech di Asia Tenggara terus berkembang dan tumbuh dengan pesat, sebagaimana dibuktikan oleh rebound yang kuat dalam pembiayaan tahun ini. 

Salah satu pendorong utama kebangkitan ini adalah pandemi yang telah mempercepat adopsi digital di Singapura dan di seluruh kawasan, serta mendorong peningkatan pembayaran digital dan mempercepat peralihan menuju kanal digital di sektor jasa keuangan.

Menurutnya, Singapura telah mencatatkan pendanaan paling kuat karena didukung oleh semakin banyaknya fintech yang ingin mendirikan kantor pusat mereka di negara tersebut.

Hal itu berkat adanya dukungan regulasi yang kuat, peluang untuk kolaborasi pada tingkat kawasan, serta ekosistem investor yang berfokus pada perusahaan rintisan (startup) yang terus berkembang. 

“SFA tetap berkomitmen dalam mendukung dan memfasilitasi ekosistem fintech guna mendorong peluang baru bagi perusahaan-perusahaan untuk berkolaborasi, terhubung, dan berkreasi bersama,” ujar Shadab.

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

ARTIKEL TERBARU