31.2 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Perkembangan Terbaru Regulasi Kripto Aset di Afrika Selatan

duniafintech.com – Pertukaran kripto aset di Afrika Selatan sedang bersiap untuk beberapa perubahan regulasi di negara tersebut. Luno, VALR dan iCE3X  menyatakan bahwa mereka sedang melakukan diskusi mengenai masa depan peraturan kripto aset di negara tersebut.

Saat ini, South African Reserve Bank (SARB) telah menerapkan pendekatan progresif terhadap regulasi cryptocurrency, hal ini dilakukan untuk mencegah penggunaan kripto aset untuk hal-hal yang tidak diinginkan.

Manajer umum Luno Afrika Marius Reitz menyatakan bahwa SARB diharapkan mengumumkan proposal regulasi cryptocurrency baru pada kuartal pertama 2020.

“Luno menyambut baik peraturan dan akan bekerja sama dengan SARB dan regulator lainnya di seluruh dunia. Kami percaya ini akan memberikan kenyamanan kepada konsumen kripto bahwa layanan yang mereka tangani dipegang sesuai dengan standar peraturan yang ditetapkan,” kata Reitz.

Baik Luno dan VALR selama ini melakukan aktivitas yang seolah-olah sudah teregulasi, meskipun kenyataannya aturan tentang kripto aset masih sangat kurang di negara tersebut. Regulasi seputar cryptocurrency dan teknologi Blockchain tetap relatif tidak terdefinisi di Afrika Selatan, seperti di banyak negara lain di dunia.

Pada bulan Januari 2019, Kelompok Kerja FinTech Antarpemerintah Afrika Selatan – terdiri dari SARB, FIC, FSCA, SARS, dan Perbendaharaan Nasional – mengeluarkan Makalah Konsultasi tentang Proposal Kebijakan untuk Aset Kripto. 

Makalah ini bertujuan untuk menyediakan jalur yang teregulasi untuk penyedia layanan kripto aset di Afrika Selatan, termasuk pertukaran utama.

Pada bulan Juni, Satuan Tugas Tindakan Keuangan (yang mana Afrika Selatan menjadi anggotanya) juga mengeluarkan “Panduan untuk Pendekatan Berbasis Risiko untuk Aset Virtual dan Penyedia Layanan Aset Virtual”, yang menyediakan kerangka kerja pengaturan untuk industri cryptocurrency.

Baca juga:

Tindakan Keras dan Pandangan FNB Terhadap Pertukaran Setempat

Baru-baru ini, FNB berhenti menyediakan layanan perbankan untuk pertukaran mata uang kripto – menyatakan bahwa mereka akan menutup rekening bank dari layanan pertukaran lokal.

Salah satu pendiri VALR, Farzam Ehsani, mengatakan pertukaran mereka sedang dalam tahap diskusi dengan FNB mengenai tanggal penghentian yang tepat, tetapi mereka tidak khawatir dengan reaksi serupa dari bank lokal lainnya.

“Kami akan mengomunikasikan tanggal ini kepada pelanggan kami terlebih dahulu untuk memastikan transisi yang mulus ke mitra perbankan kami yang lain, beberapa di antaranya sudah diaktifkan pada platform VALR,” kata Ehsani.

Afrika Selatan hanyalah salah satu dari sekian banyak negara yang ingin segera menyelesaikan regulasi untuk peredaran kripto aset. Adanya aturan yang tepat diharapkan dapat membuka peluang yang lebih besar dalam industri tanpa harus memunculkan beragam risiko.

-Dita Safitri-

Artikulli paraprak
Artikulli tjetër

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU