29.2 C
Jakarta
Minggu, 22 Desember, 2024

Persaingan Sengit Bank Digital Berebut Pasar Pinjaman Langsung

JAKARTA, 14 November 2024 – Beberapa bank digital kini mulai memperluas cakupan layanan mereka, tidak hanya dalam hal memperbesar jumlah nasabah, tetapi juga dengan meningkatkan penyaluran kredit melalui berbagai skema. Salah satu inovasi utama adalah peluncuran fitur pinjaman langsung (direct loan) melalui aplikasi masing-masing bank. Fitur ini diharapkan mampu mempercepat penyaluran kredit dan menawarkan opsi baru bagi nasabah.

Bank Jago Tbk: Jago Dana Cepat dan Skema Channeling

PT Bank Jago Tbk menjadi salah satu bank digital yang baru saja meluncurkan produk pinjaman langsungnya, bernama Jago Dana Cepat. Produk ini menawarkan suku bunga yang kompetitif, mulai dari 1,3% per bulan. Menurut Direktur Kepatuhan & Corporate Secretary Bank Jago, Tjit Siat Fun, peluncuran Jago Dana Cepat dilandasi oleh tingginya permintaan nasabah terhadap pembiayaan, terutama di segmen yang belum sepenuhnya terlayani melalui skema channeling.

Namun, Afun, sapaan akrab Tjit Siat Fun, menyatakan bahwa Bank Jago masih mengandalkan skema channeling sebagai mesin utama dalam penyaluran kredit. Bank Jago tetap berfokus pada kolaborasi dengan mitra-mitra strategis, termasuk ekosistem digital, perusahaan fintech, multifinance, dan lembaga keuangan lainnya. Hal ini dikarenakan skema channeling dianggap lebih efektif dalam menjangkau lebih banyak nasabah melalui kerja sama tersebut.

Sampai kuartal III/2024, Bank Jago mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 17,3 triliun, meningkat 59% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 10,9 triliun. Hal ini mencerminkan perkembangan signifikan dalam layanan kredit Bank Jago yang didorong oleh kolaborasi ekosistem digital dan strategi penyaluran yang efektif.

PT Bank Seabank Indonesia: Seabank Pinjam dalam Tahap Piloting

Tak ingin ketinggalan, PT Bank Seabank Indonesia juga berencana meluncurkan produk pinjaman langsungnya yang diberi nama Seabank Pinjam. Wakil Direktur Utama Seabank, Junedy Liu, menyebut bahwa produk ini sudah dalam tahap finalisasi dan tengah menunggu izin dari pihak regulator. Diharapkan, produk ini bisa diluncurkan pada kuartal IV-2024.

Menurut Junedy, peluncuran Seabank Pinjam merupakan respons dari hasil survei langsung dengan nasabah untuk memahami jenis kredit yang paling dibutuhkan. Mengenai suku bunga, Junedy belum mengonfirmasi besaran pasti, namun dia memastikan bahwa bunga Seabank Pinjam akan lebih rendah dibandingkan pinjaman online pada umumnya, sehingga bisa menjadi alternatif yang lebih menarik dan terjangkau bagi nasabah.

Per September 2024, nilai outstanding pinjaman Seabank tercatat sebesar Rp 19 triliun, dengan skema channeling dan joint financing yang masih mendominasi portofolio kredit. Hal ini menunjukkan bahwa Seabank masih memanfaatkan berbagai skema pembiayaan digital, termasuk kerja sama dengan layanan paylater dan pinjaman online untuk memperluas penyaluran kreditnya.

PT Bank Raya Indonesia Tbk: Direct Lending sebagai Penopang Utama Kredit

Berbeda dengan Bank Jago dan Seabank yang masih mengandalkan skema channeling, PT Bank Raya Indonesia Tbk, anak usaha BRI Group, justru melihat potensi besar dalam pinjaman langsung (direct lending) sebagai mesin utama pertumbuhan kreditnya. Direktur Keuangan Bank Raya, Rustati Suri Pertiwi, menyebutkan bahwa pinjaman digital langsung telah memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan kredit di Bank Raya.

Tercatat, outstanding kredit digital Bank Raya hingga September 2024 tumbuh sebesar 90,37% secara tahunan (yoy), mencapai Rp 1,79 triliun. Sementara itu, total penyaluran kredit digital Bank Raya mencapai Rp 13,7 triliun, dengan peningkatan tahunan sebesar 72,5%. Pertumbuhan ini sebagian besar didukung oleh produk Pinang Dana Talangan yang difokuskan untuk transaksi Agen BRILink dalam ekosistem BRI Group. Pinjaman ini mencatatkan transaksi sebesar Rp 580 miliar, atau tumbuh 194% secara tahunan, dan total penyalurannya mencapai Rp 11,8 triliun, tumbuh 69% yoy.

Bank Raya berupaya untuk memanfaatkan sinergi dan data yang tersedia di dalam BRI Group sebagai modal untuk mengoptimalkan penyaluran kredit digital secara langsung, namun tetap dengan pendekatan yang hati-hati. Hal ini diharapkan bisa mempercepat akselerasi pertumbuhan kredit dengan risiko yang terkelola.

Tren Direct Loan di Bank Digital dan Tantangan yang Dihadapi

Tren direct loan yang kini mulai berkembang di kalangan bank digital memiliki potensi untuk mengubah lanskap penyaluran kredit di Indonesia. Direct loan memungkinkan bank digital untuk lebih fleksibel dalam menawarkan pinjaman dengan suku bunga yang kompetitif, tanpa perlu melalui pihak ketiga. Dengan demikian, bank dapat menarik lebih banyak nasabah dan memenuhi kebutuhan kredit secara langsung.

Namun, penerapan skema direct loan ini tidak lepas dari tantangan, terutama terkait regulasi dan risiko kredit. Bank digital perlu memastikan bahwa mereka memiliki infrastruktur yang memadai untuk melakukan penilaian risiko yang akurat serta mekanisme penagihan yang efektif. Selain itu, persaingan dari layanan fintech dan pinjaman online lain juga mengharuskan bank digital untuk menawarkan suku bunga yang kompetitif agar tetap menarik bagi nasabah.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa per September 2024, jumlah kredit yang disalurkan oleh industri perbankan digital Indonesia mengalami peningkatan sebesar 45% yoy. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap produk kredit digital semakin tinggi, terutama di kalangan nasabah muda dan masyarakat yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan perbankan tradisional.

Prospek Masa Depan Bank Digital di Indonesia

Dengan pertumbuhan pesat industri bank digital dan penyaluran kredit melalui skema direct loan maupun channeling, prospek masa depan bank digital di Indonesia terlihat menjanjikan. Bank-bank digital seperti Bank Jago, Seabank, dan Bank Raya terus melakukan inovasi dalam produk dan layanan mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin dinamis.

Di sisi lain, peran pemerintah dan OJK dalam mengatur dan mengawasi industri ini akan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan pertumbuhan kredit digital. Dukungan regulasi yang tepat dan pengawasan yang ketat akan membantu bank digital untuk tetap kompetitif sambil menjaga keseimbangan antara inovasi dan manajemen risiko.

Melalui kombinasi antara kolaborasi dengan mitra strategis dan pengembangan produk kredit yang inovatif, bank digital diharapkan dapat semakin berkembang dan menjadi salah satu pilar utama dalam perekonomian Indonesia, memberikan akses layanan keuangan yang lebih luas kepada masyarakat.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU