duniafintech.com – Bicara soal layanan ride-hailing (berbagi tumpangan), nama Go-Jek dan Grab tentu sudah tak asing lagi. Pertarungan antara kedua perusahaan ini sudah lama diketahui memanas. Keduanya sama-sama berusaha menjadi penguasa pasar untuk wilayah ASEAN hingga akhirnya Uber yang muncul belakangan pun, tersingkir begitu saja.
Seperti yang kita ketahui, Grab atau yang sebelumnya dikenal dengan nama GrabTaxi adalah platform yang diproduksi oleh perusahaan yang bermarkas di Singapura. Hingga saat ini, Grab telah menyediakan bermacam layanan mulai dari taksi, ojek, pesan antara makanan, pengiriman barang hingga dompet digital. Grab telah melayani banyak pasar di Asia Tenggara.
Sementara itu Go-Jek adalah proyek yang digagas oleh Nadiem Makarim, pemuda asli Indonesia yang merupakan lulusan Bisnis dan Administrasi Harvard. Sama seperti Grab, Go-Jek juga menyediakan beragam layanan tambahan selain taksi dan ojek seperti Go-Send untuk pengiriman barang, Go-Food untuk pesan antar makanan hingga Go-Pay yang merupakan layanan dompet digital.
Baca juga: Kini Kita Bisa Menghasilkan Crypto Hanya Dengan Menonton Iklan dan Menjelajah…
Perbandingan Jumlah Pengguna Go-Jek dan GrabÂ
Salah satu yang membuat publik memilih untuk menggunakan jasa Go-Jek dan Grab adalah tarif yang ditawarkan. Dari segi Consumers’ Awareness, menurut survei yang dilakukan oleh Spire Research and Consulting, responden menyatakan bahwa dalam 6 bulan dan 3 bulan terakhir jumlah yang menggunakan Grab adalah 75% dan 61%. Sementara Go-Jek, ada 62% dan 58% responden yang menggunakannya selama 6 dan 3 bulan terakhir.
Dari survei yang sama, konsumen ternyata lebih banyak yang menggunakan Grab taksi ketimbang Go-Car, setidaknya hingga kuartal keempat di tahun 2018 lalu. Beberapa faktor seperti banyaknya promo yang diadakan Grab tampaknya menjadi alasan tersendiri kenapa banyak orang lebih memilih menggunakan jasa perusahaan asal Singapura ini. Sebaliknya, untuk pilihan ojek, Go-Ride berhasil melampaui Grab dengan jumlah pengguna sebanyak 64% dari total responden.
Baca juga: Perusahaan Finansial Jamaika Rilis Platform Untuk Pedagang Online
Go-Jek dan Grab Sama-sama Bisnis Raksasa
Tidak ada yang tidak tahu bahwa Go-Jek sudah menjadi salah satu dari 4 perusahaan unicorn (perusahaan rintisan dengan valuasi lebih dari $1 miliar) yang ada di tanah air. Sementara itu Grab sudah menyalip langkah Go-Jek lebih dulu dengan raihan pendanaan senilai lebih dari $4,5 miliar atau setara Rp63 triliun dari Toyota, Hyundai Motor, Microsoft hingga Ping An Capital. Selain itu, Grab juga mendapat suntikan dana segar dari Oppenheimer Funds. Pendanaan ini sekaligus membawa Grab menjadi perusahaan decacorn (perusahaan yang memiliki nilai lebih dari $10 miliar) pertama di Asia Tenggara.
Go-Jek tentu saja tidak mau kalah. Menurut pemberitaan CNBC, Go-Jek disebut telah mengumpulkan uang dari pendanaan seri F senilai $920 juta. Meskipun tergolong kecil dari perkiraan, namun kabar yang berhembus Go-Jek sedang mengincar dana $2 miliar dari para investor. Dari pendanaan putaran pertama, Go-Jek berhasil mengumpulkan setidaknya $9,5 miliar dari para investor seperti Google, JD.com, Tencent, Mitsubishi hingga Provident Capital. Jika diperhitungkan, hanya tinggal menunggu waktu saja sampai Go-Jek berhasil menyusul Grab menjadi perusahaan decacorn pertama di Indonesia dan kedua di Asia Tenggara.
Kalau kita ikuti terus, kiprah kedua layanan ride-hailing ini memang tidak akan ada habisnya. Kalau Anda, lebih sering pakai Grab atau Go-Jek?
picture:Â pixabay.com
-Dita Safitri-