JAKARTA, duniafintech.com – Ada banyak perusahaan besar yang bangkrut, baik di tingkat global (dunia) maupun Indonesia. Daftar perusahaan itu memang pernah mengalami masa kejayaan selama bertahun-tahun, tetapi kemudian korporasi itu bangkrut.
Baik eksternal maupun internal, beberapa faktor kemudian membuat perusahaan itu tumbang atau juga gulung tikar. Nah, berikut ini daftar perusahaan tersebut.
Daftar Perusahaan Besar yang Bangkrut di Dunia
- Lehman brothers
Istilah “too big to fail” atau “terlalu besar untuk jatuh” agaknya cukup pantas untuk menggambarkan kondisi Lehman Brothers. Bank terbesar di di Amerika Serikat ini disebut sebagai bank paling stabil dan tidak akan bangkrut pada masa era kejayaannya. Hal itu pun didukung oleh pernyataan dari berbagai pihak.
Sebagai informasi, aset yang dimilikinya saja bisa berkisar 640 miliar dollar dan usia bank ini sendiri sudah mencapai usia 158 tahun sehingga sangat mustahil jika bank itu bakal mengalami kebangkrutan.
Akan tetapi, rupanya Lehman Brothers memang bisa jatuh bangkrut, yang disebabkan oleh memburuknya kondisi kredit perumahan di AS sekaligus ada faktor internal yang menyebutkan bahwa ada dugaan manipulasi dari laporan keuangan.
Dengan jatuhnya bank ini, hal itu pun memberikan guncangan sekaligus dampak buruk bagi tatanan ekonomi di dunia dan juga langsung memicu adanya krisis ekonomi global.
Baca juga: Utang Negara Menumpuk Kala Pandemi, Ini Kata Sri Mulyani
- Kodak
Merek kamera ternama yang satu ini pasti akan diingat oleh Anda yang lahir, khususnya, pada tahun 90an. Kodak pun tersebar di seluruh kawasan Indonesia, bahkan juga dunia. Khususnya di Indonesia, sisa-sisa dari kodak bisa ditemukan dalam studio foto jadul ataupun kios yang menawarkan jasa untuk cetak foto dan sering kali nama merek ini terpampang jelas di depan toko mereka.
Kodak sendiri dianggap gagal lantaran tidak mampu memulai sebuah era perubahan, terlebih lagi perkembangan teknologi sudah semakin maju. Perusahaan ini dibangun pada tahun 1888 oleh pria bernama George Eastman dan sangat terkenal sejak tahun 1980-an hingga 90-an.
Akan tetapi, tanda-tanda runtuhnya dominasi kodak mulai tampak saat pihak manajemen kodak sudah mengumumkan adanya penurunan laba sebanyak 73 persen pada tahun 1983 di triwulan pertama.
Adapun penyebab gagalnya Kodak bersaing, yaitu lantaran sudah kian banyaknya bermunculan produk-produk kamera digital sehingga membuat merek ini perlahan ditinggalkan kendati pada tahun 1975 Kodak ingin membuat teknologi kamera digital—lantas tidak terealisasi lantaran takut membunuh bisnis roll film kalau muncul produk digital.
Nah, pada tahun 2009, Kodak pun resmi mengumumkan penghentian dari proses produksi roll film yang sudah dibuatnya selama 74 tahun.
- MGM
Bagi para penggemar film produksi Hollywood atau buatan Amerika, tentunya pernah melihat bahwa sebelum film diputar, ada ikon singa yang mengaum. Itulah ikon resmi MGM, yang telah dikenal sebagai studio film terbesar yang ada di Hollywood.
Pada era kejayaannya, MGM pun bahkan sempat menghasilkan berbagai macam film terkenal sekaligus eksis di jagad hiburan. Tidak sedikit pula aktor terkenal dan legendaris berasal dari produksi ini, sebut saja Buster keaton, Greta Garbo, dan Clark gable.
Menurunnya penjualan DVD sekaligus terlilit oleh utang hingga sekitar 3,7 miliar dollar menjadi alasan di balik bangkrutnya MGM. Perusahaan film yang pernah menjadi nomor satu ini kemudian harus menjual seluruh aset yang dimilikinya, termasuk franchise James Bond dan juga dua seri bagian The Hobbit yang sukses di pasaran.
- Marvel Entertainment
Nama Marvel sudah tidak asing lagi di telinga para penggemar superhero Amerika.Akan tetapi, kebangkrutan yang dialami oleh Marvel tampaknya memang kurang diketahui oleh publik, utamanya di Indonesia.
Marvel sendiri merupakan perusahaan raksasa untuk buku komik selama kurang lebih dua puluh tahun. Sejumlah nama superhero terkenal, misalnya Captain America, X-Men, dan Spider Man, diproduksi oleh Marvel.
Akan tetapi, lantaran adanya krisis keuangan, Marvel pun pailit pada tahun 1996 silam.
- Nokia
Perusahaan raksasa yang sudah berdiri hingga 16 tahun lamanya ini sempat merajai industri telekomunikasi selama 14 tahun lamanya di seluruh dunia, khususnya dengan produk ponselnya.
Di masa itu, Nokia selalu menang dalam bertanding melawan perusahaan ponsel lain. Namun, kesombongan Nokia soal kemampuan Android harus dibayar mahal, yakni dengan menutup pabrik terbesarnya.
Baca juga: Indonesia Tambah Utang Lagi, Kali Ini Dari ADB Senilai Rp2,1 Triliun
Nokia pun beranggapan bahwa Android itu seperti semut yang dapat diinjak dengan mudah. Hal ini lantaran sebenarnya Nokia sudah mengetahui dan mampu membuat ponsel dengan teknologi yang sama dengan Android, tetapi kesombongan mereka sudah membuat mereka lupa akan inovasi dan cepatnya perubahan zaman.
Singkat cerita, Android dan Apple pun kemudian muncul dan meluncurkan industri smartphone yang akhirnya dapat menutup industri Nokia. Bahkan, Nokia pun sempat membuat smartphone dengan nama Lumia dan Asha, tetapi mereka tidak mampu lagi bersaing hingga Microsoft berhasil mengakuisisi Nokia dan secara resmi pabrik Nokia juga ditutup seiring perjanjian antara Nokia dan Microsoft.
Nama Nokia sendiri masih boleh digunakan selama 10 tahun ke depan, tetapi tidak untuk industri ponsel atau smartphone.
Daftar Perusahaan Besar yang Bangkrut di Indonesia
- Sariwangi AEA
PT Sariwangi Agricultural Estates Agency (Sariwangi A.E.A) beberapa waktu lalu telah dinyatakan pailit oleh pengadilan usai korporasi ini terjerat utang maha besar pada tahun 2018 silam.
Adapun Sariwangi diputuskan sudah melakukan ingkar janji atau wanprestasi terhadap perjanjian perdamaian atau homologasi dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) terdahulu. Perusahaan teh terbesar di Indonesia ini diketahui punya tagihan utang senilai Rp1,05 triliun.
- Jamu Nyonya Meneer
Perusahaan jamu terbesar di Indonesia ini diketahui telah menutup pabriknya di Semarang pada tahun 2017 lalu. PT Nyonya Meneer sendiri bangkrut karena tidak mampu membayar utang sebesar Rp7,04 miliar kepada sejumlah kreditur.
Bangkrutnya Nyonya Meneer sendiri ditengarai oleh beberapa pihak karena kurangnya inovasi. Hal itu terjadi lantaran banyaknya industri besar obat tradisional harus bekerja ekstra untuk bersaing dengan produk lain di tingkat domestik dan luar negeri. Terlebih, industri jamu seperti PT Nyonya Meneer ini pun mesti bersaing dengan jamu ilegal.
Nah, demikianlah ulasan soal daftar perusahaan besar yang bangkrut, baik di dunia maupun tanah air. Adapun pelajaran yang bisa dipetik dari ambruknya perusahaan-perusahaan besar itu adalah selalu diperlukan inovasi sebagai strategi supaya bisnis yang dibangun tidak berakhir dengan gulung tikar.
Baca juga: Debt Collector Tagih Utang Pinjol, OJK: Bisa-bisa Akan Kami Larang
Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama
Editor: Rahmat Fitranto