31.2 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

PERUSAHAAN GUNAKAN BITCOIN UNTUK MEMBAYAR SERANGAN PARA HACKER

duniafintech.com – Ingatkah kita pada bulan Mei lalu di tahun ini, serangan ransomware WannaCry yang menjadi virus viral dan menjangkiti ratusan ribu komputer tidak hanya di Indonesia saja, akan tetapi tercatat ada di 150 negara.

Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia mengambil sikap dengan mengambil tindakan dimaksudkan guna mencegah serangan serupa.

Ternyata ada salah satu langkah dalam mengantisipasi penyerangan siber virus computer dalam skala besar tersebut, yaitu melibatkan mata uang Bitcoin terlebih dahulu sehingga mereka dapat membayar tebusan.

“Kami melihat beberapa contoh di Inggris, di mana perusahaan secara proaktif membangun akses Bitcoin sehingga mereka dapat membayar para peretas pembajakan kasus WannaCry tersebut,” kata Kirill Tatarinov, CEO Citrix, perusahaan penyedia layanan cloud.

Penebusan lewat pembayaran mata uang Bitcoin ini tidak terjadi hanya dari satu perusahaan. Namun, dari catatan Steve Chabinsky sebagai seorang mantan penasihat FBI menegaskan bahwa para perusahaan sadar dalam membuat akun Bitcoin yang dapat disiapkan terhadap serangan-serangan siber seperti ransomware tersebut.

Menelisik dari kejadian virus siber tersebut, apa yang menjadi alasan para perusahaan menggunakan Bitcoin untuk pembayaran tebusan di masa mendatang?

Hal yang mungkin menjadi penjelasan termudah, mengapa perusahaan-perusahaan melakukan hal ini adalah karena ditakutkan akan mendapat kerugian lain hanya karena melaporkan pelanggaran transparan daripada mereka membayar tebusan itu sendiri.

Ditambahkan oleh Tatarinov, regulasi adalah yang dibutuhkan saat ini.

“Saya berpikir mengenai apa kita harus antisipasi di tahun yang akan datang, daripada menyesal pada kemudian hari.”

Seperti diketahui, laporan yang diterbitkan oleh perusahaan keamanan siber, pemerasan tuntutan oleh hacker cenderung naik seiring dari kenaikan nilai cryptocurrencies. Perusahaan keamanan cyber Inggris mengatakan kemajuan teknologi dalam mata uang virtual telah menurunkan hambatan untuk transfer uang secara anonim.

Perusahaan MRW yang mengkhususkan diri dalam mendukung Bank, pemerintah, dan perusahaan-perusahaan besar dengan pengujian pertahanan melaporkan kejadian siber di berbagai negara. Perusahaan yang berbasis di London ini berpendapat bahwa meningkatnya likuiditas pasar cryptocurrencies menopang pula kegiatan ransomware.

Diketahui besaran volume tercatat sebesar lebih dari $ 1 milyar, besar hasil kejahatan online dengan mudah dapat turut bercampur dengan transaksi tanpa efek yang nyata pada harga aset.

Source: crptovest

Writter: Romy Syawal

 

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU