27.3 C
Jakarta
Selasa, 23 April, 2024

Portofolio Investasi adalah: Contoh hingga Cara Membuatnya

JAKARTA, duniafintech.com – Portofolio Investasi sejatinya adalah satu istilah penting yang perlu diketahui dalam dunia penanaman modal.

Saat ini, investasi sendiri memang telah menjadi salah satu kegiatan yang banyak digandrungi oleh banyak orang. Pasalnya, masyarakat pada masa sekarang sudah lebih melek akan keuangan mereka ketimbang dengan zaman dulu.

Nah, istilah portofolio akan sangat berguna untuk membantu investor, khususnya pemula, dalam mengetahui risiko yang dimilikinya sehingga ia akan bisa mendapatkan investasi yang lebih cocok dengan keuangannya.

Berikut ini ulasan selengkapnya, seperti dinukil dari Qoala.

Baca juga: Cara Investasi Emas di Shopee Plus Kelebihan & Kekurangannya

Apa Itu Portofolio Investasi?

Pada dasarnya, portofolio investasi adalah istilah yang cukup familiar di antara investor keuangan. Di portofolio ini ada penjelasan di mana saja kamu sudah mengalokasikan uang ketika investasi.

Di sini juga ada berbagai obligasi, reksadana, saham, dan instrumen keuangan lainnya. Bukan itu saja, portofolio pun akan menjadi pertimbangan dalam menilai instrumen investasi yang kamu punya.

Sejatinya, ini adalah kumpulan aset investasi individu, perusahaan, manajer investasi, hingga lembaga keuangan. Portofolio ini lazimnya berisi kumpulan uang tunai, komunitas, reksadana, obligasi, dan saham yang dimiliki oleh investor.

Adapun aset yang tersimpan di dalamnya akan berupa bentuk penanaman modal lain, karya seni, perhiasan, hingga real estate yang bisa mendatangkan keuntungan di masa depan.

Dengan adanya portofolio, seorang investor akan punya kesempatan untuk dapat melakukan diversifikasi investasinya yang akan berpengaruh pada risiko kerugian yang semakin kecil. Pasalnya, dengan membuat portofolio, ia akan punya beberapa jenis saham dalam satu portofolio investasi.

Macam-macam Portofolio Investasi Saham

  1. Income Portfolio

Portofolio pendapatan adalah uang yang diterima dari investasi, dividen, bunga, dan keuntungan kapital. Royalti yang diterima dari investasi properti pun dianggap sebagai sumber portofolio pendapatan. Hal itu menjadi salah satu dari tiga kategori utama pendapatan.

Kategori lainnya, yakni pendapatan aktif dan pendapatan pasif. Kebanyakan portofolio pendapatan memperoleh perlakuan pajak yang menguntungkan. Dividen dan keuntungan capital diberi pajak dengan tingkat yang lebih rendah ketimbang pendapatan yang didapatkan. Portofolio pendapatan pun bukanlah subjek dari pajak social security atau mediocre.

  1. Value Portfolio

Adapun portofolio nilai akan mencari berinvestasi pada saham yang terlihat diberi harga di bawah nilai aslinya berdasarkan karakteristik fundamental. Investasi nilai sering dibandingkan dengan investasi pertumbuhan yang berfokus pada menyatukan perusahaan dengan prospek pertumbuhan yang tinggi. Diketahui, dana nilai dan investasi nilai sering disamakan dengan strategi yang dikembangkan oleh investor Benjamin Graham dan Warren Buffett. Manajer nilai memilih saham untuk dana nilai berdasarkan karakteristik dasar yang dihubungkan dengan nilai intrinsik suatu saham.

  1. Growth Portfolio

Ini adalah portofolio berbagai saham yang berbeda, yang punya apresiasi kapital sebagai tujuan utamanya dengan pembayaran dividen yang kecil atau tidak sama sekali. Biasanya, portofolio ini berisi perusahaan dengan pertumbuhan di atas rata-rata yang menginvestasikan ulang pendapatan mereka untuk perluasan, akuisisi, atau penelitian dan pengembangan. Adapun kebanyakan dana pertumbuhan menawarkan apresiasi kapital potensial yang lebih tinggi, tetapi lazimnya risikonya juga di atas rata-rata.

Contoh Portofolio Investasi

  1. Dengan Diversifikasi Produk

Diversifikasi Portofolio

Model yang satu ini dibuat bagi mereka yang ingin menggunakan uang tunai mereka dalam jangka waktu 1 tahun ke depan dan tidak ingin mengambil risiko kehilangan uang itu, bahkan dengan presentasi sekecil apa pun. Model ini cocok buat investor yang berkeinginan untuk mengakuisisi bisnis, membeli rumah dan membayar kuliah. Pasar uang dan obligasi akan mendominasi 80% dari jenis portofolio yang satu ini.

Model Pendapatan Tetap

Yang satu ini dibuat untuk memberikan pendapatan kepada investor yang ingin mendapatkan pendapatan tetap. Pendapatan dari investasi dapat diperoleh dari berbagai macam sumber. Mereka yang berinvestasi dengan model ini akan memiliki pendapatan yang aman saat mereka pensiun.

Baca juga: Investasi Kripto Terpercaya di Aplikasi, Ini Rekomendasinya

Seimbang

Ini merupakan hybrid pendapatan tetap dan pertumbuhan yang membuatnya dikenal sebagai alokasi aset seimbang. Banyak orang yang menilai bahwa jenis portofolio ini adalah yang terbaik. Jenis yang satu ini akan membantu untuk menengahi kebutuhan jangka panjang maupun kebutuhan pada saat ini. Investor akan memegang berbagai investasi dengan kekuatan yang seimbang serta risikonya menjadi tidak terlalu tinggi.

Pertumbuhan

Adapun alokasi aset pada diversifikasi portofolio pertumbuhan dana dibuat untuk mereka yang baru saja memulai karir dan ingin menciptakan kekayaan jangka panjang bagi diri mereka. Aset yang dimiliki tidak diharapkan untuk langsung memberikan pendapatan pada saat ini. Pendapatan di masa kini akan bergantung pada gaji yang diperoleh secara teratur.

  1. Dengan Satu Produk yang Berbeda Jenis

Pasar Uang

Adapun jenis reksadana yang satu ini akan melakukan investasi pada instrumen investasi dengan masa jatuh tempo yang kurang dari 1 tahun. Bentuk investasinya dapat berupa deposito berjangka, sertifikat deposito, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, dan berbagai jenis investasi lainnya. Risiko reksadana ini cukup rendah ketimbang reksadana lainnya. Hal itu membuatnya cocok untuk digunakan sebagai penjagaan likuiditas dan pemeliharaan modal.

Pendapatan Tetap

Jenis ini akan menginvestasikan uang minimal 80% dari aset yang mereka miliki dan dalam bentuk utang. Hal itu agar tingkat pengembaliannya bisa stabil, tetapi risikonya lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana pasar uang.

Campuran

Diketahui, jenis reksadana berikut ini akan mengalokasikan dana investasi ke portofolio yang bervariasi. Investasinya bisa berbentuk saham dan juga dapat dikombinasikan dengan obligasi. Hal itu dilakukan agar terjadi pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko dari reksadana yang satu ini bersifat moderat, tetapi punya potensi pengembalian yang lebih tinggi ketimbang reksadana pendapatan tetap.

Saham

Di contoh yang satu ini, investor akan menginvestasikan setidaknya 80% dari asetnya yang berbentuk ekuitas. Hal itu dilakukan agar pertumbuhan harga saham dalam jangka panjang bisa terjadi. Reksadana berikut ini akan lebih tinggi risikonya, tetapi punya potensi pengembalian yang lebih tinggi.

portofolio investasi

Cara Membuat Portofolio Investasi yang Baik

1. Lakukan Diversifikasi Portofolio Investasi

Diversifikasi merupakan salah satu strategi agar tingkat pengembalian bisa optimal dan risiko saat melakukan investasi lebih dari satu instrumen bisa diminimalisasi. Pada diversifikasi portofolio, sebaiknya kamu memakai produk investasi yang bentuknya likuid agar nantinya investasi dapat lebih mudah untuk dilikuidasi. Contohnya adalah pasar uang, surat deposito, emas, dan reksadana.

2. Tentukan Tujuan dan Jangka Waktu Investasi

Nah, sebelum portofolio dirancang, kamu terlebih dahulu mesti mengetahui tujuan dari investasimu. Hal itu akan membantu kamu untuk menentukan jangka waktu investasi yang tepat. Setelah kedua unsur itu terpenuhi, kamu bisa memilih produk investasi yang tepat.

3. Kenali Profil Risiko

Dalam hal ini, kamu mesti punya manajemen investasi portofolio yang baik, dengan cara mengelola kumpulan aset untuk mencapai tujuan investasi dengan meminimalkan risiko. Pahamilah profil risiko kamu agar kamu dapat mengetahui berapa risiko investasi yang bisa kamu tanggung. Terdapat 3 jenis profil risiko, yakni konservatif, moderat, dan agresif. Tipe konservatif biasanya akan mencari produk investasi yang memiliki risiko yang kecil. Investor moderat berani untuk risiko yang sedang serta harga yang fluktuatif. Investor agresif akan memiliki toleransi yang cukup tinggi supaya mereka bisa mendapatkan kembalian yang besar pula. Tingkat pengembalian yang tinggi akan meningkatkan tingkat risiko juga.

4. Seimbangkan Risiko dan Return

Selanjutnya, kamu pun mesti mampu menyeimbangkan risiko dan pengembalian yang akan kamu, apalagi kalau kamu punya banyak jenis saham. Hal itu dilakukan agar kamu bisa memiliki tabungan saham yang punya harga stabil dan juga saham yang berpotensi untuk terus naik harganya. Hal itu akan membuat kerugian yang kamu dapatkan bisa tertutup dari adanya keuntungan saham lain.

5. Sesuaikan Modal yang Dimiliki Sebelum Investasi

Berikutnya, kamu mesti mengalokasikan modal secara hati-hati sebelum melakukan investasi. Hal itu akan lebih wajib untuk investor yang masih pemula dan harus beradaptasi. Kamu mesti menyesuaikan nilai dan instrumen investasi dengan modal yang kamu miliki dan memastikan bahwa kebutuhan sehari-hari tetap terjamin.

6. Tentukan Komposisi Portofolio Investasi

Kalau kamu sudah tahu profil risiko yang kamu miliki maka selanjutnya kamu dapat menentukan komposisi portofolio yang tepat. Kalau kamu punya profil risiko konservatif maka kamu bisa melakukan pembagian 50:50 untuk income portfolio dan growth portfolio. Apabila kamu masuk ke dalam investor moderat maka kamu harus menggunakan komposisi 50:50 untuk value portfolio dan growth portfolio. Sementara itu, jika kamu investor agresif maka kamu akan lebih baik untuk menyusun komposisi 80:20 untuk value portfolio dan growth portfolio.

Sekian ulasan tentang portofolio investasi yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

Baca juga: Cara Berinvestasi di Bank dan Beberapa Keuntungannya

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE