31.7 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Potensi Besar Sektor Pertanian Diproyeksi Jadi Buruan Startup Agritech

JAKARTA, duniafintech.comPandemi Covid-19 yang merebak di Indonesia dalam dua tahun terakhir telah menghantam hampir seluruh industri, terkecuali sektor pertanian dan perikanan. Industri ini hingga sekarang masih mencatatkan pertumbuhan yang positif.

Hal itu tercermin dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut produk domestik bruto (PDB) pertanian pada kuartal IV-2020 mampu tumbuh sebesar 2,59% secara tahunan (year on year/yoy).

Selain itu, serapan tenaga kerja di sektor pertanian juga berhasil terjaga di angka 29,5% per Februari 2021, bahkan meningkat 0,36% dari tahun sebelumnya.

Menanggapi hal itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan bahwa tren positif itu akan terus berlanjut hingga tahun 2023 dan diperkirakan akan semakin tumbuh signifikan jika pandemi mereda.

Bahkan, saking besarnya potensi itu, sektor perikanan dan pertanian akan menjadi lahan rebutan oleh para pengusaha untuk mengembangkan bisnis, khususnya perusahaan digital startup di bidang pertanian atau agritech.

“Saya melihat di level hulu saja beberapa pemain yang harus melakukan digitalisasi, jadi mereka punya mapping, lahan, hingga kebutuhan pupuk yang pas seperti apa. Itu kan semua teknologinya available,” katanya dalam webinar, Kamis (2/11).

Tak hanya itu, sebagian pelaku industri digital juga akan menyasar level mikro, yaitu masuk ke jaringan petani dengan fokus pada pengembangan kemampuan baik skill dan literasi.

Namun, menurutnya dengan pengembangan sistem pertanian yang lebih canggih ini masih terhambat pada harga jual produk, yang tidak sebanding dengan harga produksi yang harus dikeluarkan.

“Hal yang sederhana selama ini menjadi masalah adalah harga jual produk pertaniannya masih sulit untuk seimbang dengan harga produksi di beberapa tempat,” ucapnya.

Potensi menjamurnya startup agritech ini pun, sambungnya, dapat diperluas karena masih banyaknya petani yang belum mendapatkan akses permodalan dari perbankan maupun lembaga keuangan resmi lainnya.

Sehingga, dengan melihat celah ini industri financial technology (fintech) berbasis pendanaan bersama dapat ikut andil untuk memberikan dukungan permodalan bagi kelompok tani ataupun nelayan. Sehingga inklusi keuangan petani ikut meningkat.

Di samping itu, peluang lain yang dapat disasar oleh pelaku industri digital startup adalah dari sisi proses penanaman. Para pengusaha, katanya, dapat menciptakan teknologi yang terkait dengan pengaturan pupuk atau air hanya melalui layanan aplikasi pada smartphone.

Dia menyebutkan, teknologi seperti ini telah banyak diadopsi oleh beberapa negara. Hasilnya pun menunjukkan tren yang baik, di mana teknologi ini mampu meningkatkan produktivitas dan meringankan beban kerja petani dalam menggarap lahan.

“Petani itu kadang-kadang tidak bisa pergi dari rumahnya karena takut besok bisa jadi cuaca berubah, ada hama dan mengancam hasil panen. Sekarang ada beberapa inovasi aplikasi pertanian sehingga petani bisa tidur nyenyak karena ditinggal pun tapi smartphone dibawa sehingga semuanya bisa disetup,” terangnya.

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU