31.1 C
Jakarta
Selasa, 8 Oktober, 2024

Produk Halal Kini Bisa Ditemukan dengan Blockchain

duniafintech.com – Pada era dewasa ini, kebutuhan akan pemilihan produk makanan atau minuman berkualitas sudah menjadi pilihan bagi kebanyakan orang. Bagaimana tidak? Pilihan itu berlaku pula untuk mencari produk halal. 

Saat ini semua orang sudah menjadi lebih selektif dalam memilih makanan dan minuman sehari-hari, yang mana hal ini juga berkaitan dengan kebutuhan akan gaya hidup sehat seseorang.

Namun, yang menjadi kendala saat ini adalah sulitnya masyarakat untuk menemukan produk-produk makanan atau minuman yang bersertifikasi sehat dan aman di pasaran.

Blockchain Bantu Temukan Produk Halal

Berkat hadirnya Blockchain yang dimanfaatkan pada industri food & beverages, kita tidak perlu lagi takut bahwa produk makanan dan minuman yang dibeli tidak sesuai standar yang sudah ditentukan oleh departemen kesehatan.

Seperti halnya yang diterapkan di negara Malaysia, Blockchain dimanfaatkan untuk membantu mengendalikan dan melacak produk halal di Pulau Penang, Malaysia.

Dilansir BTCmanager.com, hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pertanian dan Industri Malaysia, Sim Tze Tzin, yang mengungkapkan pemerintah Malaysia sedang mencari cara untuk menggunakan Blockchain dalam membantu melacak dan mengendalikan hasil pertanian dan produk halal lainnya.

Baca juga: Kontrak Pintar Akan Mengubah Industri, Mengapa?

Pengumuman ini disampaikan pada acara “The Penang International Halal Expo and Conference”, yang bertempat di Georgetown, Pulau Penang Malaysia.

Acara ini sendiri kian menjadi sebuah acara yang prestige dan dihadiri oleh para penggiat bisnis pertanian di Malaysia, kegiatan ini menjadi edisi kesepuluh yang diselenggarakan.

Momen ini dinilai tepat untuk memperkenalkan Blockchain kepada para penggiat bisnis pertanian guna memperbaiki sistem industri pertanian di Malaysia saat ini.  

Baca juga: Iklan di Facebook, YouTube, Twitter Pakai Blockchain?

Berdasarkan laporan Kepala Menteri Penang, Chow Kon Yeow, industri halal bertumbuh begitu pesat di mana Malaysia melakukan ekspor $10 miliar pada produk halal.

Laporan ini juga didukung dengan kian menjamurnya perusahaan yang bersertifikasi halal di Penang yang hanya berjumlah 55 pada sepuluh tahun dan kini jumlah meningkatkan pesat menjadi 1112 perusahaan.

Industri produk halal baik itu di Malaysia dan negara islam lainnya dinilai begitu potensial sehingga harus ada sebuah cara atau sistem yang baru guna memperbaiki sistem industri produk halal saat ini, di mana salah satu cara adalah menggabungkan fungsionalitas Blockchain dan sistem pelacakan yang diyakini mampu meningkatkan kontrol atas hasil pertanian dan produk yang halal lainnya.

Bagaimana dengan Indonesia? Tidak menutup kemungkinan negara Indonesia akan menggunakan Blockchain untuk melacak dan mengontrol hasil pertanian dan produk-produk yang halal lainnya dikarenakan Indonesia juga banyak mengeskpor produk halal ke berbagai negara.

-Febrian Surya-

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU