JAKARTA – Sejak diperkenalkan pertama kali oleh Bank Indonesia pada tahun 2019, QR Code Indonesian Standard (QRIS) telah mengalami perkembangan pesat dan menjadi salah satu inovasi penting dalam transformasi digital di sektor pembayaran Indonesia.
Pada tahun 2024, QRIS mencatat pertumbuhan yang luar biasa dengan peningkatan transaksi sebesar 207,5% year-on-year (yoy). Pertumbuhan ini mencerminkan adopsi yang semakin meluas dari teknologi pembayaran berbasis QR code, baik di kalangan pelaku usaha maupun konsumen di seluruh penjuru Indonesia.
Latar Belakang dan Pengembangan QRIS
QRIS adalah standar nasional yang dikembangkan oleh Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) untuk memudahkan proses transaksi digital menggunakan QR code. Sebelum adanya QRIS, setiap penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP) menggunakan standar QR code masing-masing, yang menyebabkan kebingungan dan ketidakefisienan di pasar. Dengan adanya QRIS, semua PJSP kini menggunakan satu standar QR code yang dapat dipindai oleh berbagai aplikasi pembayaran digital, baik dari bank maupun non-bank.
QRIS diciptakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan inklusi keuangan dan memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi non-tunai, terutama di tengah pesatnya perkembangan teknologi finansial (fintech). Melalui QRIS, Bank Indonesia berharap dapat mendorong adopsi transaksi digital di semua segmen masyarakat, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang selama ini lebih banyak bergantung pada transaksi tunai.
Faktor Pendorong Pembayaran QRIS Meroket
“Nilai transaksi melalui BI RTGS meningkat 15,36% secara tahunan (year-on-year/yoy), mencapai Rp 15.450 triliun. Dari sisi ritel, volume transaksi BI Fast mengalami lonjakan sebesar 65,08% yoy dengan total 301,4 juta transaksi,” kata Gubernur Ban Indonesia, Perry Warjiyo.
Perry juga mengungkapkan bahwa layanan perbankan digital telah mencapai 1.845 juta transaksi, yang mencatat pertumbuhan sebesar 30,5% yoy. Sementara itu, transaksi uang elektronik tumbuh 22,6% yoy, dengan total mencapai 1.272 juta transaksi.
Selain itu, transaksi menggunakan QRIS mengalami peningkatan luar biasa, tumbuh sebesar 207,5% yoy. Jumlah pengguna QRIS tercatat sebanyak 51,43 juta, dengan jumlah merchant yang mencapai 33,2 juta.
Di sisi lain, transaksi menggunakan kartu ATM/debit mengalami penurunan sebesar 9,57% yoy, dengan total 584 juta transaksi. Namun, transaksi kartu kredit justru naik 15,3% yoy, mencapai 39,8 juta transaksi.
Pertumbuhan penggunaan QRIS pada tahun 2024 tidak terlepas dari beberapa faktor utama yang mendorong adopsinya secara masif di seluruh Indonesia.
-
Peningkatan Literasi Digital Masyarakat
Salah satu faktor utama adalah meningkatnya literasi digital di kalangan masyarakat Indonesia. Seiring dengan meluasnya akses internet dan penggunaan smartphone, semakin banyak masyarakat yang terbiasa dengan berbagai layanan digital, termasuk pembayaran digital. Kampanye edukasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan berbagai PJSP juga berperan penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kemudahan dan keamanan menggunakan QRIS untuk bertransaksi.
-
Dorongan dari Pemerintah dan Regulator
Pemerintah Indonesia, melalui Bank Indonesia, telah melakukan berbagai inisiatif untuk mendorong adopsi QRIS, termasuk dengan memberikan berbagai insentif kepada pelaku usaha untuk mulai menggunakan QRIS. Selain itu, dalam rangka mendukung program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), pemerintah juga secara aktif mengajak masyarakat untuk beralih ke transaksi non-tunai, terutama di masa pandemi COVID-19, di mana kontak fisik seminimal mungkin menjadi prioritas.
-
Peran UMKM dalam Ekosistem Pembayaran Digital
UMKM merupakan salah satu segmen yang paling diuntungkan dengan adanya QRIS. Dengan menggunakan QRIS, pelaku usaha mikro dan kecil yang sebelumnya tidak memiliki akses ke layanan perbankan kini dapat dengan mudah menerima pembayaran digital. Hal ini tidak hanya memudahkan mereka dalam bertransaksi, tetapi juga membantu mereka dalam mencatat dan mengelola keuangan dengan lebih baik. Penggunaan QRIS di kalangan UMKM pun mengalami peningkatan yang signifikan, seiring dengan meningkatnya kesadaran tentang pentingnya transformasi digital dalam mempertahankan dan mengembangkan usaha.
-
Inovasi dan Kolaborasi Lintas Sektor
Inovasi terus-menerus dalam teknologi pembayaran dan kolaborasi antara Bank Indonesia, PJSP, serta pelaku industri lainnya juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan QRIS. Berbagai fitur dan kemudahan yang ditawarkan oleh QRIS, seperti kemudahan dalam integrasi dengan aplikasi e-wallet, cashback, dan promo menarik dari berbagai merchant, membuat QRIS semakin diminati oleh konsumen. Selain itu, kolaborasi lintas sektor, seperti dengan transportasi publik, retail, dan sektor pariwisata, juga memperluas jangkauan penggunaan QRIS.
Manfaat Pertumbuhan QRIS Bagi Perekonomian
Pertumbuhan QRIS tidak hanya memberikan manfaat bagi individu dan pelaku usaha, tetapi juga memberikan dampak positif yang lebih luas bagi perekonomian Indonesia.
-
Mendorong Inklusi Keuangan
Dengan semakin banyaknya masyarakat dan pelaku usaha yang menggunakan QRIS, inklusi keuangan di Indonesia semakin meningkat. QRIS membantu masyarakat yang sebelumnya tidak terjangkau oleh layanan perbankan formal untuk dapat mengakses layanan keuangan, sehingga memperluas jangkauan inklusi keuangan di berbagai daerah, termasuk di wilayah-wilayah terpencil.
-
Meningkatkan Efisiensi Transaksi
Transaksi menggunakan QRIS sangat cepat dan efisien, karena tidak memerlukan alat tambahan selain smartphone dan aplikasi pembayaran. Hal ini sangat membantu dalam mengurangi biaya transaksi dan mempercepat proses pembayaran, baik di sektor retail, jasa, maupun transportasi. Efisiensi ini juga memberikan keuntungan bagi pelaku usaha, karena dapat mengurangi waktu tunggu pelanggan dan meningkatkan kepuasan mereka.
-
Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan
Seiring dengan meningkatnya penggunaan QRIS, data transaksi non-tunai yang tercatat semakin besar, memberikan Bank Indonesia kemampuan untuk memantau dan menganalisis aliran uang secara lebih akurat. Hal ini membantu dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan membuat kebijakan moneter yang lebih tepat sasaran. Selain itu, peningkatan penggunaan transaksi non-tunai juga membantu mengurangi peredaran uang tunai, yang dalam jangka panjang dapat mengurangi biaya pencetakan uang dan risiko pemalsuan.
Tantangan dan Prospek Ke Depan
Meskipun pertumbuhan QRIS sangat menggembirakan, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan keberlanjutan dan perluasan adopsi QRIS di masa mendatang.
-
Infrastruktur dan Akses Internet
Masih ada wilayah di Indonesia yang memiliki keterbatasan akses internet dan infrastruktur digital, terutama di daerah-daerah terpencil. Hal ini menjadi tantangan bagi perluasan penggunaan QRIS, karena teknologi ini sangat bergantung pada koneksi internet yang stabil. Oleh karena itu, peningkatan infrastruktur digital di seluruh Indonesia menjadi prioritas untuk memastikan semua lapisan masyarakat dapat menikmati manfaat QRIS.
-
Keamanan dan Perlindungan Konsumen
Dengan meningkatnya transaksi digital, keamanan data dan perlindungan konsumen menjadi isu yang semakin penting. Bank Indonesia dan PJSP perlu terus memperkuat sistem keamanan untuk mencegah potensi penipuan dan kebocoran data. Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keamanan informasi pribadi juga perlu ditingkatkan.
-
Kolaborasi dengan Lembaga Keuangan
Kolaborasi antara Bank Indonesia dengan lembaga keuangan, fintech, dan pelaku industri lainnya akan terus menjadi kunci keberhasilan QRIS. Inovasi dalam layanan pembayaran dan integrasi dengan berbagai platform digital perlu terus dikembangkan untuk memastikan QRIS tetap relevan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks.
Kesimpulan
Pertumbuhan QRIS meroket sebesar 207,5% menunjukkan keberhasilan transformasi digital di sektor pembayaran Indonesia. Dengan adopsi yang semakin luas, QRIS tidak hanya memudahkan transaksi, tetapi juga mendorong inklusi keuangan, meningkatkan efisiensi ekonomi, dan memperkuat stabilitas sistem keuangan. Ke depan, tantangan seperti infrastruktur dan keamanan perlu diatasi untuk memastikan QRIS dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi perekonomian Indonesia.