duniafintech.com – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bersama Mandiri Sekuritas menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2018 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (7/2/2017). Acara yang digelar untuk kedelapan kalinya ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada investor tentang iklim investasi di tanah air.
MIF 2018 turut dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, dan Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo. Tema yang diangkat dalam acara kali ini adalah “Reform and Growth in Political Years”.
Baca juga: https://duniafintech.com/jakarta-menuju-kota-fintech/
Dalam paparannya, Sri Mulyani Indrawati menginginkan peran swasta untuk lebih berkontribusi pada proyek-proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia. Berdasarkan RPJMN 2014-2019 kebutuhan dana investasi pembangunan infrastruktur mencapai Rp5.000 triliun. Menurut Sri Mulyani, hal ini tidak bisa dipenuhi hanya dengan APBN dan perlu dukungan dari swasta.
“Dari pelabuhan, perumahan, jalanan, bandara, rel kereta api, pembangkit listrik juga dilakukan, ini membantu konektivitas, dan menurunkan biaya logistik, dan ini akan berarti menjadi efisiensi baik ekonomi daerah lebih baik, tetapi juga mengurangi kesenjangan antar kawasan, pembangunan dirasakan orang Indonesia di manapun berada,” kata Sri Mulyani.
Pemerintah juga akan terus menjaga pertumbuhan ekonomi nasional yang saat ini sudah berada di level 5%. Sri Mulyani juga meminta kepada BUMN terus berkolaborasi bersama swasta untuk membangun banyak infrastruktur di Indonesia.
Kita butuh sektor swasta untuk terlibat, BUMN sudah berkontribusi, jalan di depan itu masih jauh dan berkelok, saya berharap dalam forum ini menciptakan inovasi dan menjadi awal kolaborasi pemerintah, BUMN, dan swasta berdasarkan kepercayaan, respek berdasarkan etika integritas, dan Indonesia bisa berbagi kesejahteraan,” tambahnya.
Baca juga: https://duniafintech.com/mengenal-lebih-jauh-fintech-regtech-dan-suptech/
Sementara itu, Agus Martowadojo meminta investor tidak mengkhawatirkan kondisi politik di Indonesia yang sebentar lagi akan ada pilkada dan pemilu. Data ekonomi Indonesia, kata Agus, saat ini menunjukkan perbaikan dengan pertumbuhan ekonomi di level 5,07%, inflasi yang rendah dan nilai tukar yang terkendali.
Setelah pemilu damai 2 dekade terakhir, kami percaya tahun politik ini memiliki dampak tidak buruk bagi FDI. Survei tahunan di 30 negara, FDI tidak dipengaruhi perkembangan dalam negeri seperti politik,” kata Agus.
Ekonomi Indonesia, lanjutnya, juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti halnya geopolitik di semenanjung Korea, Timur Tengah, dan kebijakan normalisasi dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS).
Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya akan meningkatkan pada penyaluran kredit sektor manufaktur. Menurut dia, selama ini kredit sektor manufaktur masih kalah dengan sektor infrastruktur.
Kalau kami lihat di Mandiri, manufaktur belum jadi primadona. Infrastruktur 21,9%, kedua perkebunan sawit, mineral, batu bara, baru ke consumer goods, seperti health care,” ujarnya.
Dia menyebutkan, sektor manufaktur tahun ini memiliki peluang yang besar untuk lebih berkembang, sebab perbaikan kondisi ekonomi juga mendorong daya beli masyarakat. Hingga saat ini sebutnya, penyaluran kredit untuk sektor tersebut masih sangat sedikit.
Masih belum besar. Karena mayoritas masih di infrastruktur pertumbuhannya. Mungkin kalaupun naik, 10% sampai 20%. Masih belum dominan. Itu tantangannya memang di manufaktur,” kata dia.
Selain mendorong kredit sektor manufaktur, pihaknya juga akan mendorong penyaluran kredit pada sektor-sektor yang akan memberikan kontribusi positif dan produktif. Mulai dari perkebunan, pertambangan maupun perumahan.
“Itu kami dorong supaya daya beli masyarakat untuk membeli kendaraan, rumah itu bisa didukung oleh kredit perbankan,” ucap dia.
Tak terkecuali, Bank Mandiri juga menaruh perhatian terhadap perkembangan financial technology (fintech). Sampai sejauh ini, kata Kartika saat Public Expose sehari sebelumnya, Bank Mandiri telah menanamkan modalnya di berbagai startup.
Baca juga: https://duniafintech.com/pertumbuhan-belanja-industri-ti-didorong-oleh-blockchain-dan-iot/
Selain itu, Bank Mandiri melalui Mandiri Capital Indonesia tahun lalu juga telah menggelar kompetisi bagi para pelaku startup di bidang fintech bertajuk ‘Finspire’ untuk menggaet startup fintech potensial. Kompetisi ini juga bertujuan untuk mengembangkan industri kreatif di tanah air dan menciptakan nilai tambah bagi perekonomian.
Written by: Sebastian Atmodjo