JAKARTA, duniafintech.com – Rachmat Kaimuddin resmi mengundurkan diri atau resign dari PT Bukalapak.com Tbk sebagai Direktur Utama perseroan. Alasan mundurnya Rachmat karena ingin pindah haluan sebagai abdi negara di pemerintahan.
Hanya saja pengamat menilai mundurnya Rachmat ini terjadi di waktu yang tidak tepat. Pasalnya, Bukalapak saat ini mencatatkan kinerja yang kurang baik dan masih menyisakan banyak pekerjaan rumah.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan, pengunduran diri Rachmat saat ini hanya akan meninggalkan warisan atau legacy yang buruk bagi perusahaan.
“Legacy yang ditinggalkan sangat buruk jika mundur sekarang,” katanya kepada Duniafintech.com, Kamis (28/12).
Masalahnya, masih banyak hal yang menurutnya yang harus dibenahi dari perusahaan digital e-commerce tersebut. Salah satunya adalah terkait dengan persaingan dengan kompetitor yang dinilainya buruk.
“Selanjutnya, adalah persoalan neraca keuangan yang masih minus. Kemudian, soal harga saham Bukalapak yang semakin merosot sejak dilakukannya penawaran saham perdana perusahaan ke publik atau initial public offering (IPO) pada Agustus lalu,” ujarnya.
Pernyataan Huda ini cukup beralasan, pasalnya sejak IPO, saham Bukalapak (IDX: BUKA) terus merosot hingga hari ini. Ditawarkan seharga Rp850/saham pada IPO, trennya sempat meningkat di level Rp1.110/saham, namun di hari-hari selanjutnya saham terus ambles.
Penurunan tersebut pun terjadi hingga di penutupan perdagangan Rabu (29/12), di mana saham perseroan berada di level Rp452/saham, atau mengalami koreksi sebesar 57,92% dalam enam bulan terakhir.
Selain itu, jika dilihat berdasarkan kinerja keuangannya, BUKA masih mengalami kerugian bersih dalam 9 bulan pertama tahun ini sebesar Rp1,12 triliun. Meskipun kerugian tersebut menyusut jika dibandingkan periode tahun lalu yang sebesar Rp1,39 triliun.
Namun jika dilihat laporan keuangannya, total processing value (TPV) atau total transaksi yang benar-benar terjadi pada kuartal III-2021 tumbuh 45%. Capaian ini tumbuh signifikan usai marketplace ini melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) beberapa waktu yang lalu.
Secara keseluruhan, dalam sembilan bulan kinerja perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 51% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Nilai yang didapatkan dari pertumbuhan transaksi di kuartal III yakni mencapai Rp31,2 triliun. Sedangkan dalam periode Januari hingga Septembern2021, tercatat nilai transaksinya sebesar Rp87,9 triliun.
Pertumbuhan TPV ini didukung oleh peningkatan jumlah transaksi sebesar 25% dan kenaikan sebesar 21% pada average transaction value (ATV) sepanjang sembilan bulan pertama di 2020 sampai dengan sembilan bulan pertama 2021.
Adapun, sebanyak 73% TPV Perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, yang mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.
Peningkatan transaksi ditopang oleh mitra Bukalapak yang merupakan mesin utama penggerak bisnis perseroan. TPV mitra pada kuartal III dan sembilan bulan pertama masing-masing bertambah 129% menjadi Rp 16 triliun dan 179% menjadi Rp 40 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).
Kontribusi Mitra terhadap TPV Perseroan meningkat dari 33% pada kuartal III-2020 menjadi 51% pada kuartal III-2021.
Pengunduran Diri Rachmat Kaimuddin
Direktur Utama PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Rachmat Kaimuddin resmi mengundurkan diri dari perusahaan yang membesarkan namanya. Surat pengunduran diri resmi diterima perseroan pada Selasa, 28 Desember 2021 dan akan berlaku efektif sesuai perundang-undangan yang berlaku.
Dalam keterangan resmi yang dipublikasikan oleh perseroan, dia memutuskan mundur dengan alasan akan bergabung bersama pemerintah dan bekerja pada institusi negara. Kendati demikian, tidak disebutkan jabatan apa yang bakal diterima Rachmat saat menjadi abdi negara.
Vice President of Corporate Secretary Bukalapak Perdana Arning Saputro menuturkan, posisi direktur nantinya akan dijabat oleh Teddy Oetomo, Natalia Firmansyah, dan Willix Halim.
Namun, untuk sementara waktu, Rachmat masih akan menduduki jabatan direktur utama sampai proses transisi kepemimpinan di internal perusahaan terpaksa dengan baik.
“Segenap dewan komisaris dan manajemen Bukalapak menyatakan penghargaan tertinggi serta apresiasi atas kontribusi Rachmat selama dua tahun ini,” tulis keterangan resmi Bukalapak, Rabu (29/12).
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra