JAKARTA 25 November 2024 – Harga saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), salah satu saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI), menunjukkan tanda-tanda pemulihan sejak perdagangan Kamis, 21 November 2024. Sebelumnya, saham ini mengalami tren penurunan selama sekitar satu bulan terakhir. Apakah ini momen yang tepat untuk mengoleksinya?
Saham blue chip dikenal sebagai saham unggulan dengan fundamental yang kuat dan kapitalisasi pasar yang besar, sering kali mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah. Saham jenis ini biasanya menjadi bagian dari indeks utama di BEI, seperti LQ45. EXCL, yang merupakan salah satu anggota LQ45, baru-baru ini menunjukkan kenaikan harga.
Saham EXCL sempat ditutup di level Rp 2.210, naik 40 poin atau 1,84% dari posisi sebelumnya. Meski demikian, dalam sebulan terakhir, saham ini masih tercatat melemah 70 poin atau 3,07%.
Kinerja Saham Blue Chip EXCL dan Potensi Merger
Sejumlah analis merekomendasikan beli saham EXCL karena kinerjanya yang solid sejak awal tahun hingga akhir kuartal ketiga 2024. Merger yang direncanakan bersama PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) diyakini akan membuka peluang untuk menaikkan tarif data dan memperluas jangkauan pelanggan.
Di kuartal ketiga 2024, EXCL mencatatkan penurunan laba bersih kuartalan sebesar 39,8% secara QoQ dan 16,4% secara YoY menjadi Rp 292 miliar. Pendapatan juga turun 3,5% QoQ dan 2,5% YoY menjadi Rp 8,3 triliun, mengikuti tren industri. Namun, secara kumulatif, laba bersih EXCL selama JanuariโSeptember 2024 tumbuh signifikan sebesar 31,7% YoY menjadi Rp 1,3 triliun, dengan pendapatan naik 6,3% YoY menjadi Rp 25,37 triliun.
Deputy Head of Research Sucor Sekuritas, Paulus Jimmy, menyebutkan bahwa peningkatan kinerja EXCL tahun ini didukung oleh Average Revenue Per User (ARPU) yang lebih tinggi dan kontribusi dari bisnis data seluler. Meski demikian, layanan internet fixed broadband belum memberikan dampak signifikan, mengingat pengalihan pelanggan dari Linknet baru selesai pada akhir September 2024.
Pada kuartal ketiga 2024, jumlah pelanggan EXCL tetap stabil di angka 58,6 juta. Namun, ARPU tercatat turun 7% QoQ dan 2% YoY menjadi Rp 41.000 per bulan. Secara keseluruhan, ARPU gabungan tahun ini mencapai Rp 43.000 per bulan, lebih tinggi dibandingkan Rp 41.000 pada September 2023.
Jimmy optimistis kinerja operasional EXCL akan terus membaik, terutama dengan rencana merger bersama FREN. Namun, biaya tambahan terkait aksi korporasi tersebut kemungkinan akan muncul dalam jangka pendek. Proses merger ini saat ini berada dalam tahap due diligence dan diharapkan selesai sebelum akhir tahun 2024.
Optimisme Kuartal Keempat
Jimmy memperkirakan EXCL akan kembali mencatatkan kinerja positif pada kuartal keempat 2024, dengan potensi peningkatan ARPU dan profitabilitas. Hal ini dipengaruhi oleh penyesuaian tarif produk serta perbaikan kompetisi di industri telekomunikasi.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis, menambahkan bahwa EXCL tetap menjadi pemimpin pasar digital dengan tingkat penetrasi pelanggan mencapai 55% di aplikasinya. Hal ini dapat meningkatkan ARPU dan efisiensi biaya pemasaran sekaligus.
Niko memperkirakan pendapatan EXCL akan tumbuh pada kuartal keempat, sejalan dengan akuisisi 750.000 pelanggan dari Linknet pada akhir September 2024. Selain itu, bisnis Fixed Mobile Convergence (FMC) EXCL memiliki potensi besar untuk mencapai penetrasi 30% dalam 6 juta homepass dalam tiga tahun mendatang.
Rekomendasi dan Target Harga
Baik Niko maupun Jimmy merekomendasikan beli saham EXCL, dengan target harga yang sama, yaitu Rp 3.500 per saham. Dukungan terhadap pertumbuhan digital dan inisiatif FMC menjadi alasan utama di balik optimisme ini.