JAKARTA, duniafintech.com – PayTren Aset Manajemen, sebuah perusahaan aset manajemen milik Ustaz Yusuf Mansur, mengumumkan rencana penjualan 100% saham investor perusahaan.
Menurut pengumuman di media massa, direksi PayTren menyebut bahwa sebanyak 100% saham perseroan yang sudah diterbitkan dan dimiliki oleh pemegang saham itu bakal dibeli oleh pihak lain.
“Pembelian atas saham tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan pemegang saham pengendali perseroan,” demikian bunyi pengumuman itu, dikutip pada Selasa (22/3/2022), via Detik.com.
Adapun pelaksanaan jual beli ini selanjutnya hanya akan dilakukan usai diperolehnya persetujuan yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta anggaran dasar perseroan dan pembeli, serta terpenuhinya kondisi-kondisi yang telah disepakati antara pembeli dan pemegang saham pengendali.
“Bagi pihak-pihak yang berkepentingan termasuk kreditur atau pihak ketiga lainnya yang berkaitan dengan Perseroan dapat menghubungi atau mengajukan keberatan tertulis dalam waktu 14 hari sejak tanggal Pengumuman ini kepada Direksi,” lanjut pengumuman itu.
Kemudian, apabila sampai dalam batas waktu itu pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk kreditur atau pihak ketiga lainnya tidak menyatakan keberatan maka dianggap telah menyetujui pengambilalihan perseroan.
Dikatakan Direktur Utama Paytren Aset Manajemen, Ayu Widuri, rencana penjualan saham ini memang dilakukan untuk mencapai tujuan atau visi-misi perusahaan. Paytren Aset Manajemen ini, sambungnya, merupakan manajer investasi syariah pertama di Indonesia.
“Kami lihat potensi pasar syariah ini besar. Diharapkan bisa lebih besar lagi dan ini tentu perlu support dari pemegang saham pengendali. (Penjualan saham) Ini tentunya menjadi pilihan pengendali,” tuturnya.
Dana kelolaan tinggal Rp1,6 miliar
Di lain sisi, terungkap fakta bahwa dana kelolaan atau asset under management (AUM) milik PT Paytren Aset Manajemen (PAM) Yusuf Mansur per Februari 2022 tinggal Rp1,6 miliar. Dana kelolaan yang turun terus ini juga tercantum pada data Bareksa.
Penurunan dana kelolaan ini adalah dari yang sebelumnya di periode tahun 2021 yang masih berada di kisaran Rp13 miliar. Kemudian, pada tahun 2020, AUM milik PAM ini sempat berada di level Rp3 miliar.
Untuk puncak tertinggi AUM milik PAM tersebut berada pada tahun 2019, dengan angka Rp33,9 miliar. Menyikapi itu, Ayu Widuri pun menyatakan bahwa sebelumnya ada tiga produk reksa dana yang terdapat di PAM.
“Sekarang tinggal 1 di pasar uang itu karena pandemi mungkin orang mengurangi investasi dan reksa dana pasar uang tinggal nasabah ritel dan new investor,” ucapnya.
Disampaikannya, PAM memang baru memiliki produk pada tahun 2018 lalu dan benar-benar berjalan pada tahun 2019. Dalam hal ini, pihaknya berusaha untuk melakukan edukasi kepada masyarakat.
“Pandemi awal 2020 itu juga jadi salah satu faktor menurunnya dana kelolaan,” paparnya.
Lebih jauh, kata dia lagi, rencana penjualan saham ini pun bakal berimbas terhadap strategi bisnis perusahaan ke depannya.
“Kami belum bisa sampaikan seperti apa detailnya karena masih terkait divestasi. Masih menunggu proses pengalihan ke pemegang saham baru,” tutupnya.
Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama
Admin: Panji A Syuhada