Saham undervalue adalah sebuah saham yang memiliki nilai atau harga jual lebih rendah daripada nilai atau harga pada saat kondisi normal. Istilah undervalue dalam dunia keuangan dan investasi dapat diartikan sebagai penjualan sekuritas atau jenis investasi lainnya yang dijual di pasar efek dengan harga dibawah intrinsik sebenarnya dari sekuritas atau investasi.
Nilai intrinsik sendiri merupakan nilai atau harga yang berlaku pada saat ini dari cash flow dan dapat dibuat oleh perusahaan. Artinya, undervalue adalah istilah yang merujuk pada kondisi harga suatu sekuritas atau investasi berada pada kondisi dibawah harga normal.Â
Perlu untuk diketahui bahwa kamu tidak bisa menemukan saham tersebut tanpa melakukan penyelidikan terlebih dahulu terhadap aspek fundamental saham. Tidak hanya itu saja, melainkan juga harus mengetahui outlook makro dan sub sektor pada saham tersebut dikategorikan. Tujuannya agar dapat memilih saham paling prospektif dan menentukan valuasinya dengan lebih akurat dan benar.
Memahami Konsep Saham Undervalue
Umumnya dalam dunia bisnis apapun itu, tentu mengenal pentingnya untuk membeli barang dengan harga murah dan menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi dari harga pembelian. Namun, harga murah tersebut tidak hanya berhubungan dengan nominal yang harus dibayarkan untuk memperoleh barang tersebut, melainkan juga dari perbandingan relatifnya dengan harga barang serupa.
Misalnya, ingin membeli sneakers murah, maka harganya harus dibandingkan terlebih dahulu dengan sneakers lainnya dan bukan dengan sweater yang sedang trend saat ini. Sneakers yang harganya lebih murah dibandingkan sneakers dengan jenis serupa, karena itu dinamakan barang undervalue.Â
Prinsip dasar valuasi ini juga akan diterapkan pada saat ingin memilih saham undervalue. Karena itu, tidak hanya perlu mengetahui harga saham yang akan dibeli, tapi juga worth emiten yang merilis saham tersebut serta perbandingannya dengan perusahaan lain yang bergerak di bidang serupa.Â
Jika memilih saham berdasarkan harga pasar murah saja, maka salah-salah akan terjebak saham yang prospeknya memang kurang bagus. Sedangkan pada saat membeli saham dengan membandingkan beberapa saham dari sub sektor berbeda, maka kemungkinannya adalah timbul kehilangan peluang investasi berbunga.
Sebagai contoh, seorang investor hendak membeli atau berinvestasi pada saham BBNI, maka sebelumnya harus dibandingkan dengan BBRI, BBCA, dan BMRI yang sama-sama bergerak di bidang perbankan. Maka dari itu, bagi yang membandingkan saham BBNI dengan saham UNVR akan menggarap pasar FMCG (Fast Moving Consumer Goods) ataupun telkom yang berstatus market leader di bidang telekomunikasi.
Penyebab Saham Undervalue
Ada beberapa penyebab saham tersebut undervalue, berikut ini adalah beberapa penyebabnya antara lain:
- Kondisi Internal Perusahaan
Saham tersebut dapat undervalue bisa terjadi karena kondisi internal perusahaan yang tidak menguntungkan. Misalnya adalah ketika perusahaan sedang berada pada posisi merugi, maka perusahaan tersebut tidak dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham. Pada saat kondisi perusahaan sedang tidak membaik, maka pemegang saham memutuskan untuk menjual saham mereka dalam waktu yang bersamaan. Hal tersebut tentunya dapat menyebabkan penurunan harga saham secara signifikan hingga berakibat saham memiliki nilai atau harga jual lebih rendah daripada nilai atau harga pada kondisi normal.
- Kondisi Harga Barang
Kondisi harga barang yang diperjualbelikan tentu dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham, misal seperti penurunan harga minyak yang akhir-akhir ini seringkali diberitakan. Penurunan harga dari barang tersebut bisa diakibatkan dari beberapa faktor, seperti pada saat menurunnya tingkat pembelian masyarakat. Karena tidak adanya antusiasme masyarakat dalam penggunaan minyak, maka hal tersebut membuat para investor berpikir dua kali untuk membeli atau berinvestasi pada perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan. Maka dari hal inilah penyebab dari penurunan harga saham hingga berakibat pada saham tersebut terjadi undervalue.
- Kondisi Perekonomian secara Global
Selain dua penyebab di atas, kondisi perekonomian juga dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham dan menyebabkan terjadinya saham undervalued. Salah satunya adalah penurunan kondisi perekonomian global krisis moneter. Termasuk di Indonesia sendiri sudah beberapa kali mengalami kondisi krisis global dan berpengaruh pada pola pergerakan dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), salah satu kondisi perekonomian di sini adalah saat terjadinya pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
Kesimpulan
Jika Anda tidak memiliki waktu untuk mengumpulkan data fundamental perusahaan dan saham secara rutin terdapat alternatif lain yang lebih simpel, yaitu berinvestasi pada reksadana tematik. Reksadana tematik ini dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman dan khusus mengoleksi saham yang terjadi undervalue dan memiliki prospek cemerlang dibidangnya, termasuk BMRI dan BBNI.
Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra