26.1 C
Jakarta
Selasa, 5 November, 2024

Satelit Republik Indonesia Telah Resmi Disepakati

duniafintech.com – Memasuki era data, Pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) resmi menandatangani kerja sama dengan badan usaha swasta untuk mewujudkan proyek satelit multi fungsi (SMF). Untuk sementara, proyek satelit ini dinamai “Satria”, dari singkatan Satelit Republik Indonesia.

Baca juga : Semakin Bertumbuh, Kini Fintech Telah Menyaingi Peran BPR di Pasar Indonesia

Proyek Satelit Republik Indonesia ini akan mulai digarap pada akhir tahun 2019 oleh perusahaan satelit asal Perancis, Thales Alenisa Space. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rudiantara, Satria (Satelit Republik Indonesia) berbeda dengan satelit sebelumnya yang sudah dimiliki Indonesia.

Satelit Republik Indonesia diproyeksikan untuk mencukupi keutuhan internet dan bisa menjangkau wilayah lebih luas, khususnya daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terlular) serta daerah perbatasan.

Baca juga : Investasi Darurat untuk Lebaran Apakah Anda Sudah Mencoba?

Total nilai proyeknya disebut mencapai kisaran Rp 21,4 triliun. Rudiantara mengatakan proyek perancangan Satria membutuhkan waktu sekitar 3,5 tahun. Satelit interet ini direncanakan akan rampung pada tahun 2022 dan akan siap dioperasikan ada tahun 2023.

Proyek ini akan memulai konstruksi pada akhir tahun 2019 oleh manufaktur satelit asal Perancis, Thales Alenisa Space. Misi mengentaskan masalah konektivitas internet Satelit internet Satria direncanakan meluncur pada orbit 146 BT menggunakan frekuensi Ka-band dengan teknologi very high throughput satellite (HTS) dengan kapasitas frekuensi 150 Gbps.

Dengan dibangunnya proyek Satelit Republik Indonesia ini terdapat sebuah misi untuk mengentaskan masalah koneksivitas internet, khususnya di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terlular) serta daerah perbatasan di Indonesia. Satelit ini akan menjadi pelengkap jaringan kabel broadband Palapa Ring yang sekarang telah rampung 96 persen.

Pemerintah memproyeksikan 150.000 titik layanan Satria. Meski satelit baru akan beroperasi pada tahun 2023, pemerintah tidak akan menunggu selama itu untuk memenuhi kebutuhan konektivitas di Indonesia.

Baca juga : Cybersecurity Reaktif vs Proaktif: 5 Alasan Mengapa Penyebaran Keamanan Tradisional Tidak…

“Kami akan sewa satelit dulu yang karakteristiknya mirip dengan satelit Satria ini. Jadi secara bertahap kami akan pindahkan, kalau satelit Satria sudah ada di slotnya,” ungkap Rudianara.

Penyewaan satelit dilakukan mulai tahun ini dari lima perusahaan. Kelima perusahaan tersebut adalah PT Aplikanusa Lintasarta, PT Indo Pratama Teleglobal, Konsorsium Iforte HTS, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

2 KOMENTAR

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU