26.3 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Sebut Harga Pertalite dan Pertamax Harusnya Rp30 Ribu per Liter, Ini Alasan Pemerintah

JAKARTA, duniafintech.com – Harga keekonomian Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk RON 90 (Pertalite) dan 92 (Pertamax) seharusnya sekarang ini mencapai Rp30 ribu/liter.

Hal itu sebagaimana disampaikan oleh pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif. Kata Arifin, harga jual ini mengikuti tren kenaikan harga minyak mentah global yang telah menembus di atas USD100/barel.

“Sekarang ini harga minyak dunia sudah di atas USD100 hingga USD120 per barel. Harga keekonomian BBM RON 90 maupun RON 92, rata-rata di atas Rp30 ribu,” ucapnya dalam keterangan persnya, dikutip dari Suara.com, Selasa (28/6).

Kalau dilihat RON 90 adalah jenis BBM Pertalite, sedangkan RON 92 merupakan jenis BBM Pertamax yang dijual di Indonesia. Adapun kenaikan harga minyak mentah global ini disebabkan oleh krisis energi yang kini melanda akibat perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

“Kami harus antisipasi ini karena situasi krisis energi tidak bisa diramalkan selesai tahun ini atau lebih lama lagi,” jelas Arifin.

Sementara itu, imbuhnya, sekarang ini, harga jual BBM untuk kedua jenis tadi masih mendapat subsidi dari pemerintah sehingga harga jual yang masih bisa dijangkau masyarakat.

Baca juga: Mobil Mewah Malah Antre Pertalite, Begini Tanggapan Pertamina

“Pertalite (RON 90) saja dijual Rp7.650, Pertamax (RON 92) kami jual Rp12.500. Makanya kami perlu mengingatkan ke masyarakat agar menggunakan BBM seefisien mungkin. Ini berdampak pada (membengkaknya) alokasi subsidi,” tuturnya.

Bisa bangun ibu kota baru

Sebelumnya, saat membuka Rapat Kerja Nasional II PDI Perjuangan di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, pada pekan lalu, Presiden Joko Widodo meminta para kader PDI Perjuangan dan rakyat, memahami bahwa subsidi yang diberikan oleh pemerintah terhadap harga bahan bakar minyak (BBM) sangat besar, yang mencapai Rp502 triliun. 

“Subsidi kami ke sini (BBM) bukan besar, tapi besar sekali. Bisa dipakai untuk membangun ibu kota karena angkanya sudah Rp502 triliun. Ini semua yang harus kami ngerti. Sampai kapan kami bisa bertahan dengan subsidi sebesar ini,” ucap Jokowi, sapaannya.

Ia menerangkan hal tersebut dengan membandingkan beratnya kondisi global saat ini, yang berimbas terhadap beragam sektor, termasuk harga bahan bakar minyak. Harga Pertalite di Indonesia masih Rp7.650 per liter dan Pertamax Rp12.500 per liter. Harga itu, imbuhnya, bukan merupakan harga sebenarnya, melainkan harga subsidi. 

Sementara itu, sambungnya, di Singapura dan Jerman, harga bensin sudah mencapai Rp31.000 per liter, sementara di Thailand Rp20.000 per liter. Perlu diketahui bahwa di negara tersebut BBM yang dijual beroktan sangat tinggi di atas 95, yang artinya di Indonesia sama dengan minimal Pertamax Turbo, bukan pertalite atau pertamax yang saat ini dipasarkan oleh pemerintah.

Baca juga: Terbongkar Kemungkinan Alasan Erick Thohir Lebih Pilih Lapor Kejagung Daripada KPK

“Kalau kami enggak ngerti angka-angka, kami enggak merasakan betapa sangat beratnya persoalan saat ini. Bangun ibu kota itu Rp466 triliun, (sedangkan) ini untuk subsidi. Tapi enggak mungkin ini enggak kami subsidi, akan ramai kami juga. Hitung-hitungan sosial politiknya juga kami kalkulasi,” papar Jokowi.

Lebih jauh, Jokowi pun menekankan bahwa rakyat harus memperoleh informasi terkait kondisi global yang sangat berat saat ini karena akan ada sebanyak 60 negara yang ekonominya terancam runtuh.

“Bank Dunia menyampaikan, IMF menyampaikan, UN/PBB menyampaikan, terakhir baru kemarin, saya mendapatkan informasi 60 negara akan ambruk ekonominya, 42 dipastikan sudah menuju ke sana,” urainya.

 

Baca juga: PLN dan Pertamina Dinilai Bangkrut, Menteri BUMN Erick Thohir: Tidak

 

 

Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama

Admin: Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU