33.6 C
Jakarta
Selasa, 5 November, 2024

Sistem Canggih Ini Bantu Indonesia Capai Swasembada Pangan!

JAKARTA, 4 November 2024 – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) berkomitmen mendukung penuh program prioritas pemerintah Kabinet Merah Putih yang menitikberatkan pada pencapaian swasembada pangan, swasembada energi, dan hilirisasi.

Dalam mendukung program ini, Kementerian Perdagangan telah menyusun tiga program utama, yaitu menjaga pasar dalam negeri, memperluas ekspor, serta memberdayakan UMKM melalui program UMKM BISA (Berani Inovasi, Siap Adaptasi) ekspor.

Salah satu langkah Bappebti dalam mendukung program-program ini adalah dengan mengoptimalkan Sistem Resi Gudang (SRG).

“Bappebti mendukung program pemerintah melalui optimalisasi SRG, yang berfungsi sebagai instrumen dalam Perdagangan Berjangka Komoditas (PBK). Sistem ini membantu menjaga stabilitas pasar untuk produk yang disimpan di gudang SRG, sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat seperti petani, petambak, nelayan, dan pekebun,” ungkap Kasan dalam pernyataan tertulis.

Dukung Swasembada Pangan

Saat ini, ada 22 jenis komoditas yang dapat disimpan di SRG sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2023, di antaranya gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, rotan, garam, dan kayu manis.

Kasan menjelaskan, saat harga komoditas mengalami penurunan akibat panen besar, cuaca ekstrem, atau fluktuasi harga global, pemilik komoditas bisa memanfaatkan gudang SRG untuk penyimpanan. Kualitas komoditas di gudang SRG terjamin melalui proses uji mutu sebelum disimpan.

Gudang SRG juga telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), memastikan komoditas tetap berkualitas selama disimpan. Saat ini, ada 123 gudang SRG yang dibangun pemerintah melalui program Kementerian Perdagangan dan 144 gudang SRG swasta di berbagai wilayah Indonesia.

Sistem penyimpanan ini mendukung program pemerintah dalam menjaga stabilitas harga komoditas, pasokan, serta inflasi.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan SRG dan Pasar Lelang Komoditas (PLK), Heryono Hadi Prasetyo, menyebut beberapa komoditas dari gudang SRG seperti gabah, beras, kedelai, bawang merah, ikan, dan gula mampu menekan inflasi.

Selain menjaga stabilitas harga dan inflasi, penguatan SRG juga diarahkan untuk mendukung peningkatan ekspor nonmigas. Selama beberapa tahun terakhir, komoditas dari gudang SRG telah berhasil diekspor.

Ekspor Komoditas Kualitas Internasional

Ekspor komoditas melalui SRG menunjukkan potensi produk lokal di pasar internasional. Beberapa contoh produk yang berhasil diekspor adalah kopi dari SRG Subang dan Aceh, beras organik dari SRG Wonogiri, gabah dari SRG Subang, ikan dari SRG Bali, lada putih dari SRG Bangka, dan rumput laut dari SRG Makassar, yang mencerminkan keanekaragaman produk Indonesia yang diminati pasar luar negeri.

Menurut Heryono, potensi SRG masih sangat besar, terutama untuk mendukung ekspor lebih banyak komoditas. โ€œKe depan, kami berupaya agar lebih banyak komoditas dari gudang SRG bisa diekspor dengan kualitas dan kuantitas yang terjamin,โ€ ujarnya.

Jenis komoditas yang masuk dalam SRG masih bisa bertambah. Pada 2025, SRG dan PLK akan terintegrasi sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2022 tentang Penataan, Pembinaan, dan Pengembangan Pasar Lelang Komoditas.

Kolaborasi Bappebti dengan pihak swasta, pemerintah daerah, pusat registrasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta lembaga keuangan baik bank maupun non-bank juga akan terus ditingkatkan demi menjaga inflasi.

Sekretaris Bappebti, Olvy Andrianita, menambahkan bahwa SRG di Indonesia sudah memiliki kerangka kerja yang jelas dan berpihak kepada masyarakat kecil. Dukungan regulasi dari berbagai aturan, termasuk Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang yang diubah menjadi Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011, Permendag Nomor 53 Tahun 2022 mengenai Skema Subsidi Resi Gudang, dan Permendag Nomor 24 Tahun 2023 tentang Barang yang Dapat Disimpan dalam SRG memperkuat implementasi SRG di Indonesia.

“Dengan regulasi yang ada, kami harap SRG dapat berjalan dengan baik di Indonesia. Edukasi bagi masyarakat, pemilik komoditas, pelaku usaha, dan pihak terkait perlu diperkuat, serta menggandeng pihak swasta dalam penyelenggaraan SRG,” jelas Olvy.

Pada periode Januari-September 2024, transaksi SRG tercatat meningkat signifikan, dengan nilai penerbitan resi gudang mencapai Rp2,35 triliun, naik 200 persen dibandingkan periode yang sama di 2023 sebesar Rp781,12 miliar.

Nilai pembiayaan resi gudang pada periode yang sama juga meningkat 191 persen menjadi Rp1,57 triliun dari Rp539,75 miliar di tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh bertambahnya volume dan nilai komoditas seperti timah, kopi, kedelai, gabah, beras, dan ikan yang disimpan di gudang SRG.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU