Investasi akhir-akhir ini menjadi salah satu cara banyak orang dalam meraih keuntungan. Dalam investasi, ada banyak instrumen saat ini, salah satunya adalah skema crowdfunding.
Crowdfunding merupakan istilah yang cukup ramai terdengar akhir-akhir ini. Istilah crowdfunding memiliki pengertian meminta bantuan dari banyak orang (crowd) untuk memberikan donasi atau pendanaan berupa uang. Ini untuk kebutuhan tertentu melalui medium online alias dalam jaringan.
Tentu saja, sifat instrument satu ini bisa dalam bentuk profit, bisa pula tidak alias non profit. Nah, pengumpulan dana lewat crowdfunding ini juga tidak melulu terkait keuntungan atau imbalan, ada juga beberapa proyek yang tidak meminta imbalan sama sekali.
Dunia investasi berkembang luas di Indonesia. Jika dulu yang orang tahu hanya menabung dan deposito. Saat ini sudah ada banyak sekali bermunculan instrumen investasi, salah satunya adalah crowdfunding.
Baca Juga : Kamu Seorang Karyawan Ingin Beralih Menjadi Pengusaha? Ini Caranya
Baca Juga : Platform Investasi Crowdfunding untuk Penggalangan Dana
Sekilas Tentang Asal Mula Crowdfunding
Berbicara soal crowdfunding, sejatinya konsep yang mulai ramai ini sudah ada sejak tahun 1700-an silam. Ketika itu, konsep crowdfunding telah diterapkan oleh Jonathan Swift, seorang pengarang berkebangsaan Irlandia. Dia memberikan pinjaman modal berbunga rendah kepada keluarga miskin di tempatnya.
Pinjaman itu ditujukan untuk membuka bisnis kecil-kecilan. Pada era itu, crowdfunding dikenal sebagai pembiayaan yang bertujuan membantu calon pengusaha mendapat modal usaha dengan bunga yang ringan.
Kemudian pada 1997, Marillion, band rock asal Inggris, melakukan penggalangan dana berbentuk sumbangan kepada para fans-nya untuk menggelar tur reuni. Hal inilah yang mempelopori ArtistShare dalam mendirikan platform resmi crowdfuning pada tahun 2000. Nah, setelah itu, barulah berbagai macam platform crowdfunding mulai bermunculan.
Metode ini dapat berkembang cepat karena para penerima pembiayaan dapat dengan mudah dan praktis mendapatkan modal tanpa harus dikontrol atau mendapat pressure dari para investor atau pendananya.
Sedangkan dari sisi penggalang dana, crowdfunding menjadi solusi yang praktif dan sangat terjangkau. Apabila seseorang membutuhkan modal untuk membuka usaha atau bisnis, melalui crowdfunding ini ia tidak lagi khawatir harus memberikan semacam jaminan atau bahkan membayar cicilan dengan bunga yang super tinggi.
Nah, sebagai instumen investasi, crowdfunding juga dapat dimulai dengan modal yang sangat kecil dengan keuntungan yang lumayan. Untuk berinvestasi melalui crowdfunding, saat ini ada banyak platform yang menawarkan setoran modal terjangkau dan cocok bagi para pemula yang ingin belajar investasi.
Rekomendasi Aplikasi Crowdfunding Mulai Rp 100 Ribu
Apa saja aplikasi investasi crowdfunding yang cocok untuk pemula tersebut? Berikut ini beberapa rekomendasi aplikasi investasi crowdfunding mulai Rp 100 ribu.
Amartha
Aplikasi fintech P2P Lending yang telah berdiri sejak 2010 ini memiliki fokus pada pendanaan UKM di pelosok daerah yang tidak tersentuh oleh fasilitas perbankan. Nah, terbaru, Amartha turut meluncurkan skema crowdfunding untuk menambah fitur pembiayaan di aplikasinya.
Bagi yang ingin mencobanya, kamu dapat mulai berinvestasi dengan nominal Rp 100 ribu berlaku kelipatan sesuai jumlah total plafon dan tenor yang tersedia. Tentu saja, dengan penawaran bagi hasil yang cukup menggiurkan, yaitu 15 persen flat per tahunnya.
Modalku
Modalku merupakan aplikasi financial technology peer to peer lending (fintech P2P Lending yang menjadi penghubung antara usaha kecil dan menengah (UKM) yang memiliki potensi besar dengan pendana atau investor. Tujuannya, tentu saja untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia, serta membentuk dunia finansial yang lebih inklusif.
Modalku memiliki beberapa layanan finansial, salah satunya adalah pendanaan berbasis crowdfunding dengan modal yang sangat terjangkau, mulai dari Rp 100 ribu saja. Platform fintech ini menawarkan suku bunga yang kompetitif dan terjangkau, yaitu 12 persen sampai 26 persen per tahunnya.
Gandeng Tangan
Kemudian, ada aplikasi fintech Gandeng Tangan, yaitu aplikasi yang membuat dana yang disumbang donatur akan dikembalikan sepenuhnya secara berkala oleh para peminjam. Gandeng Tangan membebankan bunga per tahun sebesar 12 persen.
Menariknya, Gandeng Tangan tidak sembarang menerima usaha yang akan dibiayai, tetapi melakukan seleksi yang ketat kepada usaha yang akan masuk ke dalam platformnya. Nah, pelaku usaha yang ingin menggunakan Gandeng Tangan untuk mencari pembiayaan tentunya harus memenuhi beberapa syarat dan ketentuan aplikasi. Contohnya, model bisnis atau alur pemasukannya jelas, dan usia usaha tersebut telah berjalan selama 6 bulan atau lebih.
Penulis : Kontributor
Editor : Gemal A.N. Panggabean