26.5 C
Jakarta
Sabtu, 23 November, 2024

SOLIDIANCE SEBUT PERTUMBUHAN DIGITAL RETAIL BANKING INDONESIA BISA MENCAPAI 60% PADA 2020

duniafintech.com – Dengan jumlah populasi mencapai 260 juta jiwa, Indonesia menyediakan kesempatan yang sangat besar untuk pertumbuhan industri perbankan digital. Dalam paper terbaru mereka “Evolusi Digital Industri Perbankan”, Solidiance berhasil menemukan fakta bahwa banyak retail bank lokal yang sudah memasuki masa digital. Meski masih banyak juga yang hanya sekadar fokus dengan transaksi konvensional.

Menurut laporan tersebut, hanya 36% penduduk Indonesia yang terhubung dengan lembaga keuangan formal. Bisa disimpulkan bahwa masih ada sekitar 150 juta warga Indonesia yang belum tersentuh bank, apalagi teknologi finansial yang lain.

Gervasius Samosir yang menjadi mitra Solidiance menyebut ada 4 hal yang bisa mendorong pertumbuhan digitalisasi perbankan di Indonesia: meningkatnya penetrasi digital, pergeseran demografi yang didominasi kaum milenial, perubahan perilaku pelanggan terhadap penggunaan sarana digital serta kemajuan teknologi yang bisa memenuhi segala kebutuhan e-banking.

Didorong oleh tersedianya smartphone dan aksesibilitas yang mudah untuk internet, penetrasi internet di Indonesia diperkirakan akan meningkat pada CAGR (laju pertumbuhan majemuk) sebesar 8% dari 2015-2020 sesuai laporan.

Ketersediaan infrastruktur konektivitas, dikombinasikan dengan meningkatnya jumlah smartphone, penetrasi internet yang lebih tinggi serta segmen pelanggan muda yang tumbuh muda adalah faktor yang memungkinkan proses digitalisasi ini. Laporan Solidiance menunjukkan bahwa penetrasi perbankan ritel digital akan mencapai 60% pada tahun 2020.

Pelanggan digital diproyeksikan mencapai 168 juta (CAGR + 3%) dengan populasi usia produktif yang semakin meningkat.

Dengan tingkat pertumbuhan tahunan dan gabungan jumlah pelanggan teknologi yang diproyeksikan meningkat sebesar 3% menjadi 168 juta antara 2015 dan 2020, milenium akan tetap menjadi pelanggan utama perbankan digital,” kata Gervasius.

Seiring dengan perilaku pelanggan yang cepat bergeser dari generasi ke generasi, perjalanan perbankan pelanggan serta preferensi juga berubah.

Gervasius mengungkapkan kepada Digital News Asia (DNA) melalui email bahwa adanya anak muda dari generasi milenial berpotensi menjadi pelanggan perbankan digital, terutama yang berasal dari kelas menengah ke atas.

Mereka adalah pelanggan potensial. Namun, mereka cenderung tidak dikategorikan sebagai pengadopsi awal. Tapi mereka cenderung memiliki biaya peralihan tertinggi. Bisa kami simpulkan bahwa sebagian besar bank mulai menyasar segmen ini untuk memperkenalkan digitalisasi perbankan,” lanjut Gervasius lagi.

Source: digitalnewsasia.com

Written by : Dita Safitri

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU