DuniaFintech.com – Negeri Kincir Angin tak henti-hentinya membuat terobosan di sektor teknologi. Kali ini, Belanda memanfaatkan paten blockchain untuk penerapan penjarakkan sosial (social distancing) yang terjadi saat wabah COVID-19 melanda seluruh wilayah dunia.
GUTS, sebuah penyelenggara blockchain untuk urusan ticketing menjawab tantangan yang hadir selama pandemi berlangsung. Pada 22 April, GUTS mengumumkan bahwa mereka telah merancang akses sistem digital yang mengatur keramaian serta demografi visual di tempat umum.
Sistem tersebut merupakan sebuah modifikasi dari aplikasi yang sudah dimiliki GUTS sejak tahun 2016. Nantinya, sistem ini akan digunakan untuk mitigasi adanya gelombang kedua wabah COVID-19 di Belanda.
Sebagai penyelenggara teknologi blockchain di sektor ticketing, GUTS membuat sistem terpadu antara fitur e-wallet mereka dengan ponsel dan nomor yang telah terverifikasi. Sistem tersebut digunakan oleh pengguna untuk meminta akses ke tempat umum yang dikehendakinya. Sambil menunggu di rumah, sistem akan mengeluarkan antrian tiket berbasis digital untuk waktu dan periode yang telah ditentukan.
Akses bisa diterima atau ditolak, tergantung keramaian yang dilaporkan sistem berdasarkan waktu dan aspek demografi lainnya. Bahkan, teknologi ini terbilang ramah, lantaran memberikan prioritas untuk lansia jika tersedianya slot yang disediakan antrean.
Baca juga:
- CEO SehatiGold: Harga Emas Bisa Tembus 1.4 Juta Per Gram
- Bank Indonesia: Pemakaian QRIS Meningkat di Kalangan Pengusaha
- Capai 2 Juta Member, INDODAX Optimis Harga Bitcoin Naik Terus
Blockchain Penjarakkan Sosial di Belanda
Masyarakat yang telah mendaftar sebagai pengguna juga mampu melihat kerumunan di berbagai tempat yang ingin dituju. Nantinya, aplikasi akan memberi rekomendasi kepada pengguna beberapa tempat yang layak dan tidak, sesuai dengan profil dan resiko yang ada.
Perusahaan berbasis Amsterdam tersebut juga menegaskan soal pemenuhan syarat keamanan dan privasi di aplikasinya. Segala aktivitas data yang sudah tidak lagi diperlukan, akan segara terhapus secara mudah oleh sistem.
Namun GUTS mengakui, terdapat beberapa masalah terkait privasi, dalam fitur pelacakan tempat. Mereka pun menjelaskan bahwa permasalahan kesehatan berada di atas privasi di saat situasi genting seperti sekarang.
“Ketika kita dilayangkan terhadap hak-hak mendasar, maka selalu ada pertimbangan untuk apa yang menjadi prioritas. Pada situasi saat ini, kami menyimpulkan kesehatan lebih mendasar dibanding privasi. Dengan sepenuh hati kami berpendapat, hal ini terjadi dibawah kondisi yang sulit,”
DuniaFintech/FauzanPerdana