26.1 C
Jakarta
Senin, 18 November, 2024

Sri Mulyani Sebut Ekonomi Global 2024 Masih Diproyeksi Lemah

JAKARTA, duniafintech.com – Ekonomi global 2024 masih diproyeksi lemah atau pertumbuhannya melemah pada tahun 2024. Demikian disampaikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.

Kata Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi global 2024 itu disebut melemah karena seiring dengan suku bunga yang masih melonjak cukup tinggi dalam 18 bulan terakhir.

Perempuan yang akrab disapa Ani ini menyebut bahwa International Monetary Fund (IMF) memproyeksi bahwa pertumbuhan ekonomi global 2024 hanya sebesar 3,1 persen. 

Baca juga: Proyeksi Ekonomi Indonesia 2024 dari BI Masih di Kisaran 4,7%—5,5%

ekonomi global 2024

Sementara itu, World Bank memperkirakan ekonomi global 2024 hanya tumbuh 2,4 persen atau lebih rendah dari kinerja perekonomian global 2023. 

“Perekonomian global 2024 diperkirakan masih dalam posisi yang lemah, di mana meskipun inflasi mengalami moderasi atau penurunan, namun belum serta merta menurunkan suku bunga yang melonjak cukup tinggi dalam 18 bulan terakhir,” ujar Sri Mulyani dalam keterangannya, Jumat, 23 Februari 2024, seperti dikutip dari Viva.co.id, terkait ekonomi global 2024.

Ekonomi Global 2024

Dikatakan Bendahara Negara ini, untuk ekonomi Indonesia sendiri hingga saat ini masih tetap resilien didukung kuatnya permintaan domestik, konsumsi, dan investasi di tengah pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan masih dalam posisi yang lemah.

Dia menjelaskan bahwa Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang relatif masih cukup baik di 5,0 persen, dilihat dari negara-negara G20 maupun ASEAN. 

Baca juga: Waspada! Begini Situasi Ekonomi Indonesia Terkini Kata Jokowi

ekonomi global 2024

“Pelemahan global dan tren harga komoditas yang melemah tentu harus kita waspadai karena akan berpotensi mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia alhamdulillah selama periode 2023 masih bisa bertahan di 5 persen atau dalam hal ini 5,05 persen. Ini karena kuartal empat tetap terjaga di atas 5 persen,” jelasnya.

Sri Mulyani menuturkan, kontributor yang penting dalam mendukung kuatnya ekonomi Indonesia adalah konsumsi rumah tangga yang masih terjaga tumbuh di 4,82 persen dari sisi pengeluaran dan sektor manufaktur tumbuh 4,64 persen dari sisi produksi. 

Di samping itu, aktivitas konsumsi yang tetap kuat ini didukung oleh inflasi yang terkendali dan peran APBN sebagai shock absorber dalam menjaga daya beli masyarakat. 

“Konsumsi rumah tangga masih terjaga tumbuh di 4,82 persen dan ini kontribusinya 53 persen terhadap total PDB (Produk Domestik Bruto). PMTB atau investasi dalam hal ini tumbuh 4,4 persen, kontribusinya terhadap PDB adalah 29,3 persen. Konsumsi pemerintah juga memberikan kontribusi positif 2,95 persen,” imbuhnya.

ekonomi global 2024

Baca juga: Nasib Ekonomi RI jika Prabowo Jadi Presiden, Ini Kata Para Pakar Asing

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU