25.6 C
Jakarta
Sabtu, 23 November, 2024

Startup Line Dikabarkan PHK 80 Karyawan, Manajemen Bilang Begini

JAKARTA, duniafintech.com – Startup telekomunikasi asal Korea Selatan, LINE membantah adanya pemutusan hubungan kerja atau PHK kepada 80 karyawan di Indonesia.

Hal ini menyusul adanya cuitan di media sosial Twitter yang diposting oleh pengguna twitter @ecommurz.

“Line Indonesia reportedly shut LINE today down and laid off~80 people. Those impacted already notified 2 weeks ago,” cuitnya dalam akun twitternya @ecommurz, dikutip duniafintech.com.

Menanggapi isu PHK Karyawan, Country Manager, LINE Indonesia Fanny Verona mengatakan, bahwa saat ini LINE tengah melakukan langkah strategis untuk kembali fokus pada bisnis teknologi keuangan (fintech) di Indonesia.

“Tentu saja, kami masih berkomitmen untuk pasar Indonesia, dan kami tetap akan menyediakan layanan messenger LINE kepada pengguna kami sama seperti sebelumnya. Sejalan dengan arah bisnis strategis kami, kami akan menetapkan sumber daya perusahaan kami dan adapun kami mengonfirmasi jika jumlah 80 orang yang tersiar tidak benar,” ujarnya dalam keterangan, yang dikutip dari Kompas.com, Selasa (7/6/2022).

Lebih lanjut Vany mengatakan, pihaknya akan tetap menyediakan layanan yang esensial bagi penggunanya serta akan tetap melakukan aktivitas seperti M&A dan investasi.

“Untuk LINE TODAY, hingga saat ini pengguna layanan LINE TODAY masih dapat mengakses serta menikmati berbagai konten berita maupun cerita secara menyeluruh,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Line Today adalah layanan news feed (pengepul berita) dari super apps Line, yang hadir dalam tab terpisah bernama “TODAY” di aplikasi Line Messenger.

Daftar Startup Indonesia yang PHK Ratusan Karyawannya

Di sisi lain melansir Liputan6, Selasa (31/5), berikut adalah sejumlah startup yang sudah menyesuaikan bisnis dan berdampak terhadap karyawannya.

  1. JD.ID

Platform e-commerce JD.ID ikut masuk dalam pusaran isu pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaan startup. Kabarnya, JD.ID juga ikut melakukan pengurangan karyawan di perusahaan mereka.

Menurut Director of General Management JD.ID, Jenie Simon, pihaknya terus melakukan upaya improvisasi supaya perseroan bisa terus beradaptasi dan selaras dengan dinamika pasar dan tren industri di tanah air.

Ia pun tidak menampik bahwa upaya improvisasi yang ditempuh JD.ID, di antaranya dengan melakukan peninjauan, penyesuaian, hingga inovasi atas strategi bisnis dan usaha, termasuk penghematan jumlah karyawan.

“JD.ID juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalam-nya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan,” sebut Jenie dalam pernyataan tertulis, Jumat (27/5) lalu.

Terkait pengambilan keputusan itu, ia menyatakan bahwa pihaknya akan patuh dan tunduk terhadap regulasi ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan pemerintah.

Baca juga: Kenali 5 Risiko yang Dihadapi Pebisnis Ini sebelum Meraih Kesuksesan

“Dan akan memperlakukan dan memberikan hak karyawan, sebagaimana diatur dalam regulasi tersebut,” jelasnya.

Ditambahkannya, pihaknya saat ini juga sedang fokus pada pengoptimalan struktur ketenagakerjaan. Kata dia, para karyawan merupakan aset vital dari perusahaan dan bagian dari sebuah keluarga besar.

“Yang mana, artinya, JD.ID memiliki kewajiban untuk menjaga kesejahteraan para karyawan-nya, sekaligus mengembangkan potensi mereka untuk dapat memberikan kinerja yang lebih efektif dan optimal bagi perusahaan,” jelasnya.

  1. Zenius

Usai dikabarkan telah memberhentikan lebih dari 200 karyawannya, startup Edutech Zenius sontak menjadi sorotan banyak pihak. Informasi soal PHK itu sudah dikonfirmasi oleh pihak Zenius lewat keterangan resminya pada Selasa (24/5) lalu.

Adapun alasan di balik pemberhentian ini, kata manajemen Zenius, adalah karena pihaknya sedang menghadapi kondisi ekonomi terburuk.

“Saat ini kami sedang mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir,” demikian Zenius menyatakan dalam pernyataan resminya.

Perusahaan, imbuh pernyataan lagi, mesti beradaptasi dengan dinamisnya kondisi makro ekonomi yang mempengaruhi industri. Oleh sebab itu, Zenius juga memutuskan untuk perlu melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan.

Baca jugaPesaing Ruangguru, Zenius PHK 25 Persen Karyawannya, Total Lebih dari 200 Orang

Diketahui, salah satu implikasi dari strategi kunci ini, yakni perubahan peran di beberapa fungsi bisnis seiring dengan optimalisasi dan efisiensi proses bisnis yang dijalankan.

“Setelah melalui evaluasi dan review komprehensif, perusahaan mengumumkan lebih dari 200 dari karyawan harus meninggalkan Zenius,” sambung pihak Zenius.

Meski demikian, para karyawan yang terkena PHK ini tetap akan dapat pesangon. Kata Zenius lagi, sebanyak 200 karyawannya yang di-PHK bakal tetap memperoleh pesangon sesuai dengan Peraturan dan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia.

Ditambahkan, startup platform edukasi ini, mereka memahami bahwa saat ini menjadi masa yang sulit bagi karyawan yang terdampak sehingga perusahaan bakal melanjutkan manfaat asuransi kesehatan mereka hingga 30 September 2022, termasuk untuk anggota keluarga mereka.

“Untuk membantu mereka mendapatkan peluang baru, Zenius juga akan membantu mereka dengan membagikan data pribadi mereka kepada perusahaan atau institusi pendidikan lain dengan persetujuan mereka,” jelasnya.

Lebih jauh, Zenius pun menyarankan tim pembuat konten untuk melamar posisi Tentor di cabang Primagama.

“Selama proses transisi, perusahaan berkomitmen untuk memastikan semua hak dan dukungan yang dibutuhkan karyawan terdampak terpenuhi sebagaimana mestinya,” tandasnya.

  1. LinkAja

Langkah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada ratusan karyawan kabarnya juga dilakukan oleh PT Fintek Karya Nusantara (Finarya). Upaya perampingan itu dianggap sebagai bagian dari penyesuaian bisnis perseroan.

Baca jugaMengenal Apa Itu Zenius, Startup Teknologi Edukasi yang PHK 200 Karyawannya

Finarya sendiri merupakan perusahaan yang menerbitkan produk LinkAja. Penyesuaian yang dimaksud di sini, antara lain, soal reorganisasi karyawan. Dikatakan Head of Corporate Secretary Group LinkAja, Reka Sadewo, penyesuaian dalam perusahaan bakal terus terjadi.

Meski demikian, dirinya tidak mengkonfirmasi soal jumlah karyawan yang terkena PHK akibat penyesuaian itu.

“Sebagai sebuah perusahaan startup yang terus berkembang pesat, LinkAja diharapkan terus bisa agile dan adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis untuk memastikan pertumbuhan perusahaan yang sehat, positif dan optimal,” ucapnya melalui pernyataan resmi, Rabu (25/5) lalu.

“Menjawab tantangan ini, memang akan ada beberapa perubahan signifikan yang akan dilakukan LinkAja, terutama berkaitan dengan fokus dan tujuan bisnis perusahaan.”

Melalui langkah yang diambil itu, kata Reka, akan berpengaruh terhadap beberapa aspek operasional perusahaan, termasuk reorganisasi sumber daya manusia atau karyawan.

“Penyesuaian organisasi SDM ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi SDM tersebut pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan saat ini,” paparnya.

Langkah itu, kata dia lagi, menjadi hal yang krusial untuk memastikan perusahaan bisa bertumbuh optimal serta ditopang oleh pilar SDM yang efisien dan sesuai dengan target perusahaan ke depannya

 

 

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

 

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU