28.4 C
Jakarta
Selasa, 17 September, 2024

Surplus Neraca Perdagangan April US$7,56 Miliar, BPS: Tertinggi Sepanjang Sejarah

JAKARTA, duniafintech.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan barang Indonesia pada bulan April 2022 kembali mengalami surplus, yaitu sebesar US$7,56 miliar.

Menurut Kepala BPS Margo Yuwono, surplus pada bulan April 2022 ini merupakan rekor surplus perdagangan terbaru, dan adalah surplus perdagangan dengan nilai terbesar sepanjang sejarah.

โ€œIni merupakan rekor baru dan ini tertinggi sepanjang sejarah. Sebelumnya, nilai surplus neraca perdagangan tertinggi sepanjang sejarah adalah pada Oktober 2021 yang pada waktu itu sebesar US$5,74 miliar,โ€ kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Selasa (17/5).

Baca juga: Yuk, Belajar dari 8 Buku Investasi Saham Terbaik Ini

Tak hanya mencetak rekor tertinggi, nilai surplus neraca perdagangan pada April 2022 ini juga merupakan surplus berturut-turut sejak 24 bulan terakhir.

Dia memaparkan, nilai ekspor barang pada April 2022 tercatat sebesar US$27,32 miliar atau naik 3,11% (mtm) dan secara tahunan naik 47,76% (yoy).

Sedangkan, nilai impor tercatat US$19,76 miliar atau turun 10,01% (mtm) meski secara tahunan masih naik 21,97% (yoy).

Dengan kondisi surplus tersebut, neraca perdagangan Indonesia dari awal tahun 2022 hingga April 2022 tercatat surplus US$16,89 miliar.

Adapun, komoditas penyumbang surplus terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati (HS15) dan bahan bakar mineral (HS27).

Baca juga: Jangan Sampai Salah! Inilah Cara Transfer Virtual Account Beda Bank

Margo bilang, surplus neraca perdagangan ini juga didorong oleh surplus dengan negara-negara mitra dagang Indonesia, dengan yang terbesar adalah surplus dengan Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina.

Surplus neraca perdagangan dengan AS pada April 2022 tercatat US$ 1,62 miliar dengan sumbangan surplus neraca perdagangan datang dari komoditas pakaian dan aksesoris rajutan (HS 61), diikuti dengan alas kaki (HS 64).

Sedangkan surplus dengan India tercatat US$1,53 miliar dan disumbang dengan surplus bahan bakar mineral (HS 27), diikuti dengan lemak dan minyak hewan (nabati) HS 15.

Surplus lainnya adalah dengan Filipina, yaitu sebesar US$ 977,9 juta danย  didorong oleh surplus bahan bakar mineral (HS 27) dan diikuti dengan kendaraan dan bagiannya (HS 87).

Baca juga: Denda Rp30 Juta Siap Mengintai Para Penunggak Iuran BPJS Kesehatan

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Rahmat Fitranto

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU