30.5 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Survei: Saham dan Reksa Digandrungi Gen Z dan Y, Emas Juara di Kategori Umum

JAKARTA, duniafintech.com – Katadata Insight Center (KIC) baru saja merilis hasil survei terbarunya terkait kecenderungan investasi yang dilakukan oleh generasi Y (milenial) dan generasi Z.

Dari survei tersebut terlihat bahwa mayoritas Gen Y dan Z memulai investasinya pada saham dan reksa dana dalam dua tahun terakhir. Survei tersebut dilakukan kepada 806 investor saham dan 613 investor reksa dana.

Berdasarkan survei itu ditemukan sebanyak 41,3% Generasi Millenial mengaku mulai membeli saham pada aatu atau dua tahun terakhir. Sedangkan Gen Z, terdapat 48,1% yang mengaku baru membelinya kurang dari satu tahun terakhir.

Investor saham dalam survei yang didominasi responden dari kelompok usia muda ini mengatakan mereka melakukan investasi setiap mendapat dana lebih (47,6%). Namun ada pula yang melakukannya rutin setiap bulan (27,2%) dan saat pasar sedang bagus (20,0%).

Manajer Riset Katadata Insight Center Vivi Zabkie mengatakan, survei KIC yang bekerjasama dengan Zigi.id dan Stockbit ini, menganalisis perilaku investor muda dalam berinvestasi dan persepsi mereka terhadap beragam jenis investasi tradisional maupun digital.

Survei menunjukkan bila proporsi investor saham yang memiliki jumlah investasi cukup besar, yakni lebih dari Rp50 juta, dan yang relatif kecil kurang dari Rp5 juta cenderung seimbang.

“Namun, laki-laki dan Gen X umumnya memiliki saham dengan jumlah besar (lebih dari Rp50 juta), sementara perempuan serta mereka yang berusia muda lebih banyak yang memiliki saham dengan jumlah kecil,” kata Vivi dalam konferensi pers virtual, Senin (6/12).

Adapun, saham perusahaan sektor finansial merupakan saham yang paling banyak dibeli para investor. Posisi berikutnya ditempati oleh sektor pertambangan dan consumer goods.

Fakta ini pun menunjukkan bahwa platform pembelian saham yang tumbuh beberapa tahun terakhir cenderung digunakan kelompok usia lebih muda dibanding platform yang sudah ada lebih lama.

Pada kelompok investor reksa dana, kelompok usia muda juga terlibat banyak membeli investasi ini dalam dua tahun terakhir. Perempuan dan Gen Z paling banyak masuk dalam kategori ini.

Dari sisi nominal investasi yang dimiliki, investor reksa dana pada survei ini juga tergolong investor baru. Ada 39% investor yang memiliki total investasi kurang dari Rp1 juta, lalu 26% lainnya memiliki investasi Rp1 juta hingga Rp5 juta.

Secara proporsi, perempuan dan Gen Z lebih banyak yang masuk kategori ini. Sementara Gen X & Y cukup banyak yang memiliki reksa dana dengan nilai lebih dari 50 juta rupiah.

Sementara jika dilihat dari jenis reksa dana, sebagian besar investor membeli reksadana pasar uang. Selanjutnya hampir separuhnya memilih reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham.

“Mayoritas responden atau 79,6% membeli reksa dana melalui aplikasi online, ada juga yang membeli lewat e-Wallet (15.8%) dan marketplace (14,7%),” ujar Vivi.

Emas Jadi Investasi Terfavorit

Selain secara khusus membedah perilaku investor muda yang membeli saham dan reksa dana, survei ini juga menggali kecenderungan investor dalam memilih investasi secara umum.

“Kami secara total mensurvei 1.939 responden yang berinvestasi dalam beragam bentuk, baik tradisional maupun modern seperti investasi digital,” ucap Vivi.

Secara umum, emas masih menjadi pilihan saat investasi. Termasuk dalam kelompok usia muda (Gen Y dan Gen Z).  Lebih 60% responden mengaku saat ini memiliki emas. Investasi tanah dan usaha menjadi pilihan berikutnya.

Sedang pada kelompok investasi digital, reksa dana dan saham yang paling banyak dipilih. Emas dipilih, umumnya karena dipersepsikan mudah dijual. Sedang jenis investasi digital karena faktor high return, kepraktisan dan modern.

“Pada variabel high risk, high return, praktis dan modern, investasi digital berada di Top 3. Sementara pada variabel mudah dijual/dicairkan/liquid, emas unggul di posisi tertinggi,” jelasnya.

Sementara itu, Head of Financial Education Stockbit & Bibit.id, Vivi Handoyo Lie mengakui bila investor baru cukup banyak muncul beberapa tahun belakangan ini. Ia mengatakan, ini terlihat dari pengguna platform mereka.

Untuk memastikan investor baru atau pemula ini dapat melakukan investasi dengan tepat dan aman, Stockbit berusaha membantu dengan menghadirkan Stockbit Academy.

Lewat fasilitas ini, kata dia, para pengguna dapat belajar saham dari nol, dengan dipandu oleh pengajar yang profesional.

“Supaya tidak terjebak investasi bodong atau caranya salah jadi terlalu berisiko. Agar visi masa depan lebih baik, kita menghadirkan bagaimana analisis dan membaca laporan keuangan, dengan bahasa yang mudah agar semua bisa mengerti,” katanya.

Survei investasi ini dilakukan pada 6-12 September 2021 kepada 1.939 responden. Responden investor saham sebanyak 514 adalah pengguna atau pengunjung Stockbit sehingga dalam sejumlah bagian tidak dilibatkan dalam analisis. Survei dilakukan secara online dengan kriteria responden investor berusia diatas 15 tahun.

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU