JAKARTA, duniafintech.com – Sebagai upaya menangani kebocoran data, Bank Indonesia sudah membangun layer cyber. Hal ini seperti diungkap oleh Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis kemarin (27/1).
Ia menyampaikan hal itu terkait adanya dugaan peretasan dan kebocoran data yang menimpa institusinya belum lama ini. Dalam hal ini, Perry memastikan bahwa yang diretas merupakan email atau surat elektronik yang berhubungan dengan proses kerja Bank Indonesia.
Dikatakannya, yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas BI, pembayaran, dan operasi keuangan pemerintah, berada di platform yang berbeda sehingga tidak terdampak peretasan.
“Sementara yang memang proses kerja ada hubungan dengan email dan sebagainya yang kemarin serangannya/ransom melalui email, tapi itu yang sudah kami atasi,” ucapnya, seperti dilangsir dari CNNIndonesia.com, Jumat (28/1).
Pihaknya juga sudah mengatasi gangguan ini dan telah memasang beberapa lapisan pengaman tambahan untuk menghindari peretasan serupa pada masa mendatang.
“Kami pastikan tidak ada gangguan pelaksanaan tugas bank sentral dan sudah kami bangun ke depan beberapa layer cyber-nya,” pungkas Perry.
Untuk diketahui, data Bank Indonesia ini diduga bocor pada Kamis (20/1) lalu. Data tersebut kabarnya hasil retasan kelompok peretas bernama geng ransomware Conti. Kabar peretasan ini pun diunggah oleh salah satu platform intelijen bernama Dark Tracer di Twitter pada Kamis (20/1) pagi.
Adapun akun Dark Tracer membagikan potongan tangkapan layar dari situs gelap geng ransomware Conti. Tampak tampilan file yang dinamai corp.bi.go.id. Di situ, tertera keterangan unggahan yang tertulis bahwa total data ini sebanyak 838 file sebesar 487,09 MB.
Terus bertambah
Dikutip dari Viva.co.id, jumlah perangkat komputer milik Bank Indonesia yang terkena Ransomware Conti ini masih terus bertambah. Hal itu sebagaimana diungkap oleh akun Twitter @darktracer_int melalui cuitannya berikut ini:
“Conti ransomware gang continues to upload Bank of Indonesia’s internal data. The first leak was 487MB of data but now it reaches 130GB. Compromised internal PCs were estimated at 16 initially, and now go up to 368.”
Menurut akun itu, bahwa Geng Ransomware Conti masih terus mengunggah data internal milik BI. Adapun data ini pertama kali diunggah pada Kamis, 20 Januari. Ukuran datanya semula 487MB dan kini naik hingga 130GB. Di samping itu, jumlah komputer yang semula terinfeksi berjumlah 16, tetapi kini bertambah menjadi 368 unit.
Bank Indonesia sebelumnya mengaku sudah menginformasikan perihal kebocoran data ini kepada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bahwa Ransomware Conti sudah menginfeksi 16 unit komputer di satu cabang mereka di Bengkulu.
Akan tetapi, kata Peneliti Keamanan Siber Alfons Tanujaya, ada cabang BI lain di lebih dari 20 kota di Indonesia yang juga terkena imbasnya. Dalam pandangannya, peretas atau hacker pasti telah melakukan komunikasi yang intens dengan korban untuk memonetisasi serta memaparkan berapa banyak data yang mereka punya.
“Transparansi dalam memberikan informasi data yang bocor akan menolong pemilik data terkait yang datanya dibocorkan sehingga bisa melakukan antisipasi dan tidak menjadi korban eksploitasi dari data yang bocor tersebut,” tuturnya.
Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama
Editor: Anju Mahendra