25.3 C
Jakarta
Minggu, 24 November, 2024

Target Otoritas Bursa Indonesia, Nilai Transaksi Harian 2025 Bakal Tercapai Rp13,6 Triliun?

JAKARTA, 24 Oktober 2024 – Otoritas Bursa Indonesia punya target baru. Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2025 telah resmi diumumkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada 2025 bisa menyentuh Rp13,6 triliun.

RKAT itu telah direstui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) kemarin.

Dalam RKAT itu, BEI menargetkan jumlah pencatatan efek pada tahun 2025 menjadi sebanyak 407 Efek yang terdiri atas pencatatan efek saham, emisi obligasi, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), dan Efek Beragun Aset (EBA), serta emisi Waran Terstruktur.

Target dari Otoritas Bursa Indonesia Sejalan dengan RNTH

Menurut Direktur Utama BEI Iman Rachman, penetapan tersebut juga sejalan dengan capaian RNTH tahun ini yang menyentuh Rp12,94 triliun.

Realisasi tersebut sudah mengalami kenaikan 20,43% dibandingkan akhir 2023, Rp10,75 triliun.

Capaian RNTH tahun ini juga telah menembus taret yang sebesar Rp12,25 triliun.

Pernyataan ini disampaikan Iman dalam dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2025.

“Rata-rata nilai transaksi harian pada tahun 2025 mencapai Rp13,5 triliun dengan jumlah hari bursa sebanyak 242 hari,” ujar Iman.

Target RNTH BEI, lanjut Iman, juga mempertimbangkan asumsi berdasarkan kondisi makro ekonomi, dengan tren penurunan inflasi dan suku bunga global, disertai adanya potensi peningkatan perusahaan tercatat dan juga jumlah investor pasar modal.

36 Emiten Baru Tercatat

Per 18 Oktober 2024, BEI telah mencatat sebanyak 36 emiten baru.

Dengan begitu, total perusahaan tercatat hingga saat ini sebanyak 938 perusahaan.

Perdagangan produk obligasi melalui SPPA, rata-rata transaksi hariannya mencapai Rp993 miliar atau tumbuh 44,7% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Namun, perdagangan produk non saham (Right, Warrant, Structured Warrant, KIK, dan Derivatif) tercatat hanya sebesar Rp3,75 triliun, turun dari sebelumnya yang sebesar Rp8,9 triliun.

Total jumlah investor di pasar modal mencapai 14,2 juta atau mengalami peningkatan lebih dari 2 juta investor baru atau naik sekitar 16%.

“Kami juga menargetkan di 2025 investor saham kembali meningkat 2 juta,” ujar Iman.

BEI Fokus pada Pengembangan

Menurut Iman, BEI akan berfokus dalam pengembangan sejumlah RK yang bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan, meningkatkan perlindungan investor, penyediaan layanan data yang sesuai kebutuhan pelanggan, hingga penyempurnaan teknologi yang digunakan oleh BEI.

Secara khusus terkait penyempurnaan teknologi, BEI sedang melaksanakan Pembaruan Sistem Perdagangan dan Sistem Terdampak yang bertujuan untuk menyediakan sistem perdagangan yang andal dan optimal untuk mengakomodasi pengembangan pasar modal secara berkesinambungan.

OJK Turut Lakukan Pembaruan

Otoritas BEI juga melakukan pembaruan Jakarta Automated Trading System (JATS) Next-G, dengan begitu sistem perdagangan mengalami peningkatan dari sisi kapasitas maksimal menjadi 170.000 order per detik.

Iman menambahkan bahwa BEI menargetkan adanya kenaikan kapasitas transaksi menjadi  90.000 order per detik di tahun 2030. Anggaran investasi bidang infrastruktur BEI juga disampaikan Iman mencapai Rp275 miliar tahun depan.

“Jadi pada pembaruan sistem perdagangan dan pengawasan atau PSPP, memang terjadi peningkatan kapasitas. Yang pertama adalah peningkatan kapasitas pada Judge MMA dari 7,5 juta menjadi 30 juta trade [perdagangan], dan dari 15 juta menjadi 120 juta order per hari,” jelas Iman.

Pembaruan juga berdampak pada throughput menjadi 50.000 order per second, atau lebih dari tiga kali lipat dari posisi saat ini.

“Yang terakhir ada tentu saja peningkatan implementasi perangkat core network dengan low latency teknologi di bursa untuk mengurangi latency dari 100 microsecond menjadi kurang dari 5 microsecond untuk mendukung penerimaan dan pengurusan order lebih cepat,” pungkas Iman.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU